wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Renungan Harian - Selasa, 17 Januari 2023 - Hormat dan Kemuliaan Bagi Allah - 1 Timotius 1:17

HORMAT DAN KEMULIAAN BAGI ALLAH 

Renungan Harian - Selasa, 17 Januari 2023 - Hormat dan Kemuliaan Bagi Allah - 1 Timotius 1:17

Bacaan: 

Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin. 
1 Timotius 1:17

Ketika mengikuti pendidikan dari jenjang Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas, setiap Hari Senin atau peringatan hari besar nasional selalu diadakan upacara bendera. Satu dari sekian rangkaian upacara itu adalah penghormatan. Ketika pembina atau pemimpin upacara menyerukan untuk menghormat, maka serentak seluruh peserta upacara akan mengangkat tangan kanan dan menempelkannya tepat di sudut alis mata kanan. Umumnya kita menghormat kepada pemimpin upacara, pembina upacara, bendera merah putih, maupun kepada pahlawan bangsa. Tentu saja penghormatan itu tidak hanya sekadar ritual atau sebatas rangkaian proses upacara, akan tetapi kita menghormat karena memiliki makna. Kita menghormat bendera merah putih karena kita menganggapnya sakral, simbol dari kebebasan dan kemerdekaan. Kita menghormati para pahlawan karena mereka telah berjasa besar dalam perjuangan kebangsaan. 

Penghormatan itu selalu memiliki makna. Karena kita menganggap sesuatu berharga atau memiliki makna khusus. Kita semua pasti pernah menghormati orang yang kita anggap berjasa dalam hidup kita. Ketika ada orang yang berbuat baik kepada kita pastilah kita akan menghormatinya. Dalam nas 1 Timotius 1:17 Paulus menunjukkan bahwa tidak saja kepada manusia, tapi kepada Allah juga kita harus menyampaikan hormat. Mengapa Paulus berkata demikian? 

Perikop ini merupakan bagian dari ungkapan syukur Rasul Paulus atas kasih karunia Allah. Mulai dari ayat 12 ia sudah menyampaikan ungkapan syukurnya. Ia bersyukur karena masih dipercayakan oleh Allah untuk tetap melayani. Padahal dia adalah orang yang paling berdosa karena telah menghujat dan menganiaya para pengikut Kristus sebagaimana dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 8:3 dan 9:4-5. Tapi justru karena itulah ia dikasihani dan kesabaran Kristus nyata atasnya bahkan ia menjadi contoh bagi orang yang percaya. 

Dari kisah perjalanan Rasul Paulus kita dapat belajar bahwa manusia itu berdosa di hadapan Allah. Seperti tertulis dalam Roma 3:23, "karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah". Kita ketahui juga bahwa upah dari dosa adalah maut (lihat Roma 6:23). 

Tapi kasih karunia Allah bagi manusia sangat besar. Ia begitu mengasihi dunia ini, karena itulah ia memberikan Anak-Nya yang Tunggal supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, tapi beroleh kehidupan yang kekal (lihat Yohanes 3:16). Kasih karunia Allah begitu besar kepada kita semua umat manusia. Kita yang harusnya mati karena dosa-dosa kita, tapi diselamatkan oleh-Nya. Kita yang tidak layak karena telah berlumuran dosa, tapi dilayakkan oleh-Nya. Kita yang tidak benar tapi dibenarkan oleh-Nya. Itulah besarnya kasih karunia Allah kepada kita. Besarnya belas kasih Allah pada kita. 

Karena begitu besarnya karya dan perbuatan Allah dalam hidup manusia khususnya dalam diri Paulus, maka ia menyampaikan hormat dan kemuliaan bagi Allah. Seruan untuk menyatakan hormat dan kemuliaan bagi Allah itu juga diserukan kepada kita saat ini. Kita sebagai orang yang menerima belas kasih dari Allah harus menyadari ketidakberdayaan kita di hadapan-Nya. Kita tidak berdaya tapi Ia penuh kasih dan rahmat. Oleh karena kekurangan dan keberdosaan kita itu, jika kita menyadarinya maka dalam diri kita akan selalu dipenuhi rasa syukur kepada-Nya. 

Tindakan Allah dalam menyelamatkan umat manusia karena kasih karunia-Nya menjadi suatu kekaguman bagi kita. Kasih setia-Nya itu tidak berubah, tetap untuk selamanya, dari zaman dahulu kala, saat ini dan bahkan sampai selama-lamanya, sampai kekal. Bagi Dialah segala kemuliaan dan hormat sampai selama-lamanya. Selagi kita masih ada, selagi kita masih bernafas, kita akan terus merasakan kasih karunia-ya, karena itu pujilah Ia senantiasa di dalam segala kehidupanmu. Tuhan Yesus memberkati. Amin. 

Selamat menjalani kehidupan. 

Doa: 
Ya Tuhan, Sang Pemelihara Kehidupan, terima kasih atas karya penyelamatan-Mu di dalam hidup kami. Kami yang berdosa Engkau kasihani, kami yang tidak benar, dibenarkan oleh-Mu. Ajari kami untuk selalu bersyukur atas segala karya-Mu di dalam hidup kami. Bagi-Mulah segala hormat dan pujian sampai selama-lamanya. Amin. 

Penulis: Vic. Pdt. Timothy P. Saragi 

Posting Komentar

Posting Komentar