wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Khotbah Minggu 22 September 2024 - Yakobus 4 ayat 1-10

Khotbah-Minggu-22-September-2024-Yakobus-4-ayat-1-10-Mendekat-Kepada-Allah

Khotbah Minggu 22 September 2024 Minggu Ketujuhbelas Setelah Trinitatis tertulis dalam Kitab Yakobus 4 ayat 1 - 10. Mari kita perdalam pemahaman kita terhadap Perikop Khotbah ini. Sesuai dengan Almanak Gereja kita yang menjadi tema Khotbah adalah "Mendekat Kepada Allah." Mari kita ikuti pembahasannya. 

Pendahuluan 

Surat Yakobus ini menunjukkan kepeduliannya terhadap orang-orang Kristen yang dianiaya, yaitu mereka yang dulunya merupakan bagian dari jemaat Yerusalem yang tersebar ke seluruh wilayah Mediterenia (sekitar Laut Mati). Melalui suratnya, Yakobus mengajarkan perilaku orang Kristen yang benar, dengan mengingatkan dan menegur para pembacanya bahwa sengketa dan pertengkaran di antara orang percaya sangat membahayakan. Yakobus menjelaskan bahwa konflik ini bisa berakibat pada keinginan jahat yang berperang melawan diri seseorang. Yakobus juga memberikan contoh, ketika seseorang mengingini sesuatu namun tidak mendapatkannya, bisa berdampak pada pembunuhan; keinginannya bisa menimbulkan perasaan iri hati dan karena tidak tercapai tujuannya, pada akhirnya mereka bertengkar dan berkelahi, karena tidak memperoleh apa yang diharapkannya. 

Narasi Yakobus 4:1-10 berisi tentang pola hidup yang Alkitabiah. Akan tetapi, perkembangan zaman sekarang ini, kebudayaan manusia semakin terus mengalami perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perilaku yang berkaitan dengan moral dan nilai-nilai etika sehingga manusia banyak mengalami degradasi dalam kesucian hidupnya. Mengatasi masalah tersebut, orang Kristen sejatinya dapat memiliki sikap rendah hati, takut akan Tuhan, melawan dosa, bersandar pada Tuhan, menyucikan hati dan berdoa sebagaimana yang terkandung dalam narasi Yakobus 4:1-10. Pola hidup orang percaya semestinya hidup dalam kesucian, karena Tuhan adalah Allah yang suci dan kudus. Akan tetapi pada faktanya, yang terjadi adalah manusia tidak dapat mengaktualisasikan kehidupan yang benar tersebut. 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Pembahasan 

1. Mengendalikan Hawa Nafsu (ayat 1-3) 

Kehidupan yang penuh kompetisi dan perbandingan dapat menimbulkan iri hati. Sikap iri hati kerap tersembunyi dan tidak diakui, meski dialami oleh semua orang. Psikolog menjelaskan bahwa iri hati dialami oleh orang-orang yang rendah diri dan mengalami kegagalan. Yakobus menunjukkan, iri hati dipandang sebagai hal yang sangat serius oleh Allah. Salah satu dampak dari dosa manusia menyebabkan manusia dikuasai iri hati. Akar dari iri hati adalah persahabatan dengan dunia dan permusuhan dengan Allah. Iri hati merupakan ekspresi ketidakpuasan manusia terhadap posisinya yang telah ditetapkan Allah dalam tatanan semesta ciptaan. Segala pemberian Allah dirasa tidak cukup. Maka hawa nafsu menguasai dirinya (dari bahasa aslinya "passion" di sini adalah dari kata "hedon" bukan hanya suatu desire atau keinginan). Suatu desire ada yang sehat dan akhirnya menjadi tidak sehat. Jika desire yang sehat tidak terkendali maka akhirnya kita bisa menjadi addicted to it karena execessive desire kita. Hawa nafsu ini akan membuat perasaan tidak puas dengan diri sendiri dan menimbulkan banyak dosa, termasuk rasa iri. Iri hati dapat menginginkan banyak hal, namun secara tidak terkendali, ia selalu merasa kurang, sebab segala sesuatu tidak dapat memuaskannya. Iri hati membutakan diri terhadap anugerah Allah. Iri hati tidak hanya didapati pada orang yang tidak pernah berdoa. Ada juga orang-orang yang seakan religius, namun menentang Allah. Baginya, doa bukanlah relasi dan penyandaran diri kepada Allah, melainkan sebagai sarana untuk menuntut Allah agar memuaskan hasratnya yang tidak terbatas. Yakobus menyoroti keinginan hati manusia yang dimotori oleh hawa nafsu duniawi. Untuk memenuhi keinginan itu segala macam cara akan dilakukan. Apalagi kalau dipicu oleh iri hati, setelah tidak terpenuhi, berkembanglah konflik yang tidak habis-habisnya. Maka sering orang berkata, "Orang itu, kalau keinginannya belum tercapai, ia cenderung memaksakan kehendak, meskipun menyakiti atau merugikan orang lain." 

