Jadi Berarti Bersama Tuhan
Baru saja kita melalui suatu pandemi besar yang sangat mematikan. Pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun belakangan semakin mempertegas kerapuhan manusia. Keganasan Covid-19 menyerang siapa saja, orang yang lemah maupun yang kuat, orang yang kaya maupun yang miskin, pejabat negara maupun masyarakat sipil, siapa saja dapat dilumpuhkan oleh penyakit tersebut. Hal itu semakin menunjukkan bahwa memang manusia itu sangat rapuh dan rentan.
Hal itu jugalah yang disampaikan dalam nas renungan kita kali ini. Daud mengatakan bahwa manusia itu sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang yang lewat. Dalam terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini disebutkan "seperti sehembus angin, seperti bayangan lewat," begitulah hidup manusia. Dapat kita bayangkan sehembus angin yang tidak berdaya apa-apa, kosong sama sekali bahkan seperti bayangan yang lewat begitu saja.
Nas renungan kita hari ini merupakan salah satu dari Mazmur Daud. Dalam Mazmur ini raja Daud bersyukur kepada Tuhan atas kemenangannya. Daud menyadari bahwa meskipun dia sebagai raja beroleh kemenangan, itu bukan karena kemampuannya sendiri, tapi karena Tuhan yang bekerja dalam hidupnya. Di ayat 2 Daud berkata bahwa Tuhan itu menjadi tempat perlindungan dan kubu pertahanan, kota benteng dan penyelamat, perisai dan tempat berlindung, yang menundukkan bangsa-bangsa ke bawah kuasanya. Jelas sekali Daud menyadari bahwa ia bukanlah apa-apa tanpa Tuhan.
Daud kemudian memperbandingkan antara manusia dengan Tuhan. Seperti telah dikatakan oleh Daud di ayat 2 bahwa Tuhanlah tempat berlindung dan yang bekerja menyerahkan bangsa-bangsa ke bawah kuasanya. Tuhan itu begitu agung dan sangat bertolak belakang dengan manusia. Manusia itu hanya seperti sehembus angin. Begitu rapuh, begitu lemah, begitu tidak berdaya, diliputi oleh begitu banyak kelemahan dan keberlangsungan hidupnya di dunia ini sangatlah singkat dan tidak pasti. Bisa dikatakan sama seperti kesia-siaan saja. Daud merenungkan dalam dirinya bahwa sesungguhnya manusia itu tidak ada apa-apanya tanpa Tuhan yang bekerja dalam kehidupannya. Dari perenungan Daud ini kita diajarkan agar dalam hidup ini, kita harus selalu mengandalkan Tuhan. Jika kita tidak hidup bersama Tuhan dan tanpa Tuhan yang campur tangan dalam hidup kita maka kita hanyalah seperti sehembus angin lalu.
Saat ini mungkin kita sudah menapaki berbagai lika-liku kehidupan, bahkan beroleh kesuksesan, kesejahteraan, kemakmuran dan lain sebagainya. Ingatlah untuk selalu bersyukur kepada Tuhan atas pencapaian dalam hidupmu. Apa yang kita capai itu adalah atas campur tangan Tuhan dalam hidup kita. Hendaknya kita jangan pernah menyombongkan diri dan merasa seolah-olah semua yang kita raih saat ini adalah karena kekuatan kita sendiri. Kita harus meneladani perenungan Daud dalam nas ini. Daud menyadari bahwa ia bukanlah apa-apa tanpa Tuhan yang Maha Besar itu. Pengakuan ini sangat penting dalam hidup kita. Kita harus menyadari bahwa kita begitu rapuh dan begitu rendah, karena itulah kita butuh pertolongan dari Tuhan. Dalam meminta pertolongan kepada Tuhan kerendahan hati dan kesadaran akan kelemahan dalam diri kita harus kita tunjukkan. Jangan datang ke hadapan Tuhan dengan merasa hebat dan kuat. Mari kita ingat bahwa kita bukan siapa-siapa tanpa Tuhan, tapi bersama Tuhan kita jadi berarti. Amin. (tps)
Posting Komentar