Khotbah Minggu 8 Desember 2024 Minggu Advent Kedua tertulis dalam Kitab Yesaya 40 ayat 1 - 5. Mari kita perdalam pemahaman kita terhadap Perikop Khotbah ini. Sesuai dengan Almanak Gereja kita yang menjadi tema Khotbah adalah "Persiapkan Jalan untuk Tuhan." Mari kita ikuti pembahasannya.
Pendahuluan
Nas Firman Tuhan yang menjadi renungan kita pada Minggu Advent ke-II ini berada dalam bingkai pasal 40-55. Bagian ini umumnya ditujukan kepada orang-orang Yehuda yang hidup dalam pembuangan di Babel. Mereka dalam keadaan hancur, tanpa narapan. Namun Yesaya memberitakan bahwa tidak lama lagi Tuhan akan membebaskan umat-Nya dan membawa mereka pulang ke Yerusalem, untuk memulai suatu kehidupan baru. Tema penting bagian ini ialah bahwa Tuhan itu, Tuhan yang menguasai sejarah dan bahwa la merencanakan untuk mengutus umat-Nya ke segala bangsa yang akan diberkati melalui Israel.
Bangsa Israel sudah sangat sering jatuh ke dalam dosa, tetapi Allah selalu mengasihi mereka dan mengutus para Nabi untuk mengingatkan mereka supaya berbalik kepada Allah. Nabi Yesaya diutus Allah untuk bernubuat kepada bangsa Israel agar mereka mau kembali kepada kepada Allah dan bertobat sehingga terhindar dari bencana. Nubuat Yesaya berisi tentang ancaman dan janji-janji yang memberi harapan bahwa Allah akan selalu menyertai mereka dalam menghadapi setiap musuh dan bahwa Allah akan mengirimkan Sang Juruselamat untuk mereka.
Pembahasan
Tuhan Menghibur UmatNya (ayat 1-2).
Kehidupan bangsa Israel dalam pembuangan tentu tidaklah mudah. Kehidupan mereka di pembungan bisa saja menimbulkan rasanya seperti tidak ada lagi harapan hidup. Kehidupan orang yang ada di tahanan tentu bisa menyakitkan hati dan meninggalkan luka yang mendalam dan mereka ada dalam kehancuran tanpa harapan. Maka melalui ayat ini Firman Tuhan memberi suatu penguatan, mengatakan "Hiburlah, hiburlah umatKu," demikian firman Allah. Yesaya menghibur umat Allah dengan bernubuat kepada angkatan mendatang tentang kabar baik bahwa masa hukuman Allah segera usai dan keselamatan serta berkat akan tiba. Jikalau kita sedang mengalami kesulitan besar dalam hidup dan mengetahui bahwa Kristus adalah Juruselamat, kita dapat berdoa kepada Allah agar membebaskan kita dari kesulitan itu dan atau agar menyertai dan menolong kita di tengah-tengah kesulitan tersebut. Menghibur adalah tugas Allah karena Allahlah sumber segala penghiburan" (bdk. 2 Korintus 1:3) "menghibur semua orang berkabung" adalah ciri khas pelayanan Anak Allah (Yesaya 61:2) dan Roh Kudus disebut "penghibur" (Yohanes 14:16; 15:26). Dia yang mendampingi kita untuk memberikan penghiburan dan pertolongan.
Ketika Allah menyelamatkan umat-Nya, penyalamatan itu akan menyatakan "kemuliaan-Nya" ke seluruh dunia. Karena Allah mengakui bahwa orang-orang Yahudi itu sebagal umat-Nya, maka Nabi-nabi yang menerima firman-Nya dapat menenangkan hati orang-orang Israel. Dengan jelas bahwa Allah tidak datang lagi dalam murka-Nya, melainkan dalam kasih yang membebaskan.
Kabar baik tentang kasih Tuhan kepada umat-Nya tentu bukan hanya kepada pergumulan umat Israel pada saat itu, juga sebagai kabar baik yang kekal yang akan tetap menerangi kehidupan umat Tuhan di sepanjang zaman. Kabar baik yang akan selalu menghibur dan meneguhkan hati kita dalam menjalani kehidupan ini bahwa Allah adalah Kasih.
Kasih setia Tuhan adalah harta yang paling berharga yang kita punya dalam hidup ini. Kasih yarıg tidak hanya sebatas kata-kata, tetapi kasih Tuhan itu nyata dan telah dinyatakan-Nya. Dia adalah Tuhan yang menyatakan kasih-Nya dengan turut merasakan penderitaan kita, yaitu Yesus Kristus Tuhan dan Juruselamat kita.
Kasih setia Tuhan inilah yang merjadi penghiburan dan meneguhkan hati kita dalam menjalani kehidupan. Kasih yang menyerahkan segala sesuatu bagi kita, bahkan diri-Nya. Dia mengasihi kita bukan dengan kasih yang dari dunia ini, namun kasih yang berasal dari kekekalan, kasih dari sorga. Rasul Paulus menuliskan di Efesus 3:18 supaya kita dapat merasakan dan memahami betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus. Kasih Tuhan bagi kita tidak dapat diukur oleh dunia ini. Harus kita pahami dan kita hidupi kasih Tuhan itu. Kita tidak akan kehilangan kasih Tuhan karena penderitaan, pergumulan, sakit penyakit dan kesusahan lainnya.