Pada ayat 1 ini Rasul Yakobus menegur orang-orang Yahudi Kristen karena terjadinya pertengkaran di antara mereka. Hal ini disebabkan karena mereka mengikuti keinginan daging mereka seperti kesombongan, kebencian, ketamakan dan ambisi yang sering sekali menjadi celah untuk menimbulkan pertikaian. Menjadi Kristen bukan berarti segala keinginan kita dimatikan. Justru sebaliknya ketika kita mengambil keputusan menjadi orang Kristen, maka kita akan diperhadapkan pada dua situasi, yaitu nafsu keinginan yang semakin menentang iman kekristenan di dalam diri kita. Masalah seperti ini dapat kita temukan di kehidupan sehari-hari, di mana jika seseorang mengikuti keinginan dan amarah yang menggebu-gebu di dalam suatu perkumpulan, maka ini akan menyebabkan perselisihan, pertikaian dan peperangan di antara mereka. Hal ini dapat terjadi karena pada umumnya salah satu di antara mereka hanya mementingkan ego ataupun kepentingan mereka sendiri atau untuk kebaikan diri sendiri saja. Maka salah satu cara untuk menghindari pertikaian itu adalah dengan mematikan atau menghilangkan hawa nafsu di dalam diri kita. 

Seorang yang mengikuti nafsu kedagingan akan menimbulkan permasalahan di dalam hidupnya seperti pertikaian, pertengkaran, pembunuhan dan penghancuran (ayat 2). Hendaklah kita mampu menghindari hal-hal yang akan mendatangkan celaka bagi diri kita (lihat Titus 3:9). Kita sering kali memikirkan hal-hal yang menguntungkan bagi diri kita sendiri dan berpikir bahwa kita akan mendapatkannya. Terkadang untuk memenuhi keinginan dan kesenangan diri, kita menghalalkan segala cara untuk mencapainya. Namun keinginan-keinginan yang tidak semestinya akan menerima kekecewaan atau tidak akan terpenuhi dan tercapai dengan memperoleh apa yang diinginkan. Kata tidak memperoleh di sini artinya tidak mencapai keinginan yang ingin dicapai. Dari hal ini dapat kita pahami bahwa hawa nafsu duniawi dan kedagingan adalah penyakit yang akan menghalangi kita untuk mencapai sesuatu. 

Pada ayat 3, rasul Yakobus ada kalimat receive (menerima) dan motives (tujuan, maksud). Dalam hal berdoa kita dapat membaca dari Kitab Matius 7:7. Namun dalam ayat 3 ini juga mengingatkan kita bahwa nafsu seseorang akan merusak doa-doa. Lebih jelas dalam Bahasa Inggris (KJV) dikatakan: "Ye ask, and receive not, because ye ask amiss, that ye may consume it upon your lusts." Artinya: kamu meminta, dan tidak menerima, karena kamu meminta dengan salah, supaya kamu bisa menghabiskannya untuk hawa nafsumu. Bahkan ketika kita meminta pada Tuhan, kita juga sering lupa dan meminta sesuatu untuk menuruti keinginan daging kita. Dunia selalu mengajarkan untuk kita bisa memuaskan hawa nafsu, dan akhirnya malah mengikat kita. Di mana posisi kita pada saat ini? Apakah ada sebuah desire yang kita punyai, yang sudah tidak lagi sehat dan tidak mengikuti lagi kehendak Tuhan? Doa yang kita sampaikan kepada Tuhan dengan tujuan untuk memuaskan hawa nafsu adalah doa yang salah, bahkan sekalipun kita memohon, namun tidak mendapatnya, karena tujuannya itu adalah jahat. Oleh sebab itu hendaknya dalam doa kita, kita tunduk pada Allah dan memohon kepadaNya agar kehendakNya terjadi dalam diri kita (lihat 1 Yohanes 5:14). Dengan begitu, jika permintaan kita sesuai dengan kehendak-Nya, Allah akan mendengar dan menjawab doa kita (lihat Yohanes 14:13; 1 Yohanes 3:22). Seharusnya orang yang di dalam Kristus telah mengalahkan hawa nafsunya, sebagaimana yang tertulis di Galatia 5:24: "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Maka caranya kita bisa mengubah hawa nafsu kita dan menjadi sehat menurut kehendak Tuhan adalah dengan mendekatkan diri pada Tuhan. Menghabiskan banyak waktu dengan Tuhan bukan dengan dunia ini. 


2. Dosa Memisahkan Kita dari Allah (ayat 4-5) 

Di ayat 4 "persahabatan dengan dunia," yang dimaksud di sini bukan sekadar pengenalan, melainkan keterikatan diri terhadap duniawi yang meliputi merangkul dosa, nilai-nilai dan kesenangan jahat dari dunia (Galatia 5:17). Menurut Barnes: "Adalah musuh Allah, siapapun dia atau apapun pengakuannya, jika dia bersahabat dengan dunia tidak akan dapat menjadi seorang Kristen yang sungguh-sungguh." Di ayat 4 ini, Yakobus menegur jemaat dengan keras, menyebut mereka sebagai pezinah. Dan kita tahu betapa orang-orang Israel waktu itu banyak yang sudah tidak lagi menyembah Allah, tapi menyembah berhala dan mencari keinginan sendiri. Kita pun terkadang seperti itu. Kita sudah tahu Tuhan yang mengasihi kita dan menebus kita dari dosa, tetapi kita sering mencari kepuasan hawa nafsu kita sendiri dan tidak lagi peduli pada kenendak Tuhan. Padahal Dia adalah Raja kita, penebus kita. Oleh sebab itu persahabatan dengan dunia merupakan ketidaksetiaan kepada Allah dan janji komitmen kita kepada-Nya (lihat 1 Yehezkiel 2:15-17). Allah tidak menerima persahabatan seperti itu (lihat Matius 5:24), karena Dia adalah Allah yang cemburu (lihat Keluaran 20:5; UIangan 5:9). Dalam 1 Yohanes 2:16 ada tiga dosa yang menciptakan permusuhan kepada Allah, yang pertama yaitu keinginan daging (bandingkan 1 Korintus 6:18, Filipi 3:19; Yakobus 1:14). Kedua, keinginan mata merujuk pada keinginan akan hal-hal yang menarik mata tetapi dilarang oleh Allah, termasuk keinginan untuk melihat hal yang memberikan kesenangan berdosa (bandingkan Keluaran 20:17; Roma 7:7). Pada zaman sekarang ini masalah seperti ini misalnya untuk menghibur diri dengan melihat pornografi, kekerasan, kejahatan dan kebejatan (lihat 2 Samuel 11:2; Matius 5:28). Ketiga, keangkuhan hidup. Hal ini merujuk adanya roh kecongkakan dan kemandirian yang tidak mengakui Allah sebagai Tuhan atau Firman-Nya sebagai kekuasaan tertinggi. Itulah roh yang berusaha untuk mengagungkan diri, memuliakan dan memajukan diri sebagai pusat kehidupan (lihat Yakobus 4:16). 


