wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Renungan Harian - Senin, 02 Januari 2023 - ALLAH Mencukupkan - Matius 4:4

02 Januari 2023 - Renungan Harian - ALLAH Mencukupkan - Matius 4 ayat 4

Bacaan: 

Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." 

- Matius 4:4 

Hari ini kita memasuki hari kedua di tahun 2023. Masih ada 363 hari lagi yang akan kita lalui ke depannya. Apabila dibayang-bayangkan bagaimana kelak kita akan menjalaninya ke depan tentu saja dalam pikiran kita akan terbayang beragam kesulitan yang akan kita hadapi. Hal itu bisa saja membuat kita takut untuk menghadapinya. Bagaimana ke depan kebutuhan-kebutuhan yang kita butuh kan dapat terpenuhi? Bagaimana kehidupan kita secara ekonomi dapat terpenuhi di tengah meningkatnya kebutuhan hidup? Serta masih banyak lagi hal-hal yang mungkin bisa saja menambah ketakutan kita menjalani kehidupan di hari-hari yang akan datang. Mungkin kita juga khawatir bagaimana kebutuhan-kebutuhan di dalam kehidupan kita dapat terpenuhi. 

Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) biasanya selalu diajarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan pokok yang diklasifikasikan menjadi tiga bagian berdasarkan tingkat kepentingannya. Ada kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Berdasarkan teori tersebut, kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh manusia adalah kebutuhan primer yang terdiri dari pangan, sandang dan papan (tempat tinggal). Kita juga sangat setuju dengan hal ini, sebab kita pasti akan makan, idealnya tiga kali sehari untuk melanjutkan kehidupan kita. Kita semua juga mengetahui bahwa jika kita tidak makan, maka pastilah kita akan mati. Jadi, pakan itu begitu penting di dalam kehidupan kita. 

Tetapi dalam Matius 4:4, ketika Yesus berada di padang gurun saat Ia berpuasa selama empat puluh hari, iblis mencobainya ketika Yesus lapar (ayat 2). Iblis menggoda Yesus dengan menganjurkan kepada Yesus agar mengubah batu menjadi roti (ayat 3). Tentu dapat kita bayangkan betapa hebat lapar yang dirasakan oleh Yesus, sebab Ia telah berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam. Mungkin saja jika kita berada dalam posisi tersebut, maka kita pasti akan tergoda godaan iblis tersebut. Sebenarnya bukan tidak mungkin Yesus dapat melakukan hal itu. Yesus bisa saja meminta kepada Bapa, jika Ia menginginkannya. Namun justru sebaliknya Yesus tidak melakukannya. 

Yesus kemudian mengutip apa yang tertulis dalam Ulangan 8:3 yang menjelaskan mengapa ALLAH membiarkan umat-Nya berada merasakan lapar dan memberi mereka makan Manna, agar mereka mengerti bahwa mereka hidup bukan dari roti saja tetapi hidup dari segala yang diucapkan oleh Tuhan. Dalam keadaan lapar tentu pikiran dan emosi kita juga akan sangat dipengaruhi. Banyak orang tidak dapat berpikir tenang ketika ia masih merasa lapar. Sama halnya dengan kebutuhan yang lain yang begitu mendesak untuk dipenuhi, tapi kita tidak memiliki cara untuk memenuhinya. Ketika merasa lapar dan tidak memiliki makanan, karena didorong oleh rasa lapar, membuat manusia mencuri dan mengambil milik orang lain. Ketika kita membutuhkan sesuatu yang sangat mendesak, namun kita tidak memiliki cara untuk memenuhinya, banyak orang yang dengan segala cara melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, seperti korupsi misalnya dan masih banyak lagi. Dalam keadaan-keadaan yang begitu mendesak tersebut, sama seperti ketika Yesus merasa sangat lapar, di situlah iblis berusaha untuk menggoda kita untuk jatuh kepada pencobaan dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Keragu-raguan akan muncul dan membuat kita bertanya-tanya adakah TUHAN peduli dengan kehidupanku? Mengapa Ia membiarkanku menderita seperti ini? 

Sampai saya menuliskan renungan ini, saya masih bergumul apakah makna sesungguhnya dari firman TUHAN ini. Namun ketika saya merenungkannya, saya dapat memahami di tengah berkembangnya kehidupan manusia di zaman sekarang ini, di tengah meningkatnya kebutuhan hidup manusia, di tengah sulitnya cara untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh manusia, banyak orang yang dengan berbagai cara melakukan apa yang bertentangan dengan kehendak TUHAN. Banyak orang di tengah kesulitannya yang langsung mengandalkan pemikirannya dan cara-cara duniawi untuk menyelesaikan persoalan dalam kehidupannya. Kita diingatkan bahwa manusia bukan hidup dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Ia sendiri berkata bahwa, Ia mencukupi kebutuhan umat-Nya dan sama sekali tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia (lih. Mazmur 34:11). Dalam Filipi 4:6 juga disebutkan, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Inilah firman TUHAN yang menjamin kehidupan kita bahwa ALLAH akan mencukupkan apa yang kita perlukan. Firman TUHAN ini jauh lebih penting ketimbang roti, makanan dan lain sebagainya. Jika TUHAN sudah berkata demikian, yakin dan percayalah bahwa TUHAN mampu mencukupkannya pada kita. 

Barangkali kita saat ini kita sedang merasa kelaparan, ada juga yang sedang berada dalam kesulitan ekonomi, serta ada yang takut kelak bagaimana ia dapat memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga dan yang lain. Ingatlah seperti yang tertulis dalam Ulangan 8:3, kadang kala ALLAH membiarkan kita merasakan lapar agar kita mengerti bahwa ada hal yang lebih penting dari sekadar makanan, yaitu firman TUHAN. Dalam firman TUHAN sudah sangat jelas disampaikan bahwa Ia akan mencukupkan segala kebutuhan kita. Yakinlah bahwa ALLAH tidak akan membiarkan kita dan meninggalkan kita (lih. Ulangan 31:8). Percayalah bahwa TUHAN akan selalu bersama dengan kita. Jangan pernah takut dalam menjalani kehidupan kita. Berpeganglah selalu pada firman TUHAN maka Ia akan memberikan serta mencukupkan kebutuhan-kebutuhan di dalam kehidupan kita. 

Selamat menjalani kehidupan. 

Doa: 

Ya Tuhan, Sang Pemelihara Kehidupan, tolonglah kami di dalam kehidupan kami. Yakinkan kami agar selalu percaya bahwa Engkau akan mencukupkan segala kebutuhan-kebutuhan di dalam kehidupan kami. Amin. 

Penulis: Vic. Pdt. Timothy P. Saragi 

Posting Komentar

Posting Komentar