wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

KHOTBAH MINGGU 19 FEBRUARI 2023 - YESUS SANG RAJA YANG MAHA MULIA - 2 PETRUS 1 AYAT 16-21

YESUS SANG RAJA YANG MAHA MULIA 

2 Petrus 1:16-21 

Khotbah Minggu 19 Februari 2023 - Minggu Estomihi - 2 Petrus 1 ayat 16-21 - Yesus Sang Raja yang Maha Mulia


Khotbah Minggu 19 Februari 2023 
Minggu Estomihi 

Estomihi (Lat. Esto mihi in Deum protectorem, et in domum refugii) artinya jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan dan kubu pertahanan (sai Ho ma gabe dolok batu partanobatoan di ahu) (bdk. Mazmur 31:3b). 

Ditulis oleh Vic. Pdt. Timothy P. Saragi 

NAS 

Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah. 


PENDAHULUAN 

Sudah menjadi hal yang umum, apabila seorang yang pernah bersekutu, bersahabat dekat atau berkeluarga maka pasti masing-masing pribadi akan merasa dekat dan hangat. Namun, seperti yang sudah sering dikatakan bahwa ketika ada pertemuan, maka akan ada perpisahan. Tidak selamanya kita akan bersama dengan orang-orang yang kita sayangi atau orang-orang yang sudah kita anggap dekat. Pasti akan selalu ada perpisahan. 

Ketika tiba waktu untuk berpisah, seorang yang akan pergi dari sebuah komunitas atau keluarga akan menyampaikan pesan-pesan terakhir sebelum ia pergi. Pesan yang disampaikan itu juga umumnya sangat penting untuk dipegang dan dihidupi oleh orang-orang yang ditinggalkannya. 


Nas khotbah kita pada Minggu, 19 Februari 2023 tertulis dalam 2 Petrus 1:16-21. Perikop ini merupakan bagian dari pesan, nasihat perpisahan atau wasiat terakhir dari Rasul Petrus kepada Jemaat Kristen. Penulis menyampaikan sejumlah peringatan dan nasihat terakhir, karena ia akan segera menanggalkan "kemah tubuhnya" (lih. 2 Petrus 1:14). Penulis menginginkan agar jemaat hidup sesuai dengan anugerah Allah (lih. 2 Petrus 1:3) dan berpegang teguh pada kebenaran yang telah mereka terima (lih. 2 Petrus 1:12). Kebenaran yang dimaksudkan dalam hal ini adalah bahwa Kristus Yesus telah datang ke dunia untuk menjadi Juru selamat. Jemaat Kristen harus berpegang teguh pada keyakinan itu. 

Sesuai dengan tema khotbah kita dalam ibadah Minggu, 19 Februari 2023, yaitu "Yesus Sang Raja yang Maha Mulia". Penulis Kitab Petrus ini mengingatkan agar Jemaat Kristen tetap berpegang teguh kepada keyakinan ini. Dalam perikop khotbah ini Petrus menjelaskan bahwa hal itu adalah benar sehingga dengan demikian mereka semakin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan para nabi. Yesus Sang Raja yang Maha Mulia itu benar adanya dan bukan dongeng belaka. Mari kita membahasnya lebih dalam lagi. 


ISI 

Inti utama dari Surat 2 Petrus adalah penyataan bahwa Yesus Kristus telah datang ke dunia ini dan menjadi Juru selamat. Yesus telah mati di kayu salib, bangkit dari kematian dan terangkat ke sorga. Kelak Ia akan kembali untuk menyambut umat-Nya ke dalam kemuliaan kerajaan-Nya yang abadi. Sementara waktu sekarang ini kita sedang berada dalam masa penantian akan kedatangan-Nya kembali. Dalam bahasa yang disampaikan oleh Petrus dalam kitab ini adalah "kemah tubuh". Karena itu selama kita masih dalam masa penantian, kita harus hidup saleh dan berpegang teguh pada kebenaran. Kita harus hidup sebagai Jemaat Kristen sambil menanti datangnya hari Tuhan itu. 

