wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Renungan Harian - Senin, 16 Januari 2023 - Bermegah dalam Tuhan - Yeremia 9:23

 BERMEGAH DALAM TUHAN 

Renungan Harian - Senin, 16 Januari 2023 - Bermegah dalam Tuhan - Yeremia 9:23

Bacaan: 

Beginilah firman TUHAN: Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya.
- Yeremia 9:23

Semua manusia ingin menjadi bijaksana, kuat dan kaya. Dengan upaya dan kerja keras semua itu pasti dapat diperoleh. Tidak sedikit orang yang dengan semangat mengejar kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan bisa memperolehnya. Namun tidak banyak orang yang bijaksana, kuat dan kaya yang tetap rendah hati, sebaliknya banyak orang ketika sudah memiliki kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan, jadi berbangga diri dan cenderung sombong. Merasa lebih baik dari pada orang lain, merasa lebih bijaksana, lebih kuat dan lebih kaya daripada yang lain. 

Pada dasarnya manusia memiliki sifat obsesi dan percaya diri sejak lahir. Hanya saja setiap manusia memilikinya dengan kadar yang berbeda-beda. Ada yang sedikit serta ada pula yang berlebihan. Sifat obsesi pada diri sendiri serta percaya diri yang berlebihan itu dikenal dengan narsisme. 


Di era revolusi digital saat ini istilah narsisme bukanlah istilah yang asing bagi kita. Istilah itu biasanya dilabelkan kepada seseorang yang senang berswafoto dengan fokus pada diri sendiri, yang lain hanya sebagai pelengkap saja. Bahkan cenderung jadi kurang menghargai orang lain. 


Sigmund Freud memperkenalkan salah satu teori narsisme yang paling populer. Ia mengatakan bahwa narsisme adalah perasaan cinta pada diri sendiri yang disertai kecenderungan untuk mementingkan diri sendiri, kagum pada diri sendiri hingga sangat memperhatikan kecakapan atau kecantikannya. Narsisme itu sifatnya self-centered (berpusat pada diri sendiri) dan self-concerned (hanya memikirkan diri sendiri). 


Merasa baik atas kebijaksanaan, kekuatan maupun kekayaan sebenarnya sah-sah saja. Hanya saja jangan sampai berlebihan dan menjadikan diri kita sebagai pusat dari segala sesuatu. Itulah yang didorong dalam nas renungan kita pada hari ini yang tertulis dalam Yeremia 9:23. Kepada kita diserukan agar jangan bermegah. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini, dikatakan ‘tak boleh bangga’. 


Dalam bahasa aslinya. jangan bermegah dituliskan “not let glory”. Glory berarti kemuliaan, keagungan, merasa puas, merasa bangga. Sehingga dapat dikatakan, tidak diizinkan memuliakan diri, mengagungkan diri, berpuas diri dan merasa bangga. Mengapa? Apa salahnya kita bangga sama diri kita? Bukanlah itu hal yang wajar? 


Kitab Yeremia 9 khususnya dimulai dari ayat 23-26 diberi judul "Mengenal Allah adalah Kebahagiaan Manusia". Nas ini menjelaskan bahwa manusia boleh bermegah. Akan tetapi kalaupun manusia bermegah, haruslah ia bermegah karena memahami dan mengenal Tuhan, sebab Ialah yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi. Inilah yang disukai oleh TUHAN (ayat 24). Kalaupun kita bermegah haruslah kita bermegah dalam TUHAN (lih. 2 Korintus 10:17). 


Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan banggalah karena mengenal TUHAN, jangan bangga karena diri kita sendiri. Bangga dan bersyukur karena mengenal TUHAN yang penuh dengan kasih setia, menunjukkan keadilan dan kebenaran di bumi. Dari hal ini dapat kita lihat, karena TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi, maka kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan berasal dari TUHAN. Oleh sebab itulah Yeremia mengingatkan tidak boleh orang yang bijaksana bermegah atas kebijaksanaannya, orang kuat karena kekuatannya serta orang kaya karena kekayaannya. 


Kebijaksanaan manusia tidak dapat mencegah tantangan dan persoalan yang akan dihadapi oleh manusia. Begitu juga dengan kekuatan, menghadapi kehidupan ini tidak selalu dimenangkan oleh orang yang kuat. Kita dapat melalui pergumulan kehidupan kita  tidak selalu karena kekuatan kita. Jangan juga orang bermegah karena kekayaan, karena kekayaan tidak serta merta bisa menjamin keselamatan kita. Justru sering sekali kekayaan menjadi sumber bahaya bagi kita. 


Hal ini juga menjadi pembelajaran bagi kita agar kita jangan membangga-banggakan orang-orang yang bijaksana, orang-orang kuat dan orang-orang yang kaya, seolah-olah mereka dapat membawa keuntungan kepada kita dalam menghadapi persoalan hidup. Jangan berpikiran kita dapat terluput dari masalah dan tantangan hidup karena kebijaksanaan, kekuatan atau pun uang. Semuanya itu hanyalah harapan yang sia-sia. Oleh sebab itu berharaplah kepada TUHAN, bermegah di dalam TUHAN. Bermegah, bangga karena mengenal TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran. Amin. 

Selamat menjalani kehidupan. 

Doa: 
Ya Tuhan, Sang Pemelihara Kehidupan, terima kasih atas kesetiaan, keadilan dan kebenaran-Mu dalam hidup kami. Ingatkan kami senantiasa agar jangan bermegah karena kebijaksanaan, kekuatan dan kekayaan kami. Tapi biarlah kami bermegah di dalam Engkau ya Tuhan. Amin. 

Penulis: Vic. Pdt. Timothy P. Saragi

Posting Komentar

Posting Komentar