wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Kamulah Saksi-saksi-Ku (Yesaya 43:10-12)

Bahan Khotbah

Ibadah Virtual

Ikatan Mahasiswa Kristen Sejarah (IMKRIS) Universitas Negeri Medan

Sabtu, 08 Mei 2021


Kamulah Saksi-saksi-Ku

Yesaya 43:10-12

Kamulah Saksi-saksi-Ku (Yesaya 43:10-12)


43:10 "Kamu inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.

43:11 Aku, Akulah TUHAN dan tidak ada juruselamat selain dari pada-Ku.

43:12 Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah.


Pengantar

    Apabila kita memperhatikan proses-proses penyidikan kejadian atau perkara, maka biasanya selalu dibutuhkan peran dari seseorang yang dianggap melihat, mengetahui bagaimana terjadinya suatu kejadian atau perkara. Itulah yang dinamakan dengan saksi. 

    Atau dalam kaitan kita sebagai mahasiswa sejarah, kita sendiri tahu bagaimana pentingnya sejarah dalam hidup kita. Sejarah bisa jadi pelajaran bagi kita untuk belajar dari masa lampau dan bagaimana kita hidup di masa kini atau masa yang akan datang. Dalam proses merekonstruksi berbagai cerita-cerita sejarah, selain dokumentasi dalam bentuk dokumen-dokumen, foto dan video, dibutuhkan juga keterangan-keterangan dari orang-orang yang kita anggap mengetahui peristiwa di masa lampau. Kedua contoh tadi memberikan kepada kita gambaran bahwa keberadaan saksi itu sangat penting. Ada banyak saksi, ada yang berperan sebagai saksi di depan masalah hukum dan ada juga saksi sejarah atau saksi yang lainnya. 

     Hal ini juga berlaku bagi kita, dalam kitab Yesaya 43:10 dikatakan “Kamu inilah saksi-saksi-Ku”. Menarik sekali ternyata dalam hubungan Allah dengan Israel, dengan kita, posisi kita juga ternyata adalah sebagai saksi. Saksi yang bagaimanakah yang dimaksudkan dalam hal ini? Lalu bagaimana kita bisa menjadi saksi? Kita akan semakin mendalaminya berdasarkan Yesaya 43:10-12.


Pembahasan
    Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Tuhan. Sejarah tentang pemilihan ini telah berlangsung sudah sejak lama, sejak Yakub diganti nama-Nya oleh Allah menjadi Israel. Kisah ini dapat kita lihat dalam Kejadian 35:10, lalu Allah berfirman lagi “Beranakcuculah dan bertambah banyak; satu bangsa, bahkan sekumpulan bangsa-bangsa, akan terjadi dari padamu dan raja-raja akan berasal dari padamu” (Kej. 35:11). Pada perjalanannya memang keturunan Israel semakin banyak dan menjadi sebuah bangsa yang besar.
    Namun dalam sejarah perjalanan mereka sebagai bangsa pilihan Tuhan tidak serta merta membuat mereka selalu berkenan di hadapan Tuhan. Dalam kenyataannya selalu ada jatuh bangun hubungan bangsa ini dengan Tuhan. Pada kenyataannya Israel sering sekali berkhianat kepada Tuhan dan menyembah ilah-ilah lain, sehingga Allah juga menghukum mereka dalam tindakan mereka itu. Salah satu hukuman yang paling berat itu adalah Pembuangan Babel. Pada tahun 721 SM Samaria, ibu kota Israel utara, jatuh ke tangan pasukan Asyur dan umatnya terpencar-pencar (1 Raj. 17). Banyak di antara mereka diangkut ke Asyur dan negara-negara lain. Kemudian pada tahun 587 SM Raja Nebukadnezar dari Babel merebut dan menghancurkan kota Yerusalem, dan dengan demikian kerajaan Yehuda juga berakhir (2 Raj. 25). Sebagian rakyat dibunuh, sebagian dibawa ke Babel sebagai tawanan perang, dan hanya yang paling miskin ditinggalkan di Yehuda. Dalam pembuangan seperti itu, semua orang Israel kehilangan kekayaan mereka. Para pembesar dibawa ke Asyur dan Babel sebagai tawanan dan terpaksa meninggalkan tanah milik mereka di Palestina, sedangkan harta milik yang lain tentu diambil oleh tentara yang menawan mereka.
     Meski demikian kasih sayang Allah kepada mereka tidaklah hilang. Justru tindakan itu adalah sebagai bentuk dari kasih sayang Allah kepada mereka, Allah mengizinkan hal itu terjadi untuk memberikan pelajaran kepada mereka agar mereka juga dapat menyadari kesalahan mereka dan semakin bergantung kepada Allah. Allah tidak membiarkan mereka menderita terus menerus, pada waktunya memang Allah akan membebaskan mereka dari semua penderitaan itu. Selama 70 tahun bangsa Israel hidup dalam pembuangan di negeri Babel, jauh dari Yerusalem, negeri mereka. Meskipun begitu, Allah tetap menyertai mereka dengan mengutus Nabi-Nya.
    Melalui nabi Yesaya Allah menyampaikan firman-Nya tentang pembebasan orang-orang Yahudi dari pembuangan, memberi kekuatan kepada mereka bagaimana melewatinya dan melampauinya hingga pada karya agung penebusan manusia oleh Yesus Kristus. Itulah yang dikisahkan dalam Yesaya 43. 