3. Merendahkan Hati dan Tunduk pada Allah (ayat 6-10) 

Meninggikan diri di dalam pikiran kita sendiri atau mencari kehormatan dan penghargaan dari orang lain untuk memuaskan kesombongan, artinya kita sama saja dengan melupakan Tuhan. Tetapi hendaknya kita rendah hati dengan berserah kepada-Nya dan menghampiriNya dan Allah akan memberikan kasih karunia, kemurahan dan pertolongan-Nya di dalam setiap kehidupan kita (lihat Amsal 3:34; Matius 23:12). Pada ayat 7 ada penekanan dengan kalimat devil (iblis). Pada ayat 7 ini mengingatkan kita, agar hendaknya kita tunduk kepada Allah. Orang sombong paling sukar untuk tunduk. Kalau ditegur, bahkan menjadi marah. Tetapi kita harus belajar untuk membuang hal-hal itu. Kita harus belajar untuk mau tunduk pada waktu menerima teguran Firman Tuhan, tidak peduli siapapun yang menyampaikan Firman Tuhan itu. Ketundukan kepada Allah harus dibarengi dengan perlawanan terhadap iblis. Kita tidak bisa tunduk kepada Allah tapi pada saat yang sama juga mau tunduk kepada Iblis. Orang yang mencintai kesucian, harus membenci dosa. Kalau kita mau tunduk kepada Allah dan melawan Iblis, Yakobus mengatakan bahwa iblis itu akan lari dari kita (ayat 7). Jangan menafsirkan kalimat ini seakan-akan iblis itu akan menjauhi kita dan tidak menyerang kita lagi. Jadi arti dari ayat 7 itu adalah, jika kita tunduk kepada Allah maka iblis akan kalah. 

Sebagai orang Kristen sejati, hendaknya kita tidak menjadi sasaran empuk bagi si iblis. Kita harus senantiasa berjaga-jaga dan melawan iblis dengan penuh iman (lihat 1 Petrus 5:8-9). Karena itu iblis akan menggunakan banyak cara agar kita jatuh ke dalam dosa. Namun kita sebagai orang Kristen yang percaya, kita sudah dilengkapi penuh untuk mengalahkan muslihat iblis (lihat Efesus 6:11), melawan dengan berdiri teguh dalam iman (lihat 1 Petrus 5:9). Berserah kepada Allah berarti menyesali dosa-dosanya, menjauhkan diri dari hal-hal duniawi (lihat Yeremia 4:14). 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Kesimpulan dan Refleksi 

Bapak dan ibu yang dikasihi Tuhan, bersahabat dengan dunia sama halnya bermusuhan dengan Allah, untuk menghindari persahabatan dengan dunia, manusia harus menjaga hati supaya tidak terpaut pada perkara-perkara duniawi. Jika manusia bersahabat dengan dosa maka akan dapat memudarkan kasih manusia kepada Allah. Menurut Rick Warren bahwa kehidupan yang dijalani di bumi ibarat gladi resik atau persiapan untuk masa kekekalan. Maka kita harus terus menjaga kesucian hidup. Sebagai orang Kristen kita harus mengalami kehidupan di dalam Kristus dan hidup kita harus bebas dari hawa nafsu, iri hati dan perselisihan. 

Melalui khotbah ini kita diajak untuk mendekatkan diri kepada Allah supaya kita menang melawan dan menyalibkan iri hati, kecongkakan, kecemburuan dan hawa nafsu. Yakobus menunjukkan, iri hati dipandang sebagal hal yang sangat serius oleh Allah. Salah satu dampak dari dosa manusia menyebabkan manusia dikuasai iri hati. Iri hati begitu mengerikan dan mematikan. Oleh sebab itu, pemulihannya hanya jika kita mau tunduk kepada Allah. Jika kita tidak tunduk pada Allah, maka iblis akan terus merusak kita dengan cara yang lebih buruk. 

Hal yang mengerikan jika iri hati, cemburu dan permusuhan terjadi di tengah-tengah gereja. Melalui khotbah ini kita diingatkan bahwa keinganan daging, yaitu hawa nafsu dan persahabatan dengan dunia merupakan dosa yang memisahkan kita dari Allah. Melalui khotbah ini kita diingatkan untuk memiliki sikap tunduk kepada Allah serta kemauan untuk membangun hubungan dengan mendekatkan diri kepada Allah. 

Melalui Firman Tuhan ini kita diingatkan bahwa tidak ada yang lebih penting di dalam hidup ini selain hidup yang mau memiliki sikap rendah hati, tunduk dan dekat dengan Tuhan, menyucikan diri dari dosa, baik hati dan pikiran. Dengan demikian Tuhan akan mendekat kepada kita dan kita pun semakin dekat dengan-Nya. Oleh sebab itu mari kita mendekatkan diri kepada Tuhan. Amin. 


Catatan: 
Semua iklan yang terdapat pada website dan tulisan ini tidak ada hubungannya dengan timothysaragi.com. 

Dapatkan update artikel terbaru dari timothysaragi.com. Mari bergabung di Channel Telegram "timothysaragi.com Artikel Update", caranya klik link https://t.me/timothysaragicomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 


Posting Komentar

Posting Komentar