Setiap orang, pasti akan berbuat sesuai dengan apa yang ia pahami. Pemikiran dan pemahaman seseorang pasti akan mempengaruhinya ketika melakukan sesuatu. Orang yang memiliki nilai-nilai yang baik dalam hidupnya akan berbuat demikian juga. Sama halnya dengan beriman, orang yang beriman harus berbuat sesuai dengan imannya.
Namun tidak dapat dipungkiri masih banyak orang yang hanya mengaku dirinya sebagai orang beriman, namun berbeda jauh dengan apa yang ia lakukan dalam hidupnya. Hal seperti itu tidak tepat, itu sebabnya Yakobus mengingatkan, iman itu harus disertai dengan perbuatan.
Rasul Yakobus menuliskan surat Yakobus ini untuk mengingatkan setiap orang percaya agar dalam hidupnya berbuat sesuai dengan iman mereka, jangan lagi hidup di dalam dosa. Jangan kiranya seorang yang mengaku percaya kepada Kristus namun masih hidup dalam kefasikan. Hidupnya sama sekali tidak menunjukkan perubahan. Meskipun ia mengaku beriman namun hidupnya tidak menunjukkan sesuai dengan imannya.
Rasul Yakobus sangat menentang hal seperti itu. Karena jika demikian maka kita menyia-nyiakan pengorbanan Kristus, karena manusia itu masih terus hidup di dalam dosa sekalipun mereka mengaku beriman dan percaya kepada Kristus. Tindakan yang demikian juga menunjukkan hidup yang sama sekali tidak ada perubahan dan tidak ada bedanya dengan yang tidak beriman. Itulah sebabnya Yakobus berkata jika iman tidak disertai dengan perbuatan maka pada hakikatnya adalah mati, karena sama saja dengan yang tidak beriman, tidak ada bedanya. Jadi imannya itu benar-benar mati dan tidak berguna karena tidak disertai dengan perbuatan.
Iman tanpa perbuatan itu diibaratkan seperti tubuh tanpa roh. Hanya tubuh saja, tidak ada roh, logikanya akan mati. Tubuh manusia itu hidup karena ada roh di dalamnya. Jika tubuh itu tidak ada roh, tidak ada yang mengisi, sama saja mati, meskipun ada tubuh. Hanya sebatas tubuh saja. Yakobus ingin mengatakan bahwa iman itu harus disertai dengan perbuatan, tidak bisa tidak. Karena jika demikian, iman itu sama sekali akan sia-sia.
Melalui renungan ini, kita diingatkan agar kita berbuat sesuai dengan iman. Kristus telah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Itu yang kita yakini dalam iman kita, karenanya kita harus hidup di dalam Kristus, hidup di dalam iman, jangan lagi hidup dalam kefasikan. Kita harus hidup di dalam iman, bukan hanya mengaku sebagai orang beriman tapi tidak berbuat. Karena jika demikian hanya kesia-siaan yang ada. Semoga renungan ini menginspirasi kita semua agar menghayati iman yang disertai dengan perbuatan. Tuhan menyertai kita sekalian. Amin. Tuhan menyertai kita sekalian. Amin. (tps)
Posting Komentar