Ayat 1-7
Disampaikan janji-janji berharga yang diberikan kepada umat Allah dalam penderitaan mereka, kehardiran Allah bersama-sama dengan mereka, bagaimana Allah menopang mereka dalam penderitaan itu dan bagaimana Allah melepaskan mereka darinya.

Ayat 8-13
Bercerita tentang tantangan yang harus dihadapi bangsa Israel bagaimana mereka menghadapi berhala-berhala dan bersaing dengan kemahatahuan dan kemahakuasaan Allah.

Ayat 14-21
Berisi dorongan yang diberikan kepada Israel agar mereka berharap pembebasan dari Babel dengan mempertimbangkan apa yang sudah dilakukan oleh Allah terhadap leluhur mereka ketika Allah membawa mereka keluar dari Mesir.

Ayat 22-28
Berisi tentang cara yang dipakai untuk mempersiapkan umat Allah bagi pembebasan mereka, dengan memberi peringatan kepada mereka terhadap dosa-dosa mereka yang menyulut murka Allah sehingga mereka harus dibuang dan membuat mereka terus berada di sana. Cara ini dilakukan agar mereka bertobat dan mencari Allah agar mereka beroleh belas kasihan dari Allah yang mengampuni.

     Pada kali ini kita akan fokus pada ayat 10-12 yang mana ketika Israel menghadapi tantangan bagaimana mereka menghadapi berhala-berhala dan bersaing dengan kemahatahuan dan kemahakuasaan Allah. Dalam konteks itulah mereka dikatakan "Kamu inilah saksi-saksi-Ku ... ".
Allah menantang para penyembah berhala untuk menujukkan bukti-bukti dari kepalsuan ilah-ilah mereka, bahkan penentangan itu berhubungan dengan penebusan Israel dari Babel. Melalui hal ini, bangsa Israel diperlengkapi oleh Allah, membuktikan bahwa Allah adalah Allah mereka yang benar, Allah yang hidup dan hanya Dialah Allah.

