Perkataan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati ini sudah sering kita dengar di kalangan orang Kristen. Namun cenderung disalahartikan oleh berbagai pihak yang seolah menekankan bahwa dalam hidup, manusia itu harus cerdik dan tulus, dan sering hanya ditekankan pada cerdiknya saja dan mengabaikan tulusnya. Apalagi ketika diperhadapkan dengan taktik menghadapi orang lain, seolah-olah menyetujui tindakan untuk mengelabui orang lain. Pendapat seperti itu sering terjadi ketika saya berdiskusi tentang bagaimana orang Kristen harusnya hidup saleh, beberapa orang justru menekankan, "kan kita harus cerdik juga" kurang lebih begitu kata orang-orang. Sebenarnya Yesus menyampaikan pesan ini kepada para pengikut-Nya yang dalam konteks diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala. Artinya sesuatu yang jauh dari kata nyaman dan mengelabui.
Secara logika, ketika domba diposisikan di tengah-tengah serigala, maka domba itu akan menjadi santapan bagi serigala-serigala. Apalagi secara tenaga, serigala jauh lebih kuat dari domba. Jika demikian mengapa Yesus berkata demikian? Apakah Yesus bermaksud membunuh dan membinasakan para pengikutNya? Apakah berarti Yesus menginginkan penderitaan dan kesengsaraan bagi orang-orang yang mengikut Dia? Apakah kemudian bisa bertahan?
Ada sebuah perkataan yang sering kita dengar juga, "otot akan kalah dengan otak," yang berarti ketika seseorang cerdas dan menggunakan akalnya, ia pasti bisa mengalahkan orang yang secara fisik lebih kuat darinya. Yesus menyampaikan pesan dalam nas ini sebenarnya sebagai sebuah kiasan. Domba melambangkan ketidakberdayaan dan serigala melambangkan sifat yang rakus dan buas menyerang domba atau hewan lain yang menurutnya sebagai santapan baginya. Dalam bahasa sederhana dapat dikatakan, Yesus mengutus manusia, orang yang mengikut Dia ke tengah-tengah dunia, layaknya melepaskan domba ke tengah-tengah serigala yang buas. Tentu domba yang diutus ke tengah-tengah serigala itu bukan ditujukan agar jadi santapan bagi serigala. Akan tetapi diutus untuk melakukan tugas dan tanggung jawab sebagai pengikut Kristus di tengah-tengah dunia yang diibaratkan seperti serigala yang siap mengancam dan menerkam setiap waktu.
Maka domba yang diutus itu harus memikirkan dan melakukan berbagai cara agar tidak jadi santapan bagi serigala itu. Caranya adalah dengan cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Dikatakan cerdik dalam hal ini berarti bijaksana, berakal sehat dan orang yang mengambil keputusan setelah memikirkan secara matang-matang. Dikatakan harus cerdik seperti ular. Ular dalam hal ini digunakan sebagai kiasan. Ular merupakan hewan yang cerdik. Merujuk kepada kitab Kejadian 3:1, dikatakan bahwa ular adalah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh Allah. Dalam kisah kejatuhan manusia ke dalam dosa, kita ketahui karena cerdiknya ular, bahkan mampu mengelabui manusia (Adam dan Hawa) sehingga tergoda memakan buah larangan dan jatuh ke dalam dosa. Tapi karena kecerdikannya itu tidak dipergunakan dengan baik, dan malah mengakibatkan manusia jatuh ke dalam dosa, sehingga Allah menghukum dan mengutuk ular itu karena menggunakan kecerdikannya untuk membohongi dan menipu. Oleh sebab itu, cerdik yang dimaksud oleh Yesus dalam hal ini bukan cerdik yang licik dan menipu, tapi cerdik yang bijaksana.
Selanjutnya dikatakan "tulus seperti merpati." Hal ini tidak terpisahkan dari kecerdikan, satu kesatuan. Tulus berarti murni, tidak tercampur, bersih, tidak bernoda. Yesus berpesan kepada para murid dan pengikutNya agar tulus, tidak mencoba-coba untuk berbuat curang. Dikatakan tulus seperti merpati. Merpati merupakan hewan yang menggambarkan ketulusan. Merpati melambangkan sifat yang damai dan bersih. Merpati adalah makhluk yang lembut dan tidak menyerang hewan lain. Merpati dijadikan sebagai simbol perdamaian, karena sifatnya yang elok dan bulunya yang menggambarkan kesucian. Merpati juga melambangkan kesetiaan, karena sifatnya yang monogami. Para murid dan pengikut Yesus diminta agar tulus seperti merpati, artinya tulus yang membawa perdamaian, kasih, setia terhadap nilai-nilai dan imannya. Ketika dikatakan diutus ke tengah-tengah serigala dihubungkan dengan ketulusan seperti merpati, artinya ketika ada serangan yang sewaktu-waktu bisa saja datang, tapi tidak mau membalas dengan kejahatan, tidak menyerang, tidak memiliki rencana jahat terhadap orang lain. Hal ini senada dengan pesan yang juga disampaikan oleh Yesus dalam ayat lainnya agar mengasihi sesama manusia (lihat Matius 22:39) bahkan mengasihi musuh dan berdoa bagi mereka (lihat Matius 5:44).
Apa yang Yesus katakan dalam nas ini disampaikan juga kepada kita orang percaya. Kita diminta agar cerdik dan tulus. Harus kita pahami bahwa apa yang Yesus katakan itu benar adanya, bahwa kita juga diutus seperti domba ke tengah-tengah serigala. Kita diutus ke tengah-tengah dunia yang penuh dengan tantangan, penuh dengan cobaan, penderitaan dan lain sebagainya. Kita hidup di tengah-tengah bahaya yang sewaktu-waktu bisa mengancam, menerkan dan menjatuhkan kita, apalagi karena iman kita kepada Kristus. Namun kita tidak boleh lengah atau jadi merana karena cobaan dan tantangan yang kita hadapi. Kita diminta agar bijaksana dan tulus dalam menjalani kehidupan dalam iman. Sekalipun banyak penderitaan yang kita hadapi, kita diminta untuk cerdik dan tulus, bijaksana, bertahan dan setia. Semoga kita semua dikuatkan dan dimampukan untuk menjalani kehidupan sebagai murid Kristus. Tuhan menyertai kita sekalian. Amin. (tps)
Posting Komentar