wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Renungan Harian - Jumat, 06 Januari 2023 - Jangan Mencobai Allahmu - Lukas 4:12

 JANGAN MENCOBAI ALLAHMU 

Renungan Harian - Jumat, 06 Januari 2023 - Jangan Mencobai Allahmu - Lukas 4:12

Bacaan: 

Yesus menjawabnya, kata-Nya: "Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!" 
Lukas 4:12 

2 Maret 2020 pasien pertama terinfeksi Virus Corona diumumkan. Sejak saat itu, Virus Corona dengan cepat menyebar ke seluruh Indonesia. Hal ini diakibatkan oleh penyebarannya yang sangat cepat. Dampak yang diakibatkannya juga sangat berbahaya, bahkan sampai kehilangan nyawa. Kita telah kehilangan banyak orang-orang yang kita sayangi akibat Virus Corona. Karena penyebarannya yang sangat cepat serta mematikan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menekan laju penyebaran virus tersebut. Pemerintah menerapkan berbagai kebijakan seperti, vaksinasi, wajib mencuci tangan, memakai masker, serta mengurangi mobilitas. Akibat kebijakan ini, segala aktivitas di luar rumah sangat dibatasi yang berdampak juga bagi kehidupan beragama. Di mana-mana diterapkan untuk sementara waktu agar tidak beribadah di rumah ibadah (gereja), pekerjaan pun banyak yang dilakukan dari rumah (work from home). Kegiatan yang dilakukan secara offline perlahan berpindah menjadi online. Dampak ini berlangsung selama kurang lebih dua tahun, bahkan hingga saat ini. 

Hingga saat ini, laju penyebaran Virus Corona sudah semakin menurun, bahkan cenderung terkendali. Hingga akhirnya pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan penggunaan masker di luar ruangan. Kebijakan ini ditegaskan oleh Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Selasa, 17 Mei 2022. Namun bukan berarti Virus Corona telah usai, masih tetap ada, hanya saja statusnya sudah terkendali. Itu berarti masyarakat Indonesia masih perlu menjaga diri agar tidak tertular Virus Corona. Saat ini, berdasarkan data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19, update 4 Januari 2023, masih ada 8893 kasus aktif di seluruh Indonesia.* Pemerintah kini tengah mempersiapkan skenario menuju endemi. Dalam bahasa yang lain dapat dikatakan “hidup berdampingan dengan Covid-19”. 

Selama Pandemi Covid-19 ini melanda negara kita ada satu sikap yang mengganggu menurut pemahaman saya dan itu datang dari Orang Kristen sendiri. Ketika ibadah di gereja ditiadakan akibat kebijakan pemerintah yang membatasi aktivitas masyarakat, banyak orang berkata " ... sebenarnya ibadah di gereja tidak usah ditiadakan, karena kita kan memuji Tuhan, beribadah, pasti Tuhan akan menjauhkan Covid-19 itu dari kita. Ketika pemerintah dengan tegas menganjurkan agar memakai masker, lagi-lagi banyak orang yang mengatakan “ ... untuk apa memakai masker, kita kan orang beriman, pasti Tuhan akan menjaga kita.” Ada juga orang-orang yang menyebarkan isu bahwa Covid-19 itu tidak ada, menurut mereka skenario Covid-19 ini hanyalah trik dari seseorang atau perusahaan tertentu yang memproduksi vaksin untuk mengeruk keuntungan melalui penjualan vaksin yang mereka produksi. Padahal banyak orang sudah kehilangan nyawa akibat virus tersebut. Yang paling memprihatinkan, isu-isu dan pandangan-pandangan yang kurang baik itu berasal juga dari tokoh-tokoh agama maupun masyarakat, sehingga membuat masyarakat semakin tidak nyaman dan pesimis. Tapi, syukurlah kepada Tuhan, atas perkenanan-Nya Covid-19 boleh semakin membaik hingga saat ini. 

