wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Khotbah Minggu 17 Maret 2024 - Yeremia 31 ayat 35-37

Khotbah-Minggu-17-Maret-2024-Yeremia-31-ayat-35-37-Ketetapan-Tuhan-Tidak-Akan-Berubah

Khotbah Minggu 17 Maret 2024 Minggu Judika tertulis dalam kitab Yeremia 31 ayat 35-37 yang menuliskan tentang janji Tuhan kepada umat Israel bahwa kasih dan ketetapan-ketetapan Tuhan tidak akan berubah terhadap bangsa-Nya. Tuhan berfirman bahwa keturunan Israel tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapan Tuhan. Sekalipun mereka telah berbalik dari Tuhan, namun Tuhan tidak akan menolak segala keturunan Israel. Mari kita memperdalam pemahaman kita terhadap nas khotbah ini. Sesuai dengan Almanak gereja kita, yang menjadi tema khotbah adalah "Ketetapan Tuhan Tidak Akan Berubah." Mari kita bahas bersama-sama. 

Pendahuluan 

Nabi Yeremia diutus Tuhan sebagai nabi pada tahun ke-13 pemerintah raja Yosia. Waktu itu Yeremia masih muda. Ia harus menunaikan tugasnya di zaman yang tragis bagi bangsa Israel, di zaman yang mendahului dan menyaksikan kehancuran kerajaan Yahudi. Pembaruan di bidang agama dan pemulihan semangat nasional yang diusahakan raja Yosia telah membangkitkan pengharapan baru. Tetapi pengharapan itu hilang setelah raja Yosia gugur di medan perang. Semua peritiwa tragis ini disaksikan oleh Yeremia. 

Yeremia berkhotbah, mengancam dan menubuatkan kehancuran bangsa. Meskipun sia-sia, ia terus memperingatkan raja-raja yang tidak berdaya yang silih berganti menduduki takhta Daud. Pemimpin-pemimpin tentara menuduh Yeremia, bahwa ia memadamkan semangat berjuang dalam hati rakyat. Akibatnya Yeremia harus dianiaya dan dipenjarakan. Tetapi penderitaan itu memurnikan hati Yeremia dan membuka jiwanya bagi pergaulan mesra dengan Allah. 

Nas ini merupakan puncak ajaran nabi Yeremia. Setelah perjanjian yang dahulu mengalami kegagalan (lihat Yeremia 31:32 dan Yehezkiel 16:59) dan usaha raja Yosia untuk memulihkannya ternyata tidak berhasil, maka rencana Allah mulai disoroti secara lain. Sesudah suatu malapetaka menghancurkan seluruh umat, kecuali sisa kecil, maka suatu perjanjian abadi akan diikat. Isi perjanjian yang lama tetap dipertahankan, yaitu ketaatan manusia kepada hukum Tuhan dan kehadiran Allah yang menjamin kedamaian dan kesejahteraan jasmani. Cita-cita itu terungkap dalam rumus perjanjian ini: Aku menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Ku. 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Pembahasan 

Untuk lebih memahami nas ini, kita perlu menelusuri konteksnya. Tuhan menyatakan bahwa di masa depan Dia akan "menabur" Israel (menyebarkan mereka) dengan menggunakan manusia dan Dia akan menjaga Israel saat Dia membinasakan mereka dan kemudian Dia akan menjaga mereka saat Tuhan membangun mereka kembali. Tuhan menyatakan bahwa Israel tidak bisa mengatakan bahwa kehancuran yang terjadi adalah akibat kesalahan nenek moyang mereka bahwa mereka menanggung beban murka Tuhan atas dosa nenek moyang mereka, sebaliknya Tuhan menunjukkan bahwa tanggung jawab ada di tangan mereka sendiri. Ada di bahu mereka karena mereka telah berbuat dosa. 



Yehezkiel 18:1-20 membawa pesan yang sama. Karena Israel gagal menaati perjanjian Allah, mereka akan dihancurkan dan diceraiberaikan. Namun karena perjanjian yang sama, Allah akan memulihkan dan membangun kembali beberapa orang. Apa yang baru dari perjanjian yang Tuhan akan adakan kepada Israel, yang akan menggantikan perjanjian Sinai yang telah umat Tuhan langgar? Isinya masih sama: "Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku" (ayat 33b). 

