wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Renungan Harian - 10 Agustus 2023 - Jadi Anak Allah - Roma 8 ayat 15

Jadi Anak Allah 

Roma 8:15 

Renungan-Harian-10-Agustus-2023-Jadi-Anak-Allah-Roma-8-ayat-15

Bacaan: 
Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 
- Roma 8:15 

Semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23) dan upah dosa ialah maut (Roma 6:23). Tidak ada seorang pun di antara manusia yang dapat melepaskan dirinya dari dosa. Oleh sebab itulah Allah mengutus Anak-Nya yang tunggal supaya orang percaya beroleh keselamatan (Yohanes 3:16). 

Yesus telah mati di kayu salib dan turun ke dalam kerajaan maut lalu bangkit pada hari yang ketiga. Dengan peristiwa kebangkitan Yesus, Ia telah mengalahkan dosa dan kematian dan keselamatan pun terbuka bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Setelah tinggal beberapa saat bersama murid-murid-Nya di bumi, Yesus kemudian naik ke sorga. 

Meskipun Yesus telah naik ke sorga, ia berjanji akan mengirimkan Roh Kudus kepada para murid dan itulah yang terjadi kepada murid-murid, mereka dipenuhi oleh Roh Kudus dan mereka yang sebelumnya takut untuk bersaksi tentang Injil, diberikan kekuatan oleh Roh Kudus, mereka juga dimampukan untuk berkata-kata dengan bahasa asing yang bukan bahasa mereka dan memberitakan Injil. Lewat peristiwa itu semakin banyak orang yang percaya kepada Yesus dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. 

Ketika manusia dipenuhi oleh Roh Allah maka manusia itu sanggup melakukan berbagai hal-hal yang di luar kemampuan manusia yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Roh Allah yang ada pada manusia itu mengajari manusia akan apa yang harus ia lakukan sesuai dengan iman kepercayaannya kepada Tuhan. 

Rasul Paulus sendiri menyadari bahwa manusia tidak bisa melepaskan dirinya sendiri dari dosa, sekeras apa pun manusia berusaha memenuhi Hukum Taurat, tetap saja manusia tidak bisa mengerjakannya dengan sempurna. Manusia hanya beroleh keselamatan dari Allah (ayat 3). Keselamatan itu harus dikerjakan oleh manusia dengan hidup dalam Roh, yang memerdekakan manusia dari dosa dan hukum maut (ayat 2). Roh Allah bekerja dalam kehidupan para pengikut-Nya untuk menguatkan dan membebaskan dari dosa, sehingga mampu menjalani hidup yang menyenangkan hati Allah. Orang yang sudah percaya harus hidup menurut Roh, sehingga dalam hidupnya, mereka akan selalu ingin memikirkan hal-hal yang dari Roh. Artinya memikirkan hal-hal yang berasal dari Allah dan yang menyenangkan Allah. Orang yang dipimpin dan dituntun oleh Roh Kudus akan senantiasa ingin memusatkan pikiran dan perbuatannya pada hal-hal rohani. 

Dalam ayat 14 Paulus mengatakan bahwa semua orang yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah. Pernyataan Paulus ini ditujukan kepada setiap orang, khususnya bagi orang-orang yang menyatakan bahwa seseorang dapat menjadi anak Allah hanya jika menaati Hukum Taurat atau dilahirkan sebagai keturunan Abraham dan Sara. Dulunya ada pemahaman yang ekslusif di antara golongan orang-orang yang menjunjung tinggi Hukum Taurat walau mereka sudah menerima Kristus. Tapi paulus menegaskan dalam hal ini bahwa semua orang yang dipimpin oleh Roh adalah anak Allah. Artinya keselamatan itu terbuka bagi siapa saja, tidak lagi mensyaratkan harus hidup dalam Hukum Taurat atau hanya bagi keturunan Abraham. Kita hanya perlu hidup dalam Roh Allah, yakni dengan melakukan kehendak-Nya dalam hidup kita. 

Roh yang kita terima itu bukanlah roh perbudakan yang membuat kita jadi takut. Sebelum kita menerima Roh Allah dalam diri kita, ada roh lain yang hidup, yaitu roh yang tunduk kepada hukum dosa dan kita tidak berdaya melawannya karena kedagingan, tapi dengan menerima Roh Allah dalam diri kita, maka kita hidup dalam suatu kemerdekaan yang bebas dari perbudakan dosa. Roh yang kita terima itu menjadikan kita sebagai anak Allah. 

Dalam kehidupan manusia, anak itu tidak selalu dilahirkan secara biologis tapi penggunaan kata ini juga berarti secara sosiologis, sebab kita bisa mengangkat seorang anak menjadi anak kita, walaupun kita tidak melahirkannya. Kita diangkat sebagai anak Allah itu mutlak pilihan Allah. Ketika kita diangkat sebagai anak, maka Allah memberikan Roh-Nya yang bekerja dalam diri kita untuk mengerjakan hal-hal yang patut dilakukan sebagai anak Allah. 

Sebagai anak Allah, kita harus bersikap layaknya seorang anak, yang mencintai bapanya, hidup menurut ajaran bapanya dan bergantung kepada bapanya. Itulah sebabnya kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!" Abba adalah bahasa Aram yang berarti "bapa" atau "bapaku" dalam bahasa Yunani disebut patÄ“r. Orang-orang Yahudi memanggil bapa dengan sebutan abba dan orang-orang Yunani memanggil patÄ“r. Mengapa disebutkan sampai dua kali, ya Abba, ya Bapa? Kristus juga mengatakan demikian dalam doa-Nya (lihat Markus 14:36), ya Abba, ya Bapa. Kata Abba menandakan kegigihan hati kita yang dilandasi oleh rasa sayang dan menekankan pada hubungan yang didasari rasa percaya kepada Allah. Sama seperti seorang anak , ketika ia ingin meminta sesuatu kepada bapanya, ia berkata bapa, bapa, dan perkataan itu sudah menyampaikan suatu maksud akan sesuatu yang ia butuhkan dari bapanya. Demikian jugalah kita harus bergantung kepada Allah. 

Poin penting dari pesan Rasul Paulus dalam nas ini adalah agar kita sebagai orang yang percaya, orang-orang yang telah menerima Roh Allah, haruslah kita hidup di dalamnya. Semua kedagingan dan kuasa dosa dalam diri manusia itu sudah harus mati jika memang Roh Allah diam di dalam kita (ayat 9). Tidak ada lagi ruang bagi roh perbudakan dosa. Orang-orang yang sudah menerima dan dipimpin oleh Roh Allah adalah anak-anak Allah, karena itu kita juga harus hidup layaknya anak Allah yang melakukan apa yang disukai oleh Bapanya dan bergantung pada Bapa. Sehingga kita akan selalu menjauhi hal-hal yang tidak Bapa inginkan dalam hidup kita. Amin. (tps) 


Selamat menjalani kehidupan. 

Doa: 
Ya Tuhan, Juruselamat dalam hidup kami, terima kasih atas karya-Mu dalam hidup kami melalui pengorbanan Anak-Mu Yesus Kristus dan yang telah memberikan Roh Kudus untuk membimbing dan mengarahkan hidup kami. Ajari kami agar selalu hidup dalam Roh-Mu, agar kami menjauhi hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Amin. 

Ditulis oleh Vic. Pdt. Timothy Saragi 
HKI Immanuel - Magetan, Jawa Timur 

Catatan: 
Semua iklan yang terdapat pada website dan tulisan ini tidak ada hubungannya dengan timothysaragi.com. 

Dapatkan update artikel terbaru dari timothysaragi.com. Mari bergabung di Channel Telegram "timothysaragi.com Artikel Update", caranya klik link https://t.me/timothysaragicomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 


Posting Komentar

Posting Komentar