43:10 "Kamu inilah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan hamba-Ku yang telah Kupilih, supaya kamu tahu dan percaya kepada-Ku dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi.
    Dalam hal ini dikatakan bahwa "Kamu inilah saksi-saksi-Ku," saksi-saksi Allah dipanggil untuk bersaksi, dipanggil untuk tampil dan memberikan bukti kepada Allah. Allah memanggil orang-orang Israel, bahwa merekalah saksi Allah, hamba Allah, pilihan Allah. Ketika Allah memilih Israel sebagai bangsa-Nya, saksi-saksi-Nya, maka tanggung jawab itu sangat besar, seperti dikatakan dalam Yesaya 42:1 “Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.” Hamba-Ku, orang pilihan-Ku, tanggung jawab yang sangat besar. 
    Berbicara tentang hamba, orang pilihan sangat menarik. Apabila kita memperhatikan proses pemilihan Allah, kepada manusia yang selalu memiliki tujuan yang khusus, seperti nabi yang dipilih untuk bersaksi tentang kedatangan Kristus, bahkan Yesus sendiri pun, dalam tindakan-Nya adalah sebagai saksi-saksi Allah.
     Seseorang dapat dikatakan sebagai saksi hanya jika orang itu melihat atau mengetahui sendiri suatu peristiwa (kejadian) atau tentang sesuatu. Dalam hal ini umat Allah dikatakan sebagai saksi bagi Allah, saksi-saksi yang dapat mempersaksikan di hadapan banyak orang, berdasarkan apa yang mereka ketahui dan alami sendiri tentang kuasa dan anugerah Allah, bagaimana penghiburan-penghiburan Allah kepada Israel saat mereka berada dalam pembuangan, kelembutan pemeliharaan Allah dan pemenuhan Allah atas janji-janji-Nya. Jadi mereka (Israel) dan kita hanya bisa menjadi saksi apabila kita sudah bisa merasakan sendiri bagaimana kuasa dan anugerah Allah itu, kebaikan Allah kepada kita, mustahil sekali kita menjadi saksi Allah, namun kita tidak tahu apa yang telah Allah lakukan dalam hidup kita, rasanya itu tidak wajar. Kita hanya akan jadi pembawa berita-berita bohong atau hoax. Karena itu coba resapi lagi, sadari apa yang telah Allah perbuat dalam hidup kita, apa yang sudah kita terima dari Allah, bagaimana kasih sayang-Nya memelihara kehidupan kita, itu sangat penting. Ketika kita sudah merasakannya, maka kita akan dapat berkata, betapa baiknya hidup bersama Tuhan, betapa baiknya Dia, betapa dalam-Nya kasih sayang-Nya. Kita harus lebih mengenal-Nya dari pada orang lain. Sehingga kita bisa tampil terdepan untuk bersaksi tentang Tuhan bahwa Dia penuh dengan rahmat dan tidak satu pun perkataan-Nya yang sia-sia.

43:12 Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah. 
    Dalam ayat 12 ini disebutkan apa yang menjadi tanggung jawab dari saksi-saksi itu, tanggung jawab Israel dan tanggung jawab kita, tanggung jawab orang-orang yang dipanggil menjadi saksi-saksi, apa yang harus dibuktikan oleh saksi-saksi Allah. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah. Dalam terjemahan BIMK “Aku telah memberitahukannya kepadamu, Akulah yang menyelamatkan kamu, dan bukan ilah asing yang ada di antaramu; kamulah yang menjadi saksi-saksi-Ku. Dan Aku, Aku ini Allah” Allah sendiri memberi tahu kepada saksi-saksi-Nya bahwa tugas mereka adalah untuk mempersaksikan bahwa Allah adalah TUHAN (ay. 11). Dalam hal ini menarik untuk kita ingat lagi kawan-kawan sebelum kita mempersaksikan bahwa Allah itu adalah TUHAN, harusnya diri kita sendiri juga sudah mengakui dan menerima dalam diri kita bahwa Allah adalah TUHAN dan harus siap bersaksi mengenai apa yang kita ketahui tentang Dia kepada orang lain agar orang lain juga dapat diajak untuk menerima dan mengakui bahwa Allah adalah TUHAN. Karena itu lah sama seperti yang telah dikatakan tadi bahwa pengenalan kita akan Tuhan harus dalam dan  harus luas, akan kurang pas kalau misalnya kita bertemu seseorang dan kita mau bersaksi tentang Kristus, padahal orang yang kita jumpai sudah lebih tahu dari kita. Jadi sebelum kita bersaksi, maka, kita harus kenal dengan baik apa yang kita mau saksikan, kita harus mengenal Allah kita dengan baik. Caranya sebenarnya sudah disampaikan dalam ayat ini dalam ayat 12 sudah dikatakan bahwa “Akulah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan, dan bukannya allah asing yang ada di antaramu. Kamulah saksi-saksi-Ku," demikianlah firman TUHAN, "dan Akulah Allah.” Artinya Allah sendiri yang memperkenalkan diri-Nya kepada manusia, Ia menunjukkan bahwa Ia adalah Allah yang memberitahukan, menyelamatkan dan mengabarkan dan semua itu telah kita lihat bagaimana karya-karya Allah seperti tertulis dalam kitab suci. Segala yang dilakukan oleh Tuhan dalam karya penyelamatan-Nya telah jelas tertulis dalam kitab suci (Alkitab), karena itu sebenarnya kita sebagai saksi-saksi juga harus dekat dan kenal baik dengan Alkitab, gak bisa kita bersaksi kalau kita pun malas mendalami karya penyelamatan Tuhan seperti yang telah dikisahkan dalam Alkitab. Jadi harus kita kenal dengan baik, itu kuncinya.
    Sebagai inti dari yang disaksikan itu “Allah adalah TUHAN” dapat kita lihat bahwa Dia adalah satu-satunya Allah yang benar. Ia sudah ada sebelum dunia ini dijadikan, Ia juga dalam keberadaannya tidak dipenuhi hanya oleh karena dipenuhi kebutuhannya oleh para pengikut-pengikut-Nya seperti ilah-ilah lain bahkan sebelum ada hari, sejak dari kekekalan ia telah ada. Kalau berhala-berhala itu hanyalah buatan manusia, rekayasa pikiran manusia, kalau dalam istilah sekarang, ilah-ilah itu baru ada kemarin sore nya itu, allah yang baru muncul (Ul. 32:17). Sebelum Allah tidak ada allah lain dan sesudah-Nya pun tidak akan ada lagi. Kalau allah-allah, dewa-dewa yang mereka hadapi itu pada hakikatnya bukanlah Allah (Gal. 4:8). Allah adalah Allah yang penuh dengan karya, tidak ada Juruselamat selain Dia (ayat 11).

