Epistel Minggu 8 Juni 2025 Minggu Pentakosta 1 tertulis dalam Kitab Yoel 2 ayat 28 - 32. Mari kita perdalam pemahaman kita terhadap Perikop Epistel ini. Sesuai dengan Almanak Gereja kita yang menjadi tema Epistel adalah "Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya." Mari kita ikuti pembahasannya.
Pendahuluan
Pada saat kita merayakan Hari Raya Pentakosta, kita selalu mengingat peristiwa bersejarah di Yerusalem 2000 tahun yang lalu, ketika Roh Kudus turun atas murid-murid Tuhan Yesus dan memampukan mereka berkata-kata dalam bahasa yang dimengerti oleh berbagai bangsa yang mendengarkan mereka. Sebelumnya, para murid tidak berani bersuara. Yang mereka sampaikan adalah tentang Yesus Kristus yang disalibkan, mati dan bangkit pada hari yang ketiga untuk menebus dosa manusia.
Di sinilah kita melihat peran Roh Kudus dalam hidup para murid, yang menuntun mereka untuk berani memberitakan Kristus yang disalibkan, mati dan bangkit. Melalui Epistel ini, kita diinspirasi oleh firman Tuhan dengan tema: "Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya."
Pembahasan
Memampukan Orang Percaya Bernubuat
Kitab Yoel termasuk dalam kelompok kitab nabi-nabi kecil karena isinya yang singkat, hanya terdiri dari tiga pasal. Ini berbeda dengan kitab Yesaya atau Yeremia yang disebut kitab nabi-nabi besar karena isinya yang panjang.
Kitab ini ditulis oleh Nabi Yoel yang bernubuat kira-kira pada abad ke-5 sebelum Masehi di Yudea, setelah masa pembuangan di Babel. Nama "Yoel" berarti "Tuhan adalah Allah."
Latar belakang dan tujuan penulisan kitab ini adalah untuk mengajak serta mengingatkan orang-orang Yehuda agar bertobat, sebab bencana alam akan terjadi sebelum datangnya hari Tuhan. Seruan untuk bertobat ini menjadi hal utama, agar mereka meninggalkan kebiasaan lama yang mungkin masih terikat pada penyembahan berhala dan praktik-praktik kekafiran.
Dalam apa yang dia tuliskan, Yoel menekankan bahwa hari Tuhan akan datang di mana segala sesuatu akan lenyap, tetapi siapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
Rancangan Tuhan bagi orang percaya adalah rangcangan keselamatan. Tuhan tidak menghendaki manusia dihukum pada masa penghakiman, tetapi karena kasih-Nya, kita dibimbing melalui pimpinan Roh-Nya agar menjadi orang-orang yang percaya kepada-Nya. Bahkan lebih dari itu, Tuhan memampukan kita melalui Roh-Nya untuk bernubuat—maksudnya, memberitakan rencana Tuhan yang indah, yaitu keselamatan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Oleh karena itu, anak-anak muda, orang tua, serta para teruna dipakai Tuhan untuk menyatakan kehendak-Nya. Sekaranglah waktunya bagi kita untuk dipakai menyampaikan rencana Tuhan bagi dunia, agar banyak jiwa yang terpanggil dan percaya kepada-Nya.
Memampukan Orang Percaya Melihat Tanda-tanda Tuhan
Roh Kudus memampukan kita untuk melihat dan memahami tanda-tanda yang disampaikan Tuhan. Tujuannya adalah untuk mengingatkan bahwa segala sesuatu di dunia ini akan berakhir. Namun, kapan itu terjadi? Tidak ada yang tahu. Sebab tentang hari dan saat itu, tidak seorang pun tahu—malaikat-malaikat di surga juga tidak, Anak pun tidak—hanya Bapa sendiri yang tahu (Matius 24:36).
Tuhan hanya memberitahukan tanda-tanda yang sering disebut sebagai tanda-tanda akhir zaman. Apa saja tanda itu? Kita akan mendengar deru perang, kabar-kabar tentang perang; bangsa akan bangkit melawan bangsa; akan ada kelaparan, gempa bumi di berbagai tempat; akan terjadi penyiksaan, pembunuhan terhadap orang percaya; banyak yang murtad; dan nabi-nabi palsu yang menyesatkan (Matius 24:6–10).
Semua tanda-tanda ini sudah mulai terjadi. Namun, bagaimana sikap orang Kristen dalam meresponsnya? Apakah kita hanya menganggapnya sebagai akibat dari perubahan alam dan atau akibat dari perbuatan manusia semata?
Bagi orang percaya, Roh Kudus berbicara bahwa semua itu adalah tanda bahwa hari Tuhan akan datang. Karena itu, ia akan merendahkan diri di hadapan Tuhan dan tetap setia kepada-Nya, meski dunia akan berlalu. Sebab, " orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat" (Matius 24:13).
Inilah peran Roh Kudus dalam hidup orang percaya: memampukan kita melihat tanda-tanda Tuhan dan mengimplementasikannya dalam hidup, yang menghasilkan pertobatan sejati.
Memampukan Orang Percaya untuk Berseru kepada Tuhan
Roh Kudus terus memelihara iman kita dan memberikan kekuatan serta kesetiaan untuk mengikut Tuhan, dalam situasi baik maupun buruk.
Situasi yang tidak baik sering kali menimbulkan kecemasan dan ketakutan. Dalam kondisi demikian, kita hanya memiliki dua pilihan: bersandar kepada Allah atau kepada allah lain.
Fakta kehidupan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa banyak orang Kristen justru bersandar kepada allah lain—melalui praktik seperti mempersembahkan sesajen kepada roh orang mati, berusaha menyelesaikan masalah dengan bantuan orang pintar (dukun), mengandalkan uang atau kemampuan diri sendiri, bahkan merasa diri seperti Allah.
Praktik-praktik semacam ini merupakan kekejian bagi Allah, sebagaimana terjadi di tengah umat Israel dahulu. Karena itu, Allah murka kepada mereka.
Namun, kita bersyukur karena Allah telah mengutus Roh-Nya kepada orang-orang percaya, untuk mengajar dan menguatkan iman kita, agar kita tetap setia dan percaya kepada-Nya, serta dimampukan untuk berseru kepada-Nya. Sebab tertulis, "Barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan" (Yoel 2:32a).
Marilah kita sebagai umat Tuhan senantiasa berseru kepada-Nya. Hanya Tuhanlah yang sanggup menyelamatkan dan membawa kita ke sorga. Dalam Yohanes 14:6, Tuhan Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Kesimpulan dan Refleksi
Peran Roh Kudus dalam hidup orang percaya memampukan kita untuk:
- Bernubuat,
- Melihat tanda-tanda Tuhan, dan
- Tetap setia berseru kepada nama Tuhan.
Amin.
Posting Komentar