Khotbah Minggu 8 Juni 2025 Minggu Pentakosta 1 tertulis dalam Kitab Yohanes 14 ayat 15 - 26. Mari kita perdalam pemahaman kita terhadap Perikop Khotbah ini. Sesuai dengan Almanak Gereja kita yang menjadi tema Khotbah adalah "Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya." Mari kita ikuti pembahasannya.
Pendahuluan
Dalam tradisi Perjanjian Baru hari Pentakosta adalah hari ke-50 setelah kebangkitan Tuhan Yesus (Paskah). Di hari ini, orang Kristen mengenang dan merayakan peristiwa turunnya Roh Kudus kepada para Rasul yang terjadi kira-kira 2.000 tahun yang lalu. Setiap tahun kita memperingatinya, bahkan di beberapa denominasi gereja, seperti gereja-gereja Batak, Pentakosta dirayakan dua kali, yaitu Pentakosta I dan Pentakosta II.
Perayaan ini bertujuan agar orang Kristen sungguh-sungguh mengenal, mempercayai, dan menerima Roh Kudus dalam kehidupannya. Sebab Roh Kuduslah yang berperan mengubah dan membarui hidup orang percaya agar seturut dengan Firman-Nya. Tanpa peran Roh Kudus, kita tidak akan mampu mengerti dan percaya kepada Firman Tuhan. Karena itu, melalui khotbah ini kita dibimbing dengan tema: “Peran Roh Kudus dalam hidup orang percaya.”
Pembahasan
Eksistensi Roh Kudus
Dalam Perjanjian Lama, Roh Kudus sering disebut sebagai Roh Allah. Ia bukanlah makhluk ciptaan, melainkan telah ada sebelum segala sesuatu dijadikan. Dalam Kejadian 1:2 disebutkan bahwa sebelum Allah menciptakan dunia, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Ini menunjukkan bahwa Ia terlibat dalam penciptaan dan berperan menjadikan segala sesuatu baik adanya.
Roh Kudus adalah Allah. Ia sehakikat dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Ketiganya adalah satu dan tidak terpisahkan, yang kita kenal sebagai Allah Tritunggal: KeallahanNya satu dalam tiga pribadi. Ketiga pribadi ini memiliki esensi, kedudukan, kuasa, dan kemuliaan yang sama.
Dalam Yohanes 14:16–17, Yesus berkata, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.” Dalam ayat ini kita melihat ketiga pribadi Allah bekerja bersama dalam karya keselamatan.
Dalam Yohanes 15:26 disebutkan: “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” Kembali, Yesus menegaskan eksistensi Roh Kudus yang berasal dari Bapa dan bersaksi tentang Anak.
Sebelum naik ke sorga, Yesus berkata, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Matius 28:19). Ketiganya kembali disebut secara bersama-sama.
Pada abad ke-4 Masehi, muncul ajaran yang menyatakan bahwa Roh Kudus bukan Allah, melainkan makhluk ciptaan yang bertugas melayani Bapa dan Anak. Ajaran ini kemudian ditolak oleh Gereja dalam Konsili Konstantinopel I, yang menegaskan bahwa Roh Kudus adalah Tuhan dan Allah yang setara dengan Bapa dan Anak.
Sebagai umat Tuhan, kita perlu memahami dan mengimani bahwa Roh Kudus adalah Allah. Jika ada ajaran lain yang menyatakan bahwa Roh Kudus bukan Allah, maka ajaran tersebut adalah sesat.
Roh Kudus sungguh-sungguh adalah Allah yang tidak terpisahkan dari Bapa dan Anak. Ia telah datang ke dunia; percayalah dan terimalah Dia dalam hidupmu.
Peran Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya
Tema khotbah ini menyoroti secara khusus peran Roh Kudus dalam hidup orang percaya. Sesungguhnya, Roh Kuduslah yang membuat kita mampu percaya. Tanpa Dia, kita tidak akan mengerti Firman Allah yang kita baca dan dengar, serta tidak dapat memahami kehendak-Nya dalam hidup kita.
Yesus berkata, “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yohanes 14:26). Dari ayat ini, kita dapat merenungkan beberapa peran penting Roh Kudus dalam hidup orang percaya:
Pertama, Yesus menyampaikan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku” (ayat 15). Kasih merupakan dasar hidup orang percaya. Mengasihi Tuhan berarti menaati perintah-Nya. Perintah utama yang disampaikan Yesus adalah kasih. Dalam Matius 22:36–39, Yesus menyatakan dua hukum utama: Mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Dalam Injil Yohanes, Yesus memberikan perintah baru: “Saling mengasihilah kamu, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yohanes 13:34-35).
Roh Kudus menanamkan kasih dalam hati orang percaya. Kehidupan keristenan tidak bernilai tanpa kasih. Dunia ini sangat membutuhkan kasih—dalam kasih ada pengampunan, kesabaran, sukacita dan damai sejahtera. Sebagaimana dikatakan, “kasihilah Tuhanmu dan kasihilah sesamamu” (Matius 22:37-40).
Kedua, Yesus berkata, “Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu.” Secara umum, anak yatim piatu kehilangan tempat bersandar dan merasa sendiri. Namun Roh Kudus menjadi Pendamping yang jauh lebih setia daripada orang tua. Dalam 2 Timotius 1:7 dikatakan bahwa Allah memberikan kita Roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Roh Kudus menguatkan kita menghadapi berbagai persoalan dan mencegah kita jatuh ke dalam dosa.
Ketiga, dalam Yohanes 16:13 Yesus berkata, “Apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran.” Dunia tidak lagi menjadi sumber kebenaran, karena telah dikuasai oleh dosa (Roma 3:23). Hanya Allah yang benar. Firman-Nya adalah kebenaran, dan orang benar akan hidup oleh iman. Roh Kuduslah yang membimbing kita agar hidup sesuai dengan kebenaran itu.
Keempat, Roh Kudus memberi keberanian untuk bersaksi. Pada hari Pentakosta, murid-murid dipenuhi oleh Roh Kudus dan berbicara dalam berbagai bahasa yang dimengerti oleh orang-orang dari berbagai bangsa. Roh Kudus memberi kemampuan kepada mereka untuk menyampaikan Kabar Baik.
Peristiwa ini sering dikaitkan dengan berbahasa roh. Namun, bahasa roh bukan bahasa manusia, sehingga tidak dapat dipahami tanpa penafsiran. Paulus mengingatkan jemaat di Korintus agar jika ada yang berkata-kata dengan bahasa roh, harus ada penafsirnya. Jika tidak ada, lebih baik berdiam diri dan berdoa dalam hati kepada Allah (1 Korintus 14:27-28).
Para murid, termasuk Petrus, dipenuhi oleh Roh Kudus dan dengan berani bersaksi di hadapan banyak orang. Roh Kudus memberi kuasa untuk menyatakan kebenaran Allah.
Kesimpulan dan Refleksi
Peran Roh Kudus dalam hidup orang percaya sangatlah penting: Ia memampukan kita untuk hidup dalam kasih, memberi keyakinan iman, mengajarkan kebenaran dan ketertiban, serta mendorong kita untuk bersaksi bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Amin.
Posting Komentar