wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Renungan Harian - 9 Agustus 2023 - Tuhan Melihat Hati - 1 Samuel 16 ayat 7

Tuhan Melihat Hati 

1 Samuel 16:7 

Renungan-Harian-9-Agustus-2023-Tuhan-Melihat-Hati-1-Samuel-16-ayat-7

Bacaan: 
Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati." 
- 1 Samuel 16:7 

Beberapa tahun lalu ada peristiwa lucu terjadi, ketika Sidang Tahunan MPR diadakan, Tifatul Sembiring membacakan doa. Dalam bagian doanya, ia meminta agar tubuh Presiden Joko Widodo digemukkan. "Berilah petunjuk kepada Presiden Bapak Joko Widodo. Gemukkanlah badan beliau karena kini terlihat makin kurus," kata beliau dalam doanya di Ruang Paripurna DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (16/8/2017). 

Tidak hanya itu cacian dan hujatan lain juga diutarakan oleh berbagai pihak yang berkata bahwa Presiden Joko Widodo itu plonga-plongo dan ada masih banyak lagi ejekan-ejekan yang ditujukan kepada beliau. 

Padahal survei menunjukkan bahwa banyak orang yang puas dengan kinerja Jokowi memimpin Indonesia. Berdasarkan survei yang diadakan oleh Lembaga Survei Indonesia (LSI) atas tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo mencapai angka 81,9 %. Dalam kepemimpinannya juga ia banyak menghasilkan gebrakan-gebrakan baru dalam rangka memajukan Indonesia. Berbagai infrastruktur publik banyak ia bangun dengan baik diera kepemimpinannya. Daerah-daerah terpinggirkan dari sisi pembangunan juga perlahan ia perhatikan. Hal itu ia lakukan dengan semangat untuk memajukan negara Indonesia. Kinerja yang baik yang ia lakukan itu tentu saja karena beliau memiliki hati yang tulus untuk melayani. Tapi ya itulah, ada saja orang yang sinis melihat beliau bahkan merendahkan penampilan beliau. Begitulah adanya penglihatan manusia. Manusia cenderung melihat apa yang di depan matanya secara sepintas. Manusia sering melihat hal-hal secara fisik dan mengabaikan sikap dan hati seseorang. 

Ketika Raja Saul melakukan apa yang jahat di mata Tuhan dan Saul tidak lagi berkenan di hadapan Tuhan, maka Tuhan tidak lagi memakainya untuk memimpin bangsa Israel dan Ia menyesal telah menjadikan Saul sebagai raja atas Israel (lihat 1 Samuel 15:11-35). Sebagai gantinya Tuhan kemudian mengutus Samuel untuk mengurapi Daud sebagai raja atas Israel. 

Daud adalah seorang anak bungsu dari 8 orang bersaudara. Mereka adalah anak dari Isai, orang Betlehem (1 Samuel 16:1). Daud sehari-hari menggembalakan kambing domba ayahnya. Di 1 Samuel 17 ketika Goliat menantang tentara Israel dan ketika Daud diminta oleh ayahnya mengantarkan bekal kepada kakak-kakaknya, disebutkan bahwa Daud adalah seorang yang masih muda (1 Samuel 17:33), kemerah-merahan, matanya indah dan elok parasnya (1 Samuel 16:12 dan 17:42). Sementara kakak-kakaknya itu besar-besar dan telah pergi berperang (1 Samuel 17:13-15). 

Ketika Samuel pergi untuk mengurapi seorang raja bagi Israel, ia bertemu dengan Isai dan ketujuh anaknya. Seperti yang sudah disebutkan bahwa anak-anak Isai itu besar, setidaknya lebih besar dari Daud sampai anak yang ketujuh, barangkali itulah yang menjadi alasan bagi Samuel ketika ia berpikir bahwa merekalah yang dipilih oleh Tuhan menjadi raja atas Israel. Sebab mereka sudah besar, lebih besar dari pada Daud. Apalagi kalau dipikir-pikir, kan yang akan diurapi ini akan menjadi raja atas Israel. Tentulah ia harus seorang yang besar, berperawakan tinggi, tegap, parasnya juga harus menarik (ayat 7) atau setidaknya ia sudah cukup umur dan lebih berpengalaman. Barangkali itulah yang saat itu ada di pikiran Samuel. 

Ketika anak yang pertama, Eliab masuk, Samuel melihatnya dan ia berpikiran bahwa itulah yang dipilih oleh Tuhan untuk diurapi. Namun bukan ia yang dipilih oleh Tuhan. Sampai kepada anak yang ketujuh dihadapkan dengan samuel, tapi semuanya itu tidak dipilih oleh Tuhan. Tuhan berfirman kepada Samuel agar ia jangan melihat parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Tuhan telah menolaknya. Bukan apa yang dilihat oleh manusia yang dilihat oleh Allah. Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati. 

Kemudian Samuel bertanya kepada Isai, apakah masih ada anaknya yang lain. Lalu dipanggilnyalah Daud, kemudian Samuel mengurapinya menjadi raja atas Israel (ayat 12-13) sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan kepadanya. Sejak saat itu berkuasalah Roh Tuhan atas Daud. 

Daud itu adalah seorang yang masih muda dan kecil, masih kurang berpengalaman dari kakak-kakaknya, tapi dialah yang ditetapkan oleh Tuhan menjadi raja atas Israel menggantikan Saul. Ia punya hati yang tulus, pemberani dan percaya kepada Allah. Kepercayaannya itu dapat dilihat ketika ia pergi menghadap Saul dan hendak melawan Goliat (1 Samuel 17:37). Hal ini menandakan yang lebih penting itu adalah sikap dan hati yang baik. Walau Daud itu kecil dan muda, tapi ia mengandalkan Tuhan dalam tindakannya, sehingga ia bisa menang dan berhasil dalam jalan-jalan yang ia lalui. Kita mungkin adalah orang yang lemah, orang yang kurang cakap dalam penampilan, orang yang kurang berpengalaman, tapi ketika kita mengandalkan Tuhan, maka ia akan membantu kita dalam jalan-jalan kehidupan kita. Asal kita punya hati dan sikap yang baik, serta takut akan Tuhan. 

Barangkali juga kita adalah orang yang punya perawakan yang cukup baik, penampilan yang menarik, kecakapan dalam berbagai aspek, punya pengalaman yang banyak, tapi jangan sekali-kali kita jadi menyombongkan diri dan mengandalkan kebisaan kita dalam melayani Tuhan, andalkanlah Tuhan dalam hidupmu. Adapun pengalaman dan kecakapanmu saat ini buatlah itu sebagai pelengkap untuk melayani Tuhan. Jangan membuat kecakapan itu jadi nomor satu dan membuat Tuhan sebagai pelengkap. Mengandalkan Tuhan adalah hal yang paling utama. Mari kita ingat bahwa Tuhan melihat hati bukan melihat apa yang dilihat oleh manusia. Amin. (tps) 


Selamat menjalani kehidupan. 

Doa: 
Ya Tuhan, Sang Pemilik kehidupan kami, terima kasih atas karya-Mu dalam hidup kami. Ajari kami agar mau merendahkan diri dan memiliki hati yang tulus. Biarlah kami senantiasa mengandalkan Engkau di dalam kehidupan kami. Amin. 

Ditulis oleh Vic. Pdt. Timothy Saragi 
HKI Immanuel - Magetan, Jawa Timur 

Catatan: 
Semua iklan yang terdapat pada website dan tulisan ini tidak ada hubungannya dengan timothysaragi.com. 

Dapatkan update artikel terbaru dari timothysaragi.com. Mari bergabung di Channel Telegram "timothysaragi.com Artikel Update", caranya klik link https://t.me/timothysaragicomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 


Posting Komentar

Posting Komentar