wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Renungan Harian 19 Januari 2024 - Melakukan Kebenaran dan Keadilan

Renungan-Harian-19-Januari-2024-Amsal-21-ayat-3-Melakukan-Kebenaran-dan-Keadilan
Bacaan: 
Melakukan kebenaran dan keadilan lebih dikenan Tuhan dari pada korban. 
Amsal 21:3 

Salah satu kewajiban orang beriman adalah beribadah kepada Tuhan. Dalam konteks saat ini, ibadah yang paling umum diadakan adalah setiap hari Minggu di gereja, di samping ibadah-ibadah lainnya. Ketika ibadah kita biasanya bernyanyi, berdoa, mendengarkan firman Tuhan dan memberikan persembahan. Semua itu merupakan hal yang rutin dilakukan orang Kristen ketika beribadah saat ini di gereja atau di tempat lainnya. Bagian-bagian dari ibadah yang sudah disebutkan tadi memang sangat penting dilakukan, sebagai bentuk penyembahan kepada Tuhan. Namun ibadah tidak akan sempurna jika tidak disertai dengan tindakan atau pewujudnyataan dari penghayatan ibadah yang telah dilaksanakan. Ibadah yang sejati (bandingkan Roma 12:1) harus diwujudkan di dalam kehidupan sehari-hari. Wujud dari ibadah yang baik dan benar itu adalah ketika kita melakukan firman Tuhan dan mengaktualisasikan iman kita dalam hidup sehari-hari. 

Nas renungan hari ini berbicara hal yang sama. Ibadah yang sesungguhnya adalah jika disertai dengan tindakan melakukan kebenaran dan keadilan, karena hal itu lebih dikenan oleh Tuhan dari pada korban. Konteks ayat ini ketika itu adalah konteks hidup keyahudian, yang masih memelihara pemberian korban kepada Tuhan, ada korban bakaran (lihat Imamat 1:1-17, 6:8-13, 8:18-21 dan 16:23-24), korban sajian (lihat Imamat 2:1-16 dan 6:14-23), korban keselamatan (lihat Imamat 3:1-17 dan 7:11-36), korban penghapus dosa (lihat Imamat 4:1-5:13, 6:24-30, 8:14-17 dan 16:3-22) dan korban penebus salah (lihat Imamat 5:14-6:7 dan 7:16). Masing-masing korban ditentukan dengan hewan yang berbeda-beda, ada domba, lembu, kambing, burung dan sebagainya dan ada juga yang berasal dari tepung, minyak zaitun, kemenyan dan sebagainya. Pemberian korban ini diharapkan dapat menyenangkan hati Tuhan, memohon kepada Tuhan agar mau mengampuni kesalahan dan dosa, mengucap syukur atas berkat yang sudah Tuhan berikan dan dengan harapan agar semakin diberkati oleh Tuhan. Korban itu punya makna dan peranan yang sangat penting dalam peribadahan. 

Namun di kemudian hari barangkali karena korban yang disampaikan lewat hewan-hewan dan yang lainnya, pemberian korban tersebut mengalami pengaburan makna, orang-orang jadi mempersembahkan korban kepada Tuhan hanya sebatas aturan atau formalitas dalam agama, jika dia memiliki uang yang cukup, tinggal beli dan korbankan korban sebagaimana telah diaturkan, akan tetapi tidak lagi disertai dengan penghayatan terhadap korban yang ia korbankan itu kepada Tuhan dan setelah itu tetap melakukan dosa dan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan dalam hidupnya (bandingkan Amos 5:21-27). Itulah kelemahan manusia dan akibat dosa manusia. Selalu saja manusia membuat apa yang sudah Tuhan aturkan dengan baik menjadi kurang baik karena kesalahpahaman terhadap makna sesungguhnya dengan yang Tuhan maksud. 

Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Itulah sebabnya dalam nas renungan hari ini dikatakan keadilan lebih dikenan Tuhan dari pada korban. Artinya Tuhan lebih berkenan jika kita melakukan kehendak-Nya, melakukan kebenaran dan keadilan dari pada kita mempersembahkan korban dan mengikuti ibadah hanya sekadar rutinitas. Yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah, ibadah itu harus disertai dengan perbuatan dan tindakan dalam hidup sehari-hari. 

