wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Renungan Harian - 14 Agustus 2023 - Setia dalam Perkara Kecil - Lukas 16 ayat 10

Setia dalam Perkara Kecil 

Lukas 16:10 

Renungan-Harian-14-Agustus-2023-Setia-dalam-Perkara-Kecil-Lukas-16-ayat-10

Bacaan: 
"Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar."
- Lukas 16:10

Banyak orang yang sepele dengan hal-hal yang kecil. Menyepelekan hal-hal kecil yang tampaknya tidak terlihat. Dalam nas renungan hari ini Yesus berkata bahwa siapa setia dalam perkara kecil ia setia juga dalam perkara besar. Perkara apakah yang dimaksud dalam hal ini? Sebenarnya bisa kita sesuaikan dengan berbagai hal sesuai dengan konteks penyampaian. Akan tetapi dalam perikop renungan ini diawali dengan perumpamaan Yesus tentang bendahara yang tidak jujur. 

Yesus menyampaikan perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur. Ia mengisahkan ada seorang laki-laki yang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya mengikuti prinsip-prinsip dunia. Dikisahkan ada seorang kaya yang memiliki seorang bendahara. Ternyata bendahara itu menghamburkan harta milik tuannya (ayat 1). Ia adalah seorang bendahara yang tidak jujur. 

Seorang bendahara memiliki tugas mengurus harta milik seseorang. Bendahara dalam konteks perikop ini juga punya tanggung jawab untuk mengurus harta milik orang kaya atau tuannya. Namun bukannya mengerjakan tugasnya dengan baik ia malah menyalahgunakan jabatan dan menyelewengkan dana majikannya. 

Sebagai seorang bendahara yang mengelola harta tuannya dan yang mengurusi segala perbelanjaan tuannya maka ia harus memberikan laporan pertanggungjawaban. Bukannya bertanggung jawab atas pekerjaannya justru ia hendak melindungi dirinya sendiri. Karena ia tidak mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, maka ia akan diberhentikan oleh tuannya sebagai bendahara (ayat 2). Bukannya meminta maaf dan mengakui kesalahan yang telah ia lakukan, ia malah berniat menyelamatkan diri agar ketika ia tidak dipekerjakan lagi akan ada orang yang mau menampungnya. Ia berpikir bagaimana ia akan hidup sementara mencangkul ia tidak dapat dan mengemis ia malu (ayat 3). Perilaku yang sangat buruk, ia bahkan tidak mau menggunakan tangannya untuk bekerja ia juga akan sangat malu jika menjadi pengemis. 

Bendahara ini kemudian melakukan sesuatu. Agar kelak ada orang yang menampungnya. Ia sama sekali tidak bertobat dan menyesali perbuatannya. Ia seorang penipu yang cerdik bahkan sangat sombong sehingga tidak mau mengemis. Ia tidak malu melakukan hal yang tidak jujur. 

Ia menemui orang-orang yang punya hutang kepada tuannya dan menanyakan kepada mereka masing-masing berapa hutang mereka kepada tuannya. Kemudian ia memberikan surat hutang yang sebenarnya kepada masing-masing mereka dan meminta mereka untuk membuat surat hutang baru dengan nominal yang jauh di bawah yang seharusnya (ayat 5-7). Ini merupakan langkah yang cerdik dalam pandangan atau prinsip-prinsip duniawi sebab ia sedang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri. Begitulah prinsip-prinsip dunia. 

Kemudian Yesus berkata ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kita diterima di dalam kemah abadi (ayat 9). Mamon yang tidak jujur yang dimaksud dalam hal ini adalah uang atau kekayaan. Pada dasarnya uang atau kekayaan itu tidak jahat, namun cinta akan uanglah yang menjadi akar dari kejahatan (lihat 1 Timotius 6:10). 

Sesungguhnya kita punya uang atau kekayaan, meski dalam nominal yang berbeda-beda. Kita sebenarnya menjadi bendahara dari hal-hal kebendaan yang ada pada kita. Jika kita sadari, kita ini sebenarnya tidak memiliki apa-apa, yang ada pada kita sekarang ini, itu hanya titipan Tuhan untuk kita pergunakan dengan baik. Sebagai orang yang percaya kita bertanggung jawab kepada Allah tentang bagaimana kita menggunakan harta milik yang Tuhan titipkan pada kita. Namun banyak orang tidak menyadari hal ini sehingga demi ambisi untuk mengejar uang orang sering berlaku curang. Tidak heran dalam praktik hidup sekarang ini sudah hampir dalam berbagai aspek dipenuhi dengan kejahatan korupsi. 

Yesus berkata barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Banyak orang sekarang ini tidak jujur dalam memanfaatkan uang. Uang dan harta kekayaan dapat dimanfaatkan untuk membantu orang lain. Tapi justru banyak yang menggunakannya untuk sesuatu yang tidak penting bukan untuk kekayaan secara rohani. Allah akan meminta pertanggungjawaban kepada kita atas penyalahgunaan kekayaan material yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Mari kita renungkan bagaimana kita menggunakan uang? Apakah kita menggunakannya untuk menolong mereka yang membutuhkan? 

Jika kita tidak dapat setia dalam perkara kecil, terlebih dalam menggunakan uang atau kekayaan dunia, apakah Allah akan mempercayakan kekayaan sorgawi kepada kita apabila kita tidak menggunakan kekayaan dunia dengan jujur. Uang itu tidak abadi sifatnya, hanya sementara, Allah menawarkan hal yang jauh lebih berharga, yaitu kediaman abadi. Di sana kita dapat tinggal bersama-Nya untuk selamanya. 

Uang bukan hanya sebagai alat tukar atau alat untuk bertransaksi tapi harus kita pahami juga secara rohani bahwa kita bertanggungjawab bukan hanya memberi kepada yang membutuhkan tapi juga untuk menginvestasikannya bagi keuntungan penjangkauan orang-orang bagi Kristus. 

Yesus meminta kita agar kita tetap setia dalam perkara-perkara kecil terlebih dalam perkara-perkara besar. Setia dalam artian, patuh, taat dan berpegang teguh. Mari kita mengingat bahwa saat ini Tuhan menitipkan uang atau kekayaan kepada kita, mari kita menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan, dalam hal ini juga kesetiaan kita dapat diuji, yakni dengan menggunakan apa yang ada pada kita untuk keperluan mereka yang membutuhkan, menggunakan apa yang diberikan oleh Tuhan kepada kita dengan baik. Sebab jika dalam hal yang kecil saja kita sudah setia apalagi dalam hal besar. Sehingga kita dapat menjadi berkat bagi orang lain. Amin. (tps) 

Selamat menjalani kehidupan. 

Doa: 
Ya Tuhan, pemelihara hidup kami, terima kasih atas karya-Mu dalam hidup kami. Ajarilah kami ya Tuhan agar dapat menjadi orang-orang yang setia dalam perkara kecil sekalipun. Pakai kami ya Tuhan agar dapat menjadi berkat bagi sesama kami. Agar kami berkenan di hadapan Tuhan. Amin. 

Ditulis oleh Vic. Pdt. Timothy Saragi 
HKI Immanuel - Magetan, Jawa Timur 

Catatan: 
Semua iklan yang terdapat pada website dan tulisan ini tidak ada hubungannya dengan timothysaragi.com. 

Dapatkan update artikel terbaru dari timothysaragi.com. Mari bergabung di Channel Telegram "timothysaragi.com Artikel Update", caranya klik link https://t.me/timothysaragicomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 


Posting Komentar

Posting Komentar