wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Khotbah Minggu 24 November 2024 - Daniel 7 ayat 9-14

Khotbah-Minggu-24-November-2024-Daniel-7-ayat-9-14-Kekuasaan-dan-Kerajaan-Allah-tidak-Akan-Lenyap

Khotbah Minggu 24 November 2024 Minggu Akhir Tahun Gerejawi tertulis dalam Kitab Daniel 7 ayat 9 - 14. Mari kita perdalam pemahaman kita terhadap Perikop Khotbah ini. Sesuai dengan Almanak Gereja kita yang menjadi tema Khotbah adalah "Kekuasaan dan Kerajaan Allah tidak Akan Lenyap." Mari kita ikuti pembahasannya. 

Pendahuluan 

Minggu ini kita tiba pada Minggu Akhir Tahun Gerejawi. Pada Minggu ini kita mengenang bahwa segala sesuatu di dunia ini terbatas dan akan berakhir. Tahun berakhir, manusia berakhir, dunia ini pun akan berakhir. Seseorang yang diberi jabatan dan kedudukan pun, pada saatnya akan mengakhiri masa jabatannya. Hanya ada satu yang kekal dan yang tidak akan lenyap. Dialah Allah dengan kuasa dan kerajaan-Nya. Bila kekuasaan dan kerajaan yang ada di dunia ini beralih dari satu orang kepada orang yang lain, maka kekuasaan dan kerajaan Allah itu akan tetap untuk selama-lamanya. Firman Tuhan pada hari ini akan membawa kita kepada penghayatan yang lebih dalam terhadap kekuasaan dan kerajaan Allah yang kekal. 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Pembahasan 

Daniel pasal 7 dibuka dengan cerita tentang penglihatan Daniel pada masa pemerintahan raja Babel yang bernama Belsyazar (Daniel 7:1). Daniel bermimpi tentang kehadiran empat binatang besar yang melambangkan empat kerajaan yang silih berganti menguasai dunia. Yang pertama adalah Babel (wujudnya seperti seekor singa: Daniel 7:4), yang kedua Media (wujudnya seperti beruang: Daniel 7:5), yang ketiga Persia (wujudnya seperti macan tutul: Daniel 7:6) dan yang keempat Yunani (wujudnya yarıg menakutkan dan sangat kuat: Daniel 7:7-8). Melalui penglihatan ini, Daniel melihat dunia yang penuh dengan ketidakpastian. Kerajaan demi kerajaan silih berganti dan tidak kekal adanya. Setelah bermimpi akan keterbatasan keempat kerajaan tersebut di atas, selanjutnya Daniel bermimpi tentang keadaan di surga. Suasana menjadi sangat berbeda. Bila di dunia terjadi kekacauan dan ketidakadilan, pada penglihatan di sepanjang ayat 9 - 14, Daniel melihat keadaan surga yang bersifat teratur dan tenang. Allah duduk sebagai Hakim dan di sekitar-Nya ada malaikat-malaikat yang melayani dan menghormati Dia. Allah diungkapkan dengan sebutan "Yang Lanjut UsiaNya" (Daniel 7:9). Hal ini ingin menekankan kenyataan bahwa Allah adalah kekal dan tidak sama seperti kerajaan kerajaan yang bersifat sementara. Kitab-kitab pun kemudian dibuka untuk melihat perbuatan-perbuatan manusia semasa hidupnya (Daniel 7:10; Wahyu 5:12). 

Setelah kitab-kitab itu dