Nas renungan kita hari ini merupakan firman Tuhan yang disampaikan kepada Musa ketika ia dipanggil oleh Allah untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Ketika itu bangsa Israel telah hidup di tanah Mesir dan ditindas oleh raja Firaun (lihat Keluaran 1). Orang Israel mengeluh kepada Tuhan atas perbudakan yang mereka alami dan mereka berseru-seru dan teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. Allah mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub. Sehingga Allah melihat bangsa-Nya itu dan memperhatikan mereka (lihat Keluaran 2:23-25). Maka Allah memanggil dan mengutus Musa untuk membawa mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir.
Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Musa dan Tuhan berfirman kepada Musa serta mengutus dia pergi ke tanah Mesir dan membawa bangsa Israel keluar dari sana (lihat Keluaran 3:1-10). Namun ketika Tuhan memanggil Musa dan mengutusnya ada keraguan dalam hatinya, sehingga ia berkata, "siapakah aku?" (Lihat Keluaran 3:11). Respon ini secara spontan disampaikan Musa kepada Tuhan, bisa saja dia berpikir "ini dan itu," bagaimana nanti "begini-begitu," sebab bangsa Israel itu begitu besar dan apa pula nanti yang akan aku lakukan dalam memimpin mereka? Pastilah Musa bertanya-tanya dalam hatinya sehingga ia merespon panggilan Tuhan itu dengan kegelisahan dan kekuatiran.
Memang dalam konteks ini Musa belum memiliki banyak pengalaman bersama Tuhan, sejauh ketika ia berbicara dengan Tuhan dalam nas ini. Jadi dia belum kenal betul siapa Tuhan dan apa yang bisa dilakukan-Nya. Akan tetapi Tuhan tahu kegelisahan Musa, sehingga Tuhan pun menguatkan Musa dengan berkata bahwa Tuhan akan menguatkannya dalam melaksanakan tugasnya untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Bahkan Tuhan meneguhkan iman Musa dan memberikan pertanda kepada Musa tentang apa yang kelak akan mereka lakukan setelah keluar dari Mesir. Tuhan berfirman bahwa kelak mereka akan keluar dari Mesir dan mereka akan beribadah kepada Allah di gunung yang sama di mana Tuhan berfirman kepada Musa (lihat Keluaran 3:12).
Sama seperti Musa, kita mungkin atau bahkan sedang menghadapi keragu-raguan dalam menjalani kehidupan atau dalam melaksanakan tugas dan panggilan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Apalagi di tengah dunia yang sudah maju, penuh dengan tantangan. Barangkali kita juga berpikir bahwa kita tidak layak dan tidak mampu karena keterbatasan kemampuan. Sehingga menghambat kita dalam menjalani kehidupan dan panggilan kita masing-masing. Kita jadi mengeluh dan abai terhadap tugas dan panggilan yang ada pada kita. Tapi Tuhan tahu apa yang menjadi kegelisahan kita. Sama seperti Tuhan berfirman kepada Musa bahwa Ia akan menyertainya, Tuhan akan menjaga dan memampukannya untuk melaksanakan tugas dan panggilannya, begitu juga dengan kita. Yakinlah ketika kita berserah kepada Tuhan, Ia akan memampukan dan menyertai kita dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggungjawab kita. Apalagi dalam tugas dan pelayanan kita masing-masing terhadap Tuhan. Ia akan menyertai kita senantiasa. Semoga kita semua dikuatkan dan dimampukan untuk melakukan tugas dan tanggungjawa kita. Tuhan menyertai kita sekalian. Amin. (tps)
Posting Komentar