Seperti benda-benda penerang yang Allah taruh di angkasa untuk mengatur alam semesta tidak berubah, demikian pula janji Allah bahwa Israel tetap sebagai umat-Nya tidak berubah (ayat 35). Sama seperti manusia yang tidak dapat menyelami hukum hukum alam ciptaan Allah, demikian juga misteri belas kasih Allah atas umat-Nya meskipun mereka tidak setia (ayat 37). Yang baru adalah, kalau dulu perjanjian itu dimeteraikan lewat Taurat tertulis yang ternyata terus menerus dilanggar, kini Taurat itu dituliskan dalam hati (ayat 33a). Inilah benih hidup baru yang Tuhan taruh dalam hati setiap orang yang bertobat. Hanya dengan cara inilah umat Israel bisa melaksanakan Taurat dengan setia karena mengenal dengan benar Allah, pemberi Taurat tersebut (ayat 34). 

"Peraturan" atau "tatanan tetap" adalah berfungsinya alam semesta. Tuhan mendeklarasikan bahwa Dia hanya akan membiarkan keturunan (atau benih) Israel berhenti menjadi suatu bangsa ketika alam semesta ini berhenti berfungsi atau ketika manusia mampu mengukur sepenuhnya pekerjaan Tuhan di alam semesta ini dengan kata lain, tidak sampai alam semesta ini akan berakhir. 



Perhatikan bahwa Allah mengatakan "keturunan Israel" dan bukan Israel itu sendiri. Israel tetap menjadi sebuah bangsa melalui pendirian gereja. Segera setelah itu, Israel dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 M. Umat Kristen yang membentuk gereja menjadi warga negara bangsa Tuhan. Itu terdiri dari orang Yahudi dan bukan Yahudi. "Tetapi kamu adalah suatu bangsa yang terpilih, suatu imamat yang rajani, suatu bangsa yang kudus, suatu umat milik Allah sendiri, supaya kamu dapat memberitakan keagungan Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan ke dalam terang-Nya yang ajaib; sebab dahulu kamu bukanlah seorang manusia, tetapi sekarang kamu adalah umat Allah; dahulu kamu tidak menerima belas kasihan, tetapi sekarang kamu telah menerima belas kasihan (1 Petrus 2:9-10). Umat Tuhan tidak lagi terdiri dari satu garis keturunan secara fisik tetapi terdiri dari seluruh umat manusia di dunia yang percaya dan menaati suara-Nya. "Dan jikalau kamu milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham, yang berhak menerima janji" (Galatia 3:29). 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Kesimpulan dan Refleksi 

Ketetapan Tuhan tidak akan berubah, setiap kali kita melihat matahari saat siang serta bulan dan bintang saat malam, kita akan mengingat bahwa segala ketetapan Allah akan terjadi. Allah senantiasa mengingat janji-Nya. Jadi, kita tidak hanya diselamatkan dan diikat kembali dalam ikatan perjanjian, tetapi sekaligus dijamin oleh Tuhan sendiri. Hidup dalam jaminan Tuhan yang pasti membuat kita senantiasa hidup tenang dan penuh keyakinan. 

Janji Tuhan tidak dipengaruhi oleh kondisi kita. Apa pun yang kita alami saat ini, mungkin kita sedang sakit, mengalami kesusahan atau menghadapi pergumulan berat, ingatlah bahwa janji Tuhan adalah pasti. Inilah pengharapan kita yang kuat sebagai orang percaya, bahwa tidak ada satu pun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Amin. 


Catatan: 
Semua iklan yang terdapat pada website dan tulisan ini tidak ada hubungannya dengan timothysaragi.com. 

Dapatkan update artikel terbaru dari timothysaragi.com. Mari bergabung di Channel Telegram "timothysaragi.com Artikel Update", caranya klik link https://t.me/timothysaragicomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 


Posting Komentar

Posting Komentar