Mempersiapkan Jalan Bagi Tuhan (ayat 3-5).
Dalam ayat 3 dikatakan "Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!" Selanjutnya dalam ayat 4 dikatakan "Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran."
Lebih kurang delapan ratus tahun sebelum kedatangan Tuhan Yesus di dunia dalam rupa manusia, Nabi Yesaya sudah menubuatkan setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan. Begitu pula semua tanah yang berbukit-bukit harus dibuat menjadi tanah yang rata. Dan tanah yang berlekuk-lekuk hendaknya dibuat menjadi dataran. Secara makna, Nabi Yesaya juga ingin menyatakan agar semua orang hendaknya menjauhi lembah, bukit dan gunung-gunung desa, kejahatan dan hawa nafsu. Semua orang hendaknya menghilangkan segala lembah, gunung, bukit dan lekuk-lekuk persoalan, permasalahan, perbantahan, perselisihan, pertengkaran dan permusuhan.
Semua orang hendaknya menghilangkkan akar pahit, dendam, dengki, benci, marah, emosi, keras kepala, keras hati, sombong dan angkuh dari dalam dirinya. Dengan demikian, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan kepada segala bangsa sampai ke ujung bumi. Lalu, seluruh umat manusia dari segala bangsa akan melihat dan menyambut-Nya bersama-sama. Mengelu-elukan Dia, Yesus Kristus, Anak Allah, Mesias dan Juruselamat manusia.
Selanjutnya dalam ayat 5, dikatakan "maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama; sungguh, TUHAN sendiri telah mengatakannya." Melalui ayat ini, kita mendapati bahwa kemuliaan Tuhan akan dinyatakan kepada kita dan kepada semua orang yang percaya. Bahwa kemuliaan Tuhan akan ditunjukkan kepada seluruh umat manusia. Bahwa seluruh umat manusia akan melihat bersarna-sama kemuliaan-Nya. Hal ini dinyatakan oleh Tuhan sendiri dengan Firman-Nya. Oleh sebab itu, percayalah, imanilah, bahwa tidak akan ada kemuliaan yang lebih dahsyat dari kemuliaan Allah. Bahwa tidak akan pernah ada kemuliaan yang seindah kemuliaan Tuhan Allah kita.
Kesimpulan dan Refleksi
Kondisi Israel dalam konteks Yesaya ini, secara politis, sosial dan ekonomi mengalami kemerosotan atau bisa dikatakan lumpuh dan tak berdaya. Israel benar-benar sedang ada dalam pergumulan sebagai bangsa yang terbuang di Babel. Oleh karena itu nubuatan dari nabi Yesaya hendak menghiburkan dan menguatkan mereka, sambil mengingatkan Israel agar kembali kepada Tuhan dan Percaya bahwa Tuhan akan menolong dan melepaskan mereka dari pembuangan. Olen sebab itu mereka diajak untuk memulihkan hubungannya dengan Tuhan. Dengan cara mempersiapkan jalan bagi Tuhan Allah Israel.
Setiap lembah harus ditutup, setiap gunung dan bukit harus diratakan. Memiliki arti bahwa segala kehidupan Israel yang kelam, penyembahan berhala dan ketidakadilan harus dilenyapkan dalam usaha mereka mempersiapkan jalan bagi Tuhan yang akan membebaskan mereka. Nabi Yesaya mendorong mereka agar kembali melihat Tuhan yang selama ini mereka sembah dan yang menuntun mereka. Sebab Allahlah yang akan menghimpun mereka di Sion.
Bagian-bagian dari nas renungan kita hari ini mau mengajak kita agar mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus kembali ke dunia ini dan dalam perayaan Minggu Advent II ini. Mempersiapkan diri memiliki maksud bersikap aktif dalam persekutuan bersama Tuhan dan membangun hubungan yang baik dengan Tuhan.
Keselamatan, berkat dan penghiburan, semuanya itu dikaitkan dengan kedatangan Tuhan kepada umat-Nya yang setia. Dia datang dengan kuasa dan kekuasaanNya bagaikan pemimpin yang perkasa, namun kehadiran-Nya adalah bagaikan gembala yang penuh perhatian yang khusus dalam menggembalakan domba-dombanya. Kebenaran ini seharusnya memenuhi pemahaman umat Allah dengan iman, pengharapan dan kerinduan dalam doa menanti kedatangan-Nya.
Karakter dan gaya hidup yang berkenan di hadapan Tuhan adalah bentuk dari mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Berhala-berhala masa kini seperti materialisme dan hedonisme dan yang lainnya adalah cara hidup yang bisa merusak hubungan kita dengan Tuhan. Oleh sebab itu kita harus menghindarinya dalam hidup kita dan mempersiapkan hati kita dengan sungguh-sungguh menanti kedatanganNya dengan melakukan apa yang berkenan di hadapanNya. Amin.
Posting Komentar