Perkataan-perkataan dan isu-isu seperti yang sudah disebutkan tadi, bisa dikategorikan kepada tindakan mencobai Tuhan Allah. Mengapa? Memang benar kita adalah orang yang beriman kepada Tuhan dan Tuhan juga berjanji akan memberikan keselamatan kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya. Namun jangan sampai mencobai Tuhan. Sama halnya seperti ketika Yesus berada dalam pencobaan di padang gurun. Iblis mencobai Yesus dengan menyuruhnya untuk menjatuhkan diri ke bawah serta mengutip firman Tuhan dari Kitab Mazmur 91:11-12 yang berbunyi “sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu.” Kutipan nas ini merupakan Mazmur yang bertemakan keyakinan orang yang duduk dalam lindungan Allah. Allah sendiri memang telah berkata bahwa segala jalan Tuhan adalah kasih setia dan kebenaran bagi orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan peringatan-peringatan-Nya (Mazmur 25:10) serta rancangan-rancangan-Nya adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan (lih. Yeremia 29:11). Tapi bukan berarti kita jadi sembrono dan bebas melakukan apa saja, yang barangkali bisa membuat kita celaka, dengan berpikiran bahwa Tuhan akan menjaga kita. Karena tindakan tersebut merupakan tindakan yang mencobai Allah. 

Yesus dengan bijaksana merespons godaan dari Iblis tersebut. Yesus berkata, jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu! Mengapa Yesus berkata demikian? Mengapa tidak boleh mencobai Tuhan Allah? Jawaban Yesus ini merupakan kutipan dari Kitab Ulangan 6:16 yang mengingatkan kembali kepada Bangsa Israel agar dengan sungguh-sungguh mengasihi Allah dan berpegang kepada perintah-Nya. Umat itu sangat penting untuk diingatkan akan kesetiaan mereka kepada Tuhan agar mereka tidak menyimpang. Salah satu wujud dari kesetiaan kepada Tuhan adalah agar orang yang mempercayai-Nya, jangan mencobai Tuhan Allah mereka, bahkan diberikan referensi, sebagaimana pendahulu mereka mencobai Tuhan ketika di Masa. Hal ini merupakan sesuatu yang menarik agar kita lebih memahami mengapa kita tidak boleh mencobai Tuhan serta mengingatkan kita agar dalam memahami firman Tuhan tidak boleh setengah-setengah. 

Masa merupakan tempat di mana Orang Israel bertengkar dan mencobai Tuhan. Mereka bertengkar karena ketika mereka berkemah di Rafidim dan di sana tidak ada air untuk di minum. Padahal mereka telah berjalan dari Padang Gurun Sin, ke tempat persinggahan dan ke tempat persinggahan lainnya hingga tiba di Rafidim. Tentu saja mereka sangat haus, apalagi dengan iklim yang sangat panas dan di tengah padang gurun. Karena mereka begitu membutuhkan air, mereka bertengkar dengan Musa. Mereka bersungut-sungut dan seperti biasa mereka mengeluhkan, mengapa Musa membawa mereka keluar dari Mesir. Mereka menuding Musa hendak membunuh mereka secara perlahan karena kehausan. 

Mereka bahkan meragukan keberadaan Tuhan. Mereka bertanya-tanya adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak? Padahal selama ini Tuhan selalu bersama mereka dalam perjalanan, bahkan membantu mereka dalam berbagai kesulitan. Sejak dari awal, mereka telah ada dalam rancangan Tuhan, mereka sudah ada dalam rancangan keselamatan Tuhan. Oleh sebab itulah Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan Mesir. Tentu, karena mereka sudah ada dalam rancangan tangan Tuhan, maka pasti Tuhan akan memikirkan segala sesuatu apa yang mereka butuhkan, pasti Tuhan cukupkan. Mereka hanya perlu menaruh percaya dan berpegang teguh kepada Tuhan. Jika diibaratkan dengan kasih sayang seorang orang tua kepada anaknya, pasti orang tua akan berjuang keras untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya, bagaimana mereka makan, sekolah, biaya kehidupan, pasti dipikirkan dan dicukupi oleh orang tua. Bahkan tidak jarang, seorang anak hanya menerima dari orang tua. Jadi mengapa harus takut dan bersungut-sungut? 