Penutup
    Tantangan Israel kala itu adalah keberadaan Allah diperhadapkan dengan allah-allah bangsa kafir, yang bersaing melawan Dia. Sehingga menjadi tantangan bagi Israel dalam keadaan yang seperti itu, bagaimanakah Israel dapat menjadi saksi-saksi Allah untuk memberitakan dan mempersaksikan bahwa hanya Allah lah satu-satunya Allah. Tentu kesaksian mereka itu harus didasarkan kepada apa yang telah Allah perbuat bagi kehidupan mereka, sebagai perbandingan dengan ilah-ilah lain yang walau sebenarnya tidak sejajar kalau Allah dibandingkan dengan ilah-ilah lain yang baru lahir kemarin sore.
    Bagaimana dengan kita? Memang tantangan kita tidak lagi seperti tantangan yang dihadapi oleh bangsa Israel, namun kita punya banyak tantangan sekarang yang seolah-olah dapat menggantikan eksistensi dari Allah dalam kehidupan kita. Sekarang tantangannya adalah dunia ini, diri kita sendiri dan segala godaan-godaan dunia ini. Mengapa itu menjadi tantangan?
    Dunia ini apabila kita lihat, banyak sekarang aktivitas, kegiatan dan godaan-godaan kesibukan-kesibukan dunia ini yang bahkan sudah seperti agama, yang dapat membuat kita lupa kepada Tuhan, itu sama saja dengan meniadakan Allah dari kehidupan kita. Karena itu lah kita harus berusaha untuk melawan tantangan itu, bagaimana di tengah dunia yang penuh dengan godaan ini kita sanggup berkata, hanya Allah lah Tuhan, itu menjadi tugas kita sebagai saksi saat ini.
     Diri kita sendiri juga menjadi tantangan bagi kita, masih dapat kah kita dengan konsisten menyadari bahwa diri kita ini adalah saksi-saksi Allah? Atau bahkan kita sudah menjadi lupa atau menganggap bahwa tugas itu hanyalah tugas dari pendeta, sintua, petugas gereja dan lain sebagainya. Tugas mereka hanyalah memperlengkapi, justru kita sendiri lah saksi-saksi itu. Apakah kita masih dapat berlaku dan berbuat seperti seorang saksi Tuhan? Caranya bagaimana? Melalui kehidupan kita, kehidupan kita lah yang dilihat diamati dan disaksikan oleh orang lain. Jika apa yang kita lakukan jauh dari sebagaimana seharusnya seorang saksi, maka akan buruk lah citra saksi itu, bahkan Tuhan kita dihadapan orang lain.
    Jadi tugas saksi itu sekarang jatuh kepada kita, pergumulannya kembali kepada kita bersama. Selamat menjalani hidup sebagai saksi-saksi Tuhan. Selamat bersaksi. Amin.

Silakan tonton videonya di bawah ini:




Posting Komentar

Posting Komentar