Bahan Khotbah
Ibadah Pagi Kantor Pusat HKI
Rabu, 9 Maret 2022
Menghidupi Perintah Allah
(Ulangan 5:18)
Nas
Jangan berzinah.
Pendahuluan
Tema firman Tuhan pada hari ini adalah “Menghidupi Perintah Allah”. Bapak/ibu saudara-saudara, firman Tuhan ini telah sering kita dengarkan dalam hampir setiap peribadahan Minggu. Meski demikian bukan berarti kita menjadi sepele terhadapnya, namun perintah itu disampaikan secara berulang adalah dengan maksud agar kita mematuhinya.
Perintah ini sangat singkat sekali, hanya terdiri dari dua kata, “Jangan berzinah”. Berzinah dalam hal ini adalah melakukan hubungan seksual di luar pernikahan, terutama bagi orang yang sudah menikah. Saya tidak atau belum mengetahui secara pasti apakah perintah ini sering dilanggar oleh orang yang sudah menikah. Namun beberapa kali saya mendengar ada beberapa orang yang melanggarnya. Dalam istilah sekarang ini lebih dikenal dengan selingkuh, mardua holong, pelakor (perebut laki orang lain) dan lain sebagainya.
Pembahasan
Hal yang paling mendasar dari perintah ini adalah ‘kesetiaan’. Sebab perintah ini terutama ditujukan bagi orang yang sudah menikah agar setia dengan pasangannya, menghargai relasi pernikahan, menghargai janji pernikahan antara satu dengan yang lainnya di hadapan Tuhan.
Dalam sebuah pernikahan dijalin sebuah perjanjian antara laki-laki dan perempuan. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan harus menepati janji dan menjadi orang-orang yang setia. Tidak boleh mengingini orang lain selain dari pasangan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Harus dihidupi di dalam diri bahwa 'aku ada untuk dia dan dia ada untukku'. Haruslah berlaku setia di hadapan Tuhan.
Perintah ini merupakan bagian dari sepuluh perintah Tuhan yang diulangi seperti dalam Keluaran 20 ketika bangsa Israel keluar dari Mesir dan sedang menuju Tanah Perjanjian. Perintah jangan berzinah ini merupakan bagian dari lima perintah yang dihubungkan, jangan berzinah, jangan mencuri dan seterusnya yang menyiratkan kepada kita bahwa perintah ini berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Hal ini mengingatkan bangsa Israel, mengingatkan kita sebagai umat Allah agar menghormati perintah Allah di dalam kehidupan kita.
Bapak/ibu dan saudara-saudara. Umat Allah adalah milik Allah. Wujud nyata dari hal ini harus nampak dalam keintiman hubungan antara Allah dengan umat-Nya. Itulah maksud Allah memberikan hukumnya, agar umat-Nya dekat dengan Allah.
Penutup
Dahulu perintah ini diberikan sewaktu umat Israel keluar dari tanah Mesir (Keluaran 20) namun mereka tidak menaatinya. Empat puluh tahun setelah mereka mengembara dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian, setelah generasi lama (pembangkang) punah dan generasi baru akan memasuki Tanah Perjanjian, Musa kembali mengulangi menyampaikan Hukum-hukum Allah.
Sebagai orang-orang yang akan meneruskan penggenapan Janji Allah, sebagaimana dikatakan dalam penjelasan sebelumnya bahwa umat Tuhan harus hidup menurut kaidah dan aturan Tuhan. Molo tadok dirinta siihuthon Debata ndang boi dos dirinta, ulaonta nang parangenta songon halak na so siihuthon Debata. Ketika Hukum Tuhan berkata jangan berzinah, jangan mencuri, dst. demikian lah harusnya kita perbuat. Tetap semangat untuk menghidupi perintah Allah. Amin. (tps)
1 komentar