Kita semua ada dalam rancangan tangan Tuhan bapak/ibu. Bahkan sejak kita berada dalam kandungan, kita ada dalam rancangan tangan TUHAN. Dialah yang membentuk buah pinggang kita, menenun kita dalam kandungan ibu kita (lih. Mazmur 139:13-16). Dia sudah mengenal kita sejak kita ada dan akan memenuhi segala keperluan kita (lih. Filipi 4:19). 

Sering sekali dalam kehidupan kita ini ketika kita diperhadapkan dengan tantangan, persoalan dan kesulitan, kita merasa gusar dan bimbang. Mengapa Tuhan membiarkan kami menderita seperti ini? Mengapa penderitaan ini begitu berat? Kapankah persoalan ini akan usai? Betulkah Tuhan ada di antara kami? Kalau Ia ada, mengapa ini terjadi? Tanpa kita sadari, kita telah mencobai Tuhan, Allah kita. 

Menarik, apa yang disebutkan dalam Ulangan 6:16, "janganlah kamu mencobai Tuhan, Allahmu," lalu diteruskan di ayat 17, “haruslah kamu berpegang pada perintah, peringatan dan ketetapan Tuhan, Allahmu.” 

Sebagai orang yang percaya kepada-Nya, kita diharuskan untuk berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya. Ketika Tuhan berkata, jangan takut, jangan bimbang, jangan khawatir, maka peganglah itu, Ia pasti akan mencukupkan segala sesuatu untuk kita. 

Lalu apa dong tugas kita? Masakan hanya diam saja dan menunggu dari Tuhan? Di ayat 18 dikatakan, “ ... haruslah engkau melakukan apa yang benar dan baik di mata TUHAN, supaya baik keadaanmu ... “. Ini menjadi peringatan yang sangat penting. Kita diminta agar melakukan apa yang baik dan benar. Artinya, ketika datang pergumulan dan persoalan hidup, janganlah kita langsung mengeluh, bersungut-sungut seperti Bangsa Israel, tapi lakukanlah yang baik, lakukan hal positif yang bisa kita lakukan untuk menghadapi persoalan itu, minta kepada Tuhan agar menguatkan dan memampukan kita untuk melewatinya, yakinlah seperti firman Tuhan berkata, keadaan kita akan baik jika berbuat demikian. 

Pada bagian pengantar saya menyebutkan salah satu tindakan yang mencobai Tuhan selama masa pandemi Covid-19, dengan berkata untuk apa kita menggunakan masker, untuk apa kita jaga jarak, Tuhan pasti akan menjaga kita, dan sebagainya. Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan tadi, sikap demikian adalah tindakan yang tidak baik, jika kita melakukan yang tidak baik, maka hidup kita juga akan menjadi tidak baik. 

Akhirnya, mari kita ingat bapak ibu, jangan mencobai Tuhan, Allahmu. Ketika cobaan datang menerpa hidupmu, jangan takut, jangan gusar, percayalah kepada Tuhan ia akan mencukupkan apa yang kita perlukan. Jangan pula berkata dan berperilaku mencoba-coba melakukan yang tidak baik dengan dalih Tuhan akan menyelamatkan, dan sebagainya. Lakukanlah apa yang baik, maka hidup kita juga akan menjadi baik. Tuhan memberkati. Amin. 

Selamat menjalani kehidupan. 

Doa: 
Ya Tuhan, Sang Pemelihara Kehidupan, terima kasih atas segala pertolongan-Mu di dalam hidup kami. Ajari kami senantiasa agar tidak berperilaku bimbang dan mencobai Tuhan, Allah kami, sehingga kami akan selalu percaya dan berpegang teguh pada-Mu. Amin. 

Penulis: Vic. Pdt. Timothy P. Saragi 

* Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Informasi terbaru seputar penanganan COVID-19 di Indonesia oleh Pemerintah. 4 Januari 2023. https://covid19.go.id/artikel/2023/01/04/situasi-covid-19-di-indonesia-update-4-januari-2023# (diakses Januari 4, 2023).
Posting Komentar

Posting Komentar