Tuhan, Gembala yang Baik
Kita sering mendengar ayat Alkitab yang dikutip dari Kitab Mazmur 23, "Tuhan adalah gembalaku." Tuhan diimani sebagai gembala yang baik yang memperhatikan kehidupan domba-domba-Nya bahkan dipastikan tidak kekurangan, dijagai dan dilindungi dari bahaya. Relasi antara gembala dengan domba-domba dapat diibaratkan seperti hubungan antara Tuhan dengan manusia. Tuhan adalah gembala dan manusia sebagai domba-Nya.
Tentu saja dalam hidup ini ada banyak hal yang kita butuhkan. Kita juga membutuhkan perlindungan agar terhindar dari bahaya. Itu semua dapat kita peroleh di dalam Tuhan. Tuhanlah gembala yang baik dan yang memperhatikan kehidupan kita. Tuhan sama sekali tidak menginginkan domba-domba-Nya hilang.
Nas renungan kita harus ini juga menunjukkan bagaimana Tuhan sebagai gembala yang baik bekerja dalam kehidupan bangsa Israel. Realita yang terjadi ketika itu, para gembala Israel justru menggembalakan dirinya sendiri bukan domba-domba yang seharusnya mereka gembalakan.
Tugas para gembala adalah untuk melindungi kawanan domba agar tidak dicuri atau dibunuh oleh binatang liar. Gembala juga harus menjaga mereka agar tidak tersesat. Gembala yang dimaksud dalam hal ini adalah para pemimpin Israel, para raja, para imam dan pejabat kerajaan. Mereka seharusnya menggembalakan kawanan domba Israel, namun mereka justru tidak bertindak sebagai gembala yang baik.
Pada pasal-pasal sebelumnya disebutkan berbagai kejahatan yang telah dilakukan oleh para gembala Israel. Mereka menggunakan kekuasaan untuk merampas tanah serta harta milik orang lain (lihat Yehezkiel 22:25). Para imam Israel memperkosa Hukum Taurat Tuhan, karena merekalah yang seharusnya bertanggungjawab untuk mempersembahkan korban yang benar dan memastikan agar tidak ada sesuatu apapun yang najis dipersembahkan atau dibawa ke tempat kudus di sekitar Bait Suci, namun mereka tidak menjaga kekudusan area Bait Suci dari barang-barang yang najis (lihat Yehezkiel 22:26). Para pemuka-pemuka Israel juga bersalah karena mereka tidak berlaku adil dalam memutuskan suatu perkara (lihat Yehezkiel 22:27-29). Mereka yang seharusnya melakukan tugas dengan baik justru mengkhianati kepercayaan yang telah diberi kepada mereka.
Kejahatan dan kelalaian mereka itu mengakibatkan kawanan domba (bangsa Israel) dibunuh dan terpencar-pencar di negeri-negeri asing. Tentu saja dengan keadaan ketika pemimpin melakukan berbagai praktik ketidakadilan dan kejahatan maka yang dipimpinnya juga akan melakukan hal yang sama. Biasanya akan ada beberapa ekspresi yang akam ditunjukkan, sebagai akibat dari praktik yang tidak baik itu, mereka jadi ikut mempraktikkan kejahatan, melawan atau menyelamatkan diri sendiri dengan melarikan diri dari wilayah di mana ketidakadilan dipertontonkan. Para penduduk jadinya melakukan pemerasan dan perampasan, menindas orang-orang yang sengsara dan miskin serta melakukan tindakan-tindakan yang bertentangan dengan hukum (lihat Yehezkiel 22:29). Karena semua perbuatan mereka itu maka Allah menjadi geram dan menghukum mereka. Hal ini menandakan jika pemimpin sudah mempraktikkan penyelewengan-penyelewengan maka yang mereka pimpin juga akan melakukan hal yang sama bahkan lebih. Itulah sebabnya dikatakan domba-domba itu hilang dan tercerai berai.
Padahal mereka (para gembala) menikmati susunya, bulunya dibuat pakain, yang gemuk disembelih. Seharusnya mereka menggembalakan domba-domba, tapi mereka justru memberi makan dirinya sendiri, membuat diri semakin kaya, masyhur gemuk dan nyaman. Mereka membuat diri mereka sendiri mendapatkan keuntungan dari jabatan dan kedudukan mereka. Analogi dari perkataan di atas menunjukkan bahwa mereka memakan lemak dan susu dombanya, menghisap segala yang baik dari masyarakat, mengambil bulunya, membuat pakaian, mengambil harta sebanyak-banyaknya dari kawanan domba itu, menyembelih yang gemuk untuk mereka makan, mereka membunuh orang-orang besar dan kaya untuk mengambil harta mereka.
Mereka hanya mempedulikan diri mereka sendiri sementara domba-domba itu tidak digembalakan dengan baik. Yang lemah tidak dikuatkan, yang sakit tidak diobati, yang luka tidak dibalut, yang tersesat tidak dibawa pulang, yang hilang tidak dicari, melainkan diinjak-injak dengan kekerasan dan kekejaman. Kawanan domba itu jadi berserak, karena tidak ada gembala, dan mereka jadi makanan bagi segala binatang di hutan. Tuhan berkata bahwa domba-domba-Nya berserak dan tersesat di semua gunung dan di semua bukit yang tinggi; tanpa seorang pun yang memperhatikan atau yang mencarinya. Akibat kejahatan para gembala itu, bangsa Israel jadi jatuh, mereka jadi tercerai berai dan dibuang ke Babel.
Tuhan kemudian menyampaikan, karena domba-domba-Nya tidak diperhatikan dan ditelantarkan maka Tuhan sendirilah yang akan jadi lawan bagi gembala-gembala itu dan akan menuntut kepada mereka agar mengembalikan domba-domba Tuhan dan akan memberhentikan mereka menggembalakan domba-domba-Nya. Tuhan akan menghukum para gembala (pimpinan) yang gagal menjadi gembala yang baik. Celakalah mereka sebab mereka hanya mementingkan diri mereka sendiri dan mengabaikan tugasnya. Gembala-gembala yang tidak baik itu tidak akan terus lagi menggembalakan dirinya sendiri; Tuhan akan melepaskan domba-domba-Nya dari mulut mereka, sehingga tidak lagi menjadi makanan bagi para gembala itu. Tuhan sendirilah yang akan memperhatikan domba-domba-Nya dan akan mencarinya.
Seperti seorang gembala mencari dombanya pada waktu domba itu tercerai dari kawanan dombanya, begitulah Tuhan akan mencari domba-domba-Nya dan Tuhan akan menyelamatkan mereka dari segala tempat, ke mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Tindakan Tuhan dalam hal ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah gembala yang baik, sangat kontras dengan gembala-gembala yang ada selama ini. Gembala yang baik itu akan melawan gembala yang jahat. Karena sikap para gembala itu yang acuh tak acuh dan hanya mementingkan diri mereka sendiri.
Adapun domba yang dimaksudkan oleh Tuhan dalam nas renungan ini adalah para umat-Nya, bangsa Israel. Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa domba-domba itu sudah tercerai dari kawanan domba. Apabila ada domba yang tercerai dari kawanan dan gembala-Nya, itu akan sangat bahaya sebab binatang buas bisa menerkamnya atau bisa juga jatuh ke dalam jurang dan masih banyak bahaya yang mengancam setiap saat. Oleh sebab itu harus ada yang menyelamatkan domba itu, agar tidak tersesat, hilang atau bahkan mati. Dari nas renungan ini kita belajar bahwa Tuhanlah yang akan menyelamatkan mereka dan menggembalakan mereka. Tuhan sendiri yang akan menemukan domba-domba yang tercerai berai itu dan menjadi gembala yang baik bagi mereka.
Tuhan akan menyelamatkan mereka dari segala tempat di mana mereka diserahkan pada hari berkabut dan hari kegelapan. Hari berkabut dan hari kegelapan menunjukkan peristiwa yang terjadi pada bangsa Israel ketika mereka diangkut sebagai tawanan pada hari kegelapan, yakni ketika Babel mengalahkan Yerusalem. Banyak orang yang ditawan dan dibawa ke Babel. Yehezkiel menyampaikan pesan Tuhan bahwa Tuhan akan menyelamatkan bangsa itu dan membawa mereka pulang ke tanah airnya. Tuhan menunjukkan bahwa Ia adalah gembala yang baik yang menyelamatkan kawanan domba yang hilang atau tersesat.
Firman Tuhan ini mengajarkan kepada kita agar meneladani sikap Tuhan sebagai gembala yang baik. Barangkali saat ini kita sedang dipercayakan tugas untuk memimpin sebuah lembaga, memimpin keluarga, memimpin gereja, komunitas, masyarakat dan yang lainnya. Sebagai pemimpin kita harus mengerjakan tugas dan kewajiban yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita. Karena itu kerjakankah dengan baik kepemimpinanmu, pelayananmu. Jangan karena kelalaian kita yang tidak mengerjakan tugas kepemimpinan mengakibatkan Tuhan marah kepada kita. Tuhan bisa saja marah kepada kita jika kita tidak melakukan tugas dan tanggung jawab kita dengan baik.
Kita juga diingatkan bahwa sebagai pemimpin perhatikanlah yang kaupimpin, perhatikan kesejahteraan mereka, jangan hanya memikirkan diri sendiri dan mengeruk keuntungan pribadi sebanyak-banyaknya. Hal itu bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Imanilah bapak/ibu bahwa Tuhan adalah gembala yang baik. Ia akan selalu menyelamatkan kita. Apapun tantangan dan pergumulan yang saat ini kita hadapi. Serahkanlah segala pergumulanmu kepada-Nya, ia akan membantumu untuk menyelesaikan segala beban hidupmu. Amin. (tps)
Posting Komentar