Mematikan Kedagingan
Ketika memasuki tahun baru, orang Batak Kristen pada dini hari di tanggal pertama tahun yang baru biasanya akan mengadakan ibadah singkat untuk menyampaikan doa dan harapan kepada Tuhan dalam menjalani tahun yang baru. Ibadah singkat juga akan diselingi dengan refleksi atas kehidupan di tahun yang sudah berlalu dan saling memaafkan atas segala kekurangan terhadap kerabat dan keluarga yang selama ini telah terjadi, baik yang disadari maupun tanpa disadari.
Dalam ibadah itu sudah seperti sebuah kewajiban menyanyikan sebuah lagu dari Buku Ende nomor 64 dengan judul "Naung Moru do Muse Sataon" (setahun kini t'lah berlalu). Dalam ayat 2 lagu tersebut ada dikatakan "ai dosa do binaen ni tangan gok dosa nang rohangku pe. Nang pat nang mata nang pamangan, luhut marsala do hape" (tanganku melakukan dosa, jiwa, hatiku tercela dan kaki, mata, serta lidah, berbuat dosa semuanya). Syair lagu ini agaknya dapat menggambarkan bahwa memang manusia telah berdosa dan dapat dikatakan bahwa semua bagian dari tubuh kita ini melakukan dosa. Kaki, tangan, mata dan lidah merupakan bagian-bagian tubuh yang sangat penting dalam tubuh manusia dan ternyata semuanya itu berbuat salah (dosa). Kita juga mengetahui bahwa upah dosa adalah maut (Roma 6:23).
Tapi sebagai orang yang percaya dan mengimani Tuhan di dalam kehidupan sehari-hari kita diarahkan agar hidup sesuai dengan firman Tuhan dan menjauhkan dosa dari kehidupan kita. Itulah sebabnya Yesus berkata dalam nas renungan hari ini, "jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah." Lebih lengkapnya dalam pasal 9 kitab ini, diawali ayat 43-48 Yesus menyebutkan beberapa bagian tubuh manusia yang dapat menyesatkan, yaitu tangan, kaki dan mata. Dan kesemua bagian tubuh yang menyesatkan tadi dikatakan agar dipenggal atau dicungkil. Tampaknya apa yang dikatakan oleh Yesus ini begitu keras dan tajam sekali. Memang begitulah adanya, kita tidak bisa tawar menawar dengan dosa.
Menarik sekali merenungkan ayat ini, sebab saya berpikir apakah memang harus demikian? Sebab jika harus demikian pastilah tidak ada bagian dari diri saya yang tidak berdosa, lantas jika mengikuti secara harfiah apa yang dikatakan Yesus dalam ayat ini, maka semuanya itu harus dipotong dan atau dicungkil. Anggaplah saya sudah memotong atau mencungkil bagian-bagian tubuh yang menyesatkan tadi, lantas apakah saya sudah terjamin bebas dari dosa? Belum tentu. Sebab dosa bukan saja hanya dalam hal-hal lahiriah, tapi meliputi hati dan pikiran kita juga. Kalau misalnya kita memotong tangan kanan, masih ada tangan kiri yang berbuat dosa, dan kalau kedua tangan kita dipotong, masih ada kaki yang berbuat dosa, dan kalau kaki juga dipotong, masih ada mata yang berbuat dosa, dan kalau mata juga ikut dicungkil masih ada hati dan pikiran yang berbuat dosa.
Sesungguhnya yang sangat dibutuhkan adalah keaktifan kita dalam melawan dosa. Tuhan ingin kita mematikan, memotong, mencungkil dan mengakhiri hal-hal yang membuat kita berdosa dan membuat kita jauh dari Tuhan. Dosa seharusnya tidak mendapatkan tempat dalam diri orang percaya. Harus selalu waspada dan mencermati baik-baik kehidupan kita, sebab pencobaan datang melalui tangan lewat apa yang kita lakukan, melalui kaki lewat tujuan kita, ke mana kita pergi, melalui mata kita, lewat apa yang kita lihat. Kita harus aktif dalam melawan dosa dalam apa yang kita lakukan atau kerjakan, dalam perjalanan atau tujuan kita serta dalam apa yang kita lihat. Karena jika tidak demikian, nerakalah yang akan menjadi tempat orang-orang yang berbuat dosa dan kejahatan.
Sebagai orang yang percaya, tugas kita adalah agar kita hidup sesuai dengan firman Tuhan. Hidup sesuai dengan firman Tuhan maka hal-hal daging harus kita matikan, agar kita beroleh kehidupan, ke dalam kerajaan Allah. Walaupun saat ini kita dengan komitmen melawan dosa rasanya seperti buntung atau timpang (terasa seperti pemaksaan dan membuat kita gelisah), namun hal ini berguna bagi kehidupan kita. Janji yang diberikan bagi yang hidup sesuai firman Allah adalah Kerajaan Allah dan hal itu tidak dapat kita peroleh jika kita tidak mematikan kedagingan dalam diri kita. Amin. (tps)
Posting Komentar