Itu lah yang menjadi pesan utama yang disampaikan oleh Petrus dalam kitab ini. Petrus menasihatkan Jemaat Kristen agar hidup secara benar, sehingga layak di hadapan Allah, menambah iman dengan kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri dan kesalehan (lih. 2 Petrus 1:3, 5-7). Petrus menghendaki agar jemaat yang ia tinggalkan mengingat kebenaran pesannya ini setelah ia pergi. 

Pesan dan nasihat yang disampaikan oleh rasul Petrus itu bukanlah tanpa dasar, atau tidak benar. Pesan yang disampaikan oleh Rasul Petrus itu benar adanya dan disampaikan dengan sungguh-sungguh. Itu lah yang dipaparkan oleh Rasul Petrus dalam ayat 16-21. 

Baca juga!

1. Dasar untuk Percaya (ayat 16-18) 

Kebenaran yang disampaikan oleh Rasul Petrus, bukanlah dongeng belaka. Kebenaran atau Injil yang ia sampaikan itu benar adanya. Bukan sekadar kisah-kisah dongeng yang tidak ada gunanya atau hal yang sia-sia, tetapi merupakan sebuah kebenaran yang tidak dapat diragukan lagi dan sangat penting. Injil yang disampaikan oleh para rasul bukanlah sebuah karangan, berita bohong (hoax) seperti yang banyak beredar sekarang ini, yang memiliki tujuan tertentu yang tidak baik. Petrus bilang kuasa dan kedatangan Tuhan dan Yesus Kristus sebagai raja yang mereka beritakan bukan lah dongeng-dongeng isapan jempol manusia. Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi (terutama tentang kejadian zaman dulu yang aneh-aneh). Isapan jempol menurut KBBI adalah kabar yang tidak benar atau kabar bohong. Sebelumnya saya belum pernah mendengar penggunaan istilah isapan jempol ini. Menariknya ketika saya mengetikkan kata isapan jempol di tab pencarian Google, hasil yang keluar selalu merujuk ke Alkitab. Jika melihat bahasa aslinya, dikatakan sesophismenois mythois yang berarti cleverly devised fables - dongeng yang dirancang dengan cerdik. Kata mythois yang digunakan dalam nas ini berarti cerita fiktif yang tidak ada kenyataannya. Kata ini juga lah yang menjadi asal kata dari kata mitos dalam bahasa Indonesia. Dalam terjemahan Alkitab-alkitab berbahasa Inggris, digunakan istilah-istilah seperti fables, tales, story, myth dan yang lainnya. Semua istilah itu menunjukkan hal-hal yang sifatnya tidak nyata. Merujuk kepada istilah Yunani yang sudah disebutkan tadi, cleverly devised - yang dirancang dengan cerdik, bisa saja memang sebuah cerita atau dongeng itu dikarang dengan niatan baik atau jahat. Sama seperti dongeng-dongeng ketika kita masih kecil, misalnya kisah Malin Kundang, kisah dongeng-dongeng harta karun dan lain sebagainya yang memang dikarang dengan maksud memberikan pesan moral kepada orang yang mendengarnya. Meski dikarang dengan berisikan pesan moral sekali pun, akan tetapi tetap saja cerita itu merupakan karangan manusia, imajinasi manusia dan belum tentu ada yang berlaku demikian atau pernah terjadi. Tetap saja kita tidak dapat menganggapnya sebagai sebuah kebenaran. Itu lah sebabnya Petrus berkata apa yang mereka beritahukan kepada jemaat, baik itu kuasa dan kedatangan Tuhan Yesus Kristus sebagai raja bukan lah dongeng isapan jempol manusia. Tetapi semua itu benar adanya. Mereka sendiri bahkan menjadi saksi mata atas kebesaran-Nya. Mereka sendiri menyaksikan, bagaimana Yesus menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu didengar oleh Petrus dan murid lainnya datang dari sorga, ketika mereka bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus (ayat 17-18). Kisah ini merujuk kepada kisah dalam Matius 17:1-5, Markus 9:2-7 dan Lukas 9:28-35. Suara ini didengar oleh Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mereka tidak hanya mendengar saja, namun mengerti dan memahami apa yang dikatakan oleh Allah. 


Saat ini sudah sangat sulit bagi kita untuk percaya kepada orang lain. Meski kehadiran seorang saksi itu sangat penting dalam mengutarakan suatu peristiwa yang terjadi. Misalnya dalam kasus pengadilan. Akan tetapi terkadang karena adanya motivasi dan dorongan tertentu, sehingga kadang saksi itu menyimpangkan dan mengaburkan informasi yang sebenarnya. Karena itu lah dalam kasus peradilan misalnya sebisa mungkin dihadirkan lebih dari satu orang saksi dan semua saksi akan dimintai keterangan. Jika semua saksi berkata jujur dan perkataan mereka sama, maka sudah dapat dipastikan bahwa apa yang dikatakan mereka itu benar adanya. Apa yang dituliskan oleh Petrus juga dalam nas ini tidak hanya disaksikan oleh satu orang saja, tapi disaksikan oleh tiga orang dan kesaksian mereka itu benar adanya dan sama, bukan dikarang-karang. Mereka sendiri yang jadi saksi keagungan Kristus. 

Karena itu sama seperti apa yang dikatakan oleh Petrus dalam pesannya dari ayat 3-13 yang mengingatkan Jemaat Kristen untuk hidup saleh dan berpegang pada kebenaran. Petrus menyampaikannya bukan tanpa dasar. Ia menyampaikan-Nya justru karena kuasa dan kedatangan Tuhan, Yesus Kristus sebagai raja, itu benar adanya dan mereka sendiri telah menjadi saksi atas keagungan Kristus. 

Baca juga!  

2. Percaya dengan Sungguh-sungguh (ayat 19-21) 

Setelah mereka menyaksikan keagungan Kristus itu, mereka semakin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi (ayat 19). Sebelumnya para murid masih kurang percaya. Yesus sendiri mengatakannya kepada murid-muridnya, ketika mereka bertanya “mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?” Yesus menjawab mereka, “karena kamu kurang percaya.” Yesus kemudian menambahkan bahwa sekiranya mereka mempunyai iman sebesar biji sesawi saja maka mereka dapat memindahkan gunung dan tidak akan ada yang mustahil (lih. Matius 17:19-21). Padahal mereka sudah lama bersama Yesus dan telah melihat keajaiban-keajaiban yang dibuat oleh Yesus. Namun melalui nas khotbah ini, Petrus mempersaksikan bahwa setelah mereka melihat keagungan Yesus, mereka pun semakin diteguhkan.


Petrus tentu saja punya maksud, mengapa ia kembali menegaskan tentang kesaksian mereka. Tentu akan ada banyak hal yang berusaha mengaburkan kebenaran itu, karena itu lah ia kembali menegaskannya. Di ayat-ayat yang selanjutnya, Petrus mengingatkan para jemaat agar selalu waspada terhadap para nabi dan guru palsu yang bisa saja akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka (lih. 2 Petrus 2:1). Pesan Petrus ini bisa jadi salah satu alasan mengapa ia kemudian menegaskan pesannya. 

Ketidakpercayaan dalam hidup tentu saja bisa terjadi. Sama seperti murid yang kurang percaya. Mereka sudah bersama dengan Yesus dan menyaksikan karya ajaib dan mujizat-mujizat yang Yesus buat, tapi mereka masih saja kurang percaya. Hal yang sama bisa terjadi dalam hidup kita. Memang kita mengaku percaya kepada Yesus, mengaku sebagai orang yang percaya, rajin beribadah dan berdoa namun ketika diperhadapkan dengan berbagai macam tantangan dan persoalan hidup, kita langsung kehilangan sukacita dan damai sejahtera. Bahkan masalah dan persoalan yang kita alami sering kali membuat kita kehilangan kuasa dan kepekaan untuk terus mengandalkan Tuhan. Kita terlalu fokus pada masalah sehingga mengesampingkan Tuhan dan kuasa-Nya. Ingatlah apa yang dikatakan oleh Yesus, jika kita percaya, jika kita punya iman sebesar biji sesawi saja, maka kita akan dapat memindahkan gunung dan tidak akan ada yang mustahil.


Seperti yang dialami oleh para rasul, membuat mereka semakin diteguhkan. Bagi kita pun hendaklah demikian. Semakin banyak peristiwa yang dihadapi oleh para murid, maka iman mereka pun semakin teguh. Tentu kita pun, jika kita renungkan, kehidupan kita ini juga sesungguhnya dipenuhi dengan kuasa dan keagungan Tuhan. Hanya saja, terkadang kita tidak jeli memahaminya. Saya teringat pertanyaan mendasar sewaktu mengikuti kelas Dogmatika di STT Abdi Sabda Medan. Waktu itu dosen yang mengajarkan kami Dogmatika menanyakan, siapakah Tuhan? Siapa Tuhan bagi Abraham, Musa, Yakub, dll. Waktu itu kami masih bingung menjawabnya. Pikiran dasar saya adalah kalau dibilang Tuhan, ya Tuhan saja, tidak ada yang lain. Namun beliau kemudian menjelaskan konsep pemahaman yang berbeda terhadap Tuhan. Maksudnya bukan ingin membentuk atau memola Tuhan itu sesuai dengan yang kita mau. Tapi pertanyaan itu mendorong kita untuk “mengalami Tuhan” dalam hidup. Itu makanya ada istilah-istilah seperti, Jehovah Jireh - Tuhan menyediakan, Jehovah Nissi - Tuhan adalah panji-panjiku, Jehovah Shalom - Tuhan itu damai sejahtera dan lain sebagainya. Misalnya Jehovah Jireh yang berarti Tuhan yang menyediakan, itu merupakan ungkapan iman Abraham kepada Allah, karena Allah menyediakan seekor domba sebagai pengganti anaknya untuk dikorbankan (lih. Kejadian 22). Oleh sebab itu kita pun perlu merenungkan dan menghayati pemahaman iman kita tentang Allah, alami lah Allah dalam hidupmu. 

Petrus juga mendorong agar jemaat memperhatikan kesaksian itu seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) dikatakan, “sebaiknya kalian memperhatikan pesan itu, sebab pesan itu seperti lampu yang bersinar di tempat gelap sampai fajar menyingsing, dan cahaya bintang timur bersinar di dalam hatimu.” Petrus mendorong agar kita memperhatikan pesan itu dalam hati kita dengan sungguh-sungguh, seperti memperhatikan pelita di tempat yang gelap. Ketika ada pelita di tempat yang gelap atau seberkas cahaya pun, pasti pandangan kita akan tertuju pada pelita itu, sebab hanya itu yang nampak dalam kegelapan. Petrus mau kita memperhatikan pesan itu dengan sungguh-sungguh dan fokus, hanya melihat itu saja dan mengabaikan yang lain. Kesungguhan dan fokus itu juga harus sampai fajar menyingsing. Fajar melambangkan hari baru yang akan dibawa oleh Kristus pada saat kedatangannya. Sampai cahaya bintang timur bersinar, dapat juga menggunakan terjemahan “pembawa teran” dan Yesus adalah terang yang sejati (lih. Yohanes 3:19-21) dan bintang timur yang gilang-gemilang (lihat Wahyu 22:16). Artinya pesan ini harus kita perhatikan di dalam hati kita dengan sungguh-sungguh, sampai tiba waktu kedatangan-Nya dan sampai terang yang sejati itu datang kembali. Harus dengan sungguh-sungguh. Perhatian yang tidak putus sama sekali dan harus selalu dihidupi. 


Terakhir Petrus mengingatkan agar nubuat-nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, karena nubuat tidak dihasilkan oleh kehendak manusia, melainkan oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah. Sangat menarik Petrus menyampaikan ini sebagai pesan penutupnya di pasal ini. Karena pesan ini berkaitan dengan dorongan, agar jemaat hidup dengan saleh dan berpegang pada kebenaran, dalam masa penantian akan kedatangan Kristus. Dalam hal itu lah ada nubuat. Nubuat dapat kita pahami sebagai Wahyu yang disampaikan oleh para nabi atau oleh seseorang yang diutus oleh Tuhan. Nubuat pada dasarnya bersifat “hari yang akan datang,” atau sesuatu yang akan digenapi di hari yang akan datang. Jika dikatakan nubuat, maka pastilah itu sesuatu yang akan digenapi dan Tuhan pasti menggenapinya, sebab Tuhan tidak pernah lalai menepati janji-Nya (lih. 2 Petrus 3:9). Ia pasti akan menggenapinya. 

Karena sifatnya di hari yang akan datang, maka tentu belum ada yang tahu pasti akan seperti apa nubuat itu terjadi. Tidak seorang pun yang tahu hari Tuhan, hari kedatangan-Nya (lih. Matius 24:36). Karena ketidaktahuan itu banyak orang pasti meraba-raba dan menafsirkan menurut pemahamannya sendiri tentang nubuat, akan hari yang akan datang. Tapi nas ini mengingatkan kita agar jangan menafsirkan nubuatan-nubuatan itu menurut kehendak kita sendiri. Mengingat menafsir adalah bagian yang sering kita lakukan. Umumnya kita menafsirkan adalah dengan tujuan agar kita dapat memahami dengan terang maksud dari firman Tuhan. Ketika menafsir Alkitab, selalu diingatkan agar kita jangan menggunakan dengan metode eisegese, yang berarti kita menafsir dengan memasukkan pemikiran kita sendiri, tapi kita harus menafsir menggunakan metode exegese, biarkan firman atau teks Alkitab yang berbicara kepada kita. Biarkan Alkitab sendiri yang berbicara kepada kita. 


Poin penting yang ingin disampaikan Petrus dalam nas ini adalah agar kita dengan ketekunan dalam menanti kedatangan Tuhan. Tidak perlu berpikir lain-lain, seperti bagaimana nantinya ini dan itu. Cukup dengan “burju” kalau dalam bahasa batak. “sai burju ma ho rasirasa mate,” burju bukan hanya berarti baik saja, tapi lebih berarti kepada setia dan memegang atau meyakini dengan teguh. Hendaklah kita berlaku setia sampai mati (lih. Wahyu 2:10) sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar (lih. 2 Petrus 1:19). Karena nubuat yang disampaikan itu bukan dihasilkan karena kehendak manusia, melainkan oleh dorongan Roh Kudus. 


Bapak/ibu dapat menonton video pembahasannya di bawah ini.

KESIMPULAN 

Dalam kehidupan ini ada banyak persoalan yang kita hadapi. Persoalan yang kita hadapi itu terkadang menguji iman dan kepercayaan kita. Bisa saja membuat kita jadi terjatuh dan merasa tidak yakin. Apakah kita bisa menghadapinya atau tidak? Apakah Tuhan akan menolong kita? Apakah Tuhan akan ada bersama kita? Tanpa kita sadari, pemikiran yang demikian telah membuat kita meragukan Tuhan dan tidak bersandar pada-Nya. Ketidakyakinan kita itu pun membuat kita berdosa kepada Tuhan, karena kita jadi fokus akan masalah, tidak lagi fokus pada kuasa Tuhan. 


Karena masalah yang kita hadapi, dan kita lebih berfokus kepada masalah kita, bisa saja kita melakukan cara-cara yang bertentangan dengan apa yang Tuhan kehendaki dalam diri kita sebagai jemaat-Nya. Padahal saat ini kita sedang dalam masa penantian, masa kemusafiran, masa di mana kita berada dalam “kemah tubuh,” kata Petrus. Dalam masa penantian itu, kita dituntut untuk hidup saleh dan berpegang teguh pada kebenaran. 

Tentu kita akan merasakan hal-hal yang sulit dan barangkali kita merasa tidak sanggup. Tapi percayalah bahwa Tuhan akan selalu bersama kita dan keagungan-Nya adalah sesuatu yang pasti, bukan dongeng isapan jempol, sehingga harapan dan penantian kita pun tidak akan sia-sia. Iman kita pun tidak akan sia-sia. Tetaplah setia, saleh dan berpegang pada firman Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. (tps) 

Bahan khotbah ini dapat diunduh dengan meng-klik link di bawah ini!


Posting Komentar

Posting Komentar