Diperhadapkan dengan kehidupan saat ini, di tengah-tengah kehidupan kita sebagai warga gereja, sudah menjadi bagian dari kehidupan kita untuk mengikuti ibadah dan memberikan persembahan kepada Tuhan. Mengenai persembahan ini sangat menarik untuk dihayati kembali. Di kalangan gereja saat ini dapat dikatakan ada berbagai tipe orang yang menyampaikan persembahan. Ada orang yang menyampaikan persembahan kepada Tuhan sebagai ungkapan syukurnya kepada Tuhan atas berkat yang sudah ia terima dalam hidupnya. Ada juga orang yang menyampaikan persembahan hanya sekadar rutinitas, karena merupakan bagian dari ibadah. Ada juga orang yang memberikan persembahan dengan maksud tertentu, apakah itu dengan maksud agar dihargai dan dihormati oleh orang lain, atau karena maksud ingin menunjukkan kuasa dan kebisaannya di tengah-tengah gereja. Dari segi latar belakang ada orang yang memiliki berkelimpahan, namun cenderung kikir memberikan persembahan kepada Tuhan. Namun ada orang yang berkekurangan bahkan tidak memiliki apa-apa ingin memberi persembahan yang besar kepada Tuhan, namun secara finansial ia tidak mampu. 

Meski demikian, dalam keadaan apapun itu kita diingatkan bahwa yang lebih dikenan oleh Tuhan adalah kebenaran dan keadilan. Sehingga dalam memberikan persembahan kepada Tuhan, kita harus benar-benar ikhlas memberikannya dan tidak bersungut-sungut, bukan juga karena ada motivasi tertentu, tulus dan tidak memaksa diri bagi yang berkekurangan atau sebaliknya, kikir bagi yang memiliki. Kita harus memberikan persembahan kita kepada Tuhan dengan tulus ikhlas. Yang paling penting diingat adalah bahwa Tuhan lebih berkenan kepada keadilan dan kebenaran. Yang ingin disampaikan adalah agar kita melakukan segala sesuatu dan dalam perbuatan kita sehari-hari sesuai dengan iman dan kepercayaan kita, sesuai dengan firman Tuhan. Jangan pula kita rajin beribadah, rajin memberi persembahan, namun pada saat yang sama kita justru tidak ada bedanya dengan orang yang tidak beriman, karena apa yang kita lakukan sama saja, tidak ada bedanya. Justru masih hidup dalam kefasikan, hidup dalam apa yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Kita diharapkan menjadi orang-orang yang mau melakukan keadilan dan kebenaran di tengah-tengah kehidupan. Semoga firman Tuhan ini menginspirasi kita agar semakin menyadari bahwa kebenaran dan keadilan lebih dikenan oleh Tuhan, agar kita juga memberi persembahan dengan tulus dan ikhlas kepada Tuhan. Tuhan menyertai kita sekalian. Amin. Tuhan menyertai kita sekalian. Amin. (tps) 


Selamat menjalani kehidupan. 

Doa: 
Ya Tuhan, Maha Pengasih, yang selalu menyertai kehidupan kami. Terima kasih atas segala berkat yang Kauberikan kepada kami hingga saat ini. Terima kasih telah mengingatkan kami agar melakukab kebenaran dan keadilan dalam hidup kami, bukan sekadar melakukan ibadah secara rutinitas. Biarlah lewat kehidupan kami nyata iman kami. Mampukan kami untuk melakukannya, sekalipun banyak tantangan, kami yakin dan percaya Tuhan akan memampukan kami melakukannya. Terpujilah nama-Mu sampai selama-lamanya. Amin. 

Ditulis oleh Vic. Pdt. Timothy Saragi 
HKI Immanuel - Magetan, Jawa Timur 

Catatan: 
Semua iklan yang terdapat pada website dan tulisan ini tidak ada hubungannya dengan timothysaragi.com. 

Dapatkan update artikel terbaru dari timothysaragi.com. Mari bergabung di Channel Telegram "timothysaragi.com Artikel Update", caranya klik link https://t.me/timothysaragicomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 


Posting Komentar

Posting Komentar