Kesembuhan dari Tuhan
Tentu tidak ada yang ingin hidup dalam kesakitan. Kita semua pasti berusaha untuk menghilangkan rasa sakit dari diri kita sendiri. Rasa sakit bisa datang dari berbagai cara, tapi setidaknya ada dua kategori sakit yang umum dirasakan oleh manusia, rasa sakit secara fisik dan rasa sakit secara jiwa atau hati. Sakit yang kita rasakan secara fisik, contohnya sakit berupa luka dan sakit medis secara spesifik, baik di dalam maupun di luar. Sakit yang dirasakan dalam jiwa atau hati walau tidak memiliki luka secara fisik atau secara medis, tapi sering sekali hal itu lebih sakit dari luka fisik. Tapi apa pun itu, yang namanya rasa sakit perlu disembuhkan, sakit fisik dapat disembuhkan dengan pengobatan secara medis, sementara sakit yang dirasakan dalam jiwa atau hati dapat disembuhkan oleh pakar-pakar psikologi atau yang lainnya.
Pada kenyataannya sering sekali tidak semua penyakit itu dapat disembuhkan atau sangat sulit untuk disembuhkan. Hal itu dapat disebabkan oleh berbagai hal, bisa karena sakit yang diderita sudah sangat parah dan belum ada obat yang dapat memberikan kesembuhan, bisa karena fasilitas untuk menyembuhkan kurang memadai, bisa karena belum ada tenaga medis spesialis yang mampu menanganinya, atau bisa saja semua hal yang disebutkan tadi sudah tersedia, namun tidak memiliki biaya atau bahkan tidak ada yang memperhatikan. Akibatnya sakit yang diderita tidak kunjung sembuh.
Dalam nas renungan kita hari ini dikatakan bahwa Tuhan akan mendatangkan kesembuhan bagi Israel dan Tuhan sendiri akan mengobati luka-luka mereka. Firman Tuhan ini disampaikan oleh Nabi Yeremia kepada bangsa Israel yang pada masa itu sedang dalam masa pembuangan.
Kisah pembuangan ke Babel ini merupakan suatu kisah yang sangat terkenal dalam sejarah perjalanan bangsa Israel dalam Kitab Perjanjian Lama. Dikisahkan bahwa Allah menghajar Bangsa Israel karena mereka memiliki banyak kesalahan dan dosa (ayat 14) sehingga mereka harus dibuang ke Babel. Mereka yang terbuang harus berjuang keras agar mereka dapat berpegang teguh pada iman dan kepercayaan mereka di tengah-tengah tekanan kebudayaan dan agama Babel. Di sana tidak ada bait Allah, tempat para imam untuk mempersembahkan kurban. Pembuangan terjadi bukan karena kebetulan. Tuhan mengizinkan hal itu terjadi karena umat-Nya berpaling dari-Nya dan berdosa, melupakan perintah Allah, khususnya seperti perintah dalam Keluaran 20:3 yang mengatakan "Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku."
Situasi yang mereka hadapi dalam masa-masa pembuangan ini dapat dikatakan cukup berat, hal ini terbukti dalam firman yang disampaikan oleh Tuhan kepada Israel melalui Yeremia, dikatakan bahwa penyakit Israel sangat payah, lukanya tidak tersembuhkan. Tidak ada yang membela hak mereka, tidak ada obat untuk bisul dan tidak ada kesembuhan bagi mereka. Dalam situasi yang sangat parah itu, bahkan kekasih mereka (bangsa-bangsa asing yang bersekutu dengan Yehuda) meninggalkan mereka, tidak memedulikan mereka sama sekali (ayat 12-14). Semua penyakit dan keadaan yang disebutkan itu tidak serta merta harus dipahami secara harfiah dalam artian penyakit secara fisik, tapi juga mengandung makna tersirat tentang keadaan Israel bahwa dalam situasi pembuangan itu, mereka merasakan luka. Luka yang mereka rasakan selama pembuangan itu akibat ulah mereka sendiri. Tuhan menjatuhkan hukuman kepada mereka atas kesalahan mereka sendiri (ayat 15).
Itu berarti sedang terjadi kebuntuan yang dirasakan oleh bangsa Israel atas luka pembuangan mereka. Tentu mereka tidak ingin merasakan sakit dan ingin melepaskan diri, namun mereka sama sekali tidak berdaya. Tidak ada yang membela hak mereka, kekasihnya pun meninggalkan mereka. Suatu keadaan yang sangat pahit, dalam keadaan sakit tapi tidak bisa menyembuhkan diri sendiri, tidak ada yang peduli. Satu-satunya yang bisa memberikan jalan keluar bagi mereka adalah Allah.
Walaupun Bangsa Israel telah bertindak yang tidak berkenan di hadapan Tuhan, namun Ia tetap mengasihi bangsa-Nya itu. Ia tidak membiarkan bangsa yang dikasihi-Nya itu terpuruk dalam keputusasaan. Allah sendirilah yang menyelamatkan mereka, menyembuhkan dan memulihkan keadaan mereka, memulihkan umat Allah. Orang-orang yang selama ini menelan mereka, menawan mereka, merampok mereka dan menjarah mereka akan merasakan hal yang sama akibat perbuatan mereka kepada umat Allah. Kebuntuan yang mereka alami akan dijawab oleh Allah. Allah sendiri yang akan mendatangkan kesembuhan bagi mereka, mengobati luka-luka mereka. Yang tadinya penyakit mereka sangat payah, lukanya tidak tersembuhkan, tidak ada obat bagi mereka dan tidak ada kesembuhan, tapi oleh kasih Allah mereka akan beroleh kesembuhan. Hal ini memberikan penguatan bagi kita bahwa sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia, mungkin bagi Allah. Apa yang tidak bisa manusia kerjakan, saat manusia sudah mengalami kebuntuan, tapi bagi Tuhan selalu ada jalan, ada keselamatan. Nubuatan akan kesembuhan bagi Israel juga mengingatkan kita bahwa memang kesembuhan yang sesungguhnya itu kita dapatkan hanya melalui Tuhan saja. Manusia boleh melakukan berbagai cara untuk menyembuhkan sakit yang ada dalam dirinya, tapi Tuhanlah yang memberikan kesembuhan yang sesungguhnya.
Dalam nas renungan ini Tuhan menubuatkan akan memberikan kesembuhan bagi bangsa Israel karena banyak orang menyebutkan mereka sebagai orang buangan, yakni sisa yang tak seorang pun menanyakannya. Keadaan yang cukup parah dialami oleh bangsa Israel, mereka sudah terbuang dan tidak ada yang peduli akan mereka. Hanya Tuhanlah yang memperhatikan mereka, yang peduli terhadap mereka. Ketika tak seorang pun peduli, Tuhan tetap peduli walaupun mereka menjalani masa hukuman akibat perbuatan mereka sendiri.
Saat ini mungkin kita sedang terpuruk, jatuh dalam masalah yang begitu dalam, bahkan untuk bangkit pun kita tidak sanggup. Kita juga mungkin merasa kalau kita tidak pantas mendapat kesempatan untuk memperbaiki diri atas kesalahan yang kita perbuat. Yang lebih menyakitkan bahkan orang lain tidak peduli dengan keadaan kita, tidak ada yang memperhatikan kita sama sekali. Dalam situasi seperti ini, kita diberi kekuatan, bahwa dalam Tuhan akan selalu ada harapan. Kasih-Nya tak akan meninggalkan kita. Seterpuruk apa pun kita, Tuhan mampu mengangkat kita dan menolong kita melalui masa-masa sulit dalam hidup. Saat tak seorang pun yang peduli kepada kita, Ia tetap peduli dan membantu kita melalui kesendirian kita dalam menghadapi masalah. Orang lain mungkin melihat kita sebagai orang yang terbuang dan tidak ada gunanya, sehingga kita disingkirkan dan tidak dipedulikan, tapi Tuhan tetap memberikan kasih-Nya kepada kita. Kita berharga di hadapan Tuhan. Oleh sebab itu jangan larut dalam keterpurukan, berharaplah kepada Tuhan, Ia akan menolong kita mengatasi segala pergumulan kita. Andalkanlah Dia dalam setiap proses hidupmu. Semoga Tuhan selalu menolong kita. Amin. (tps)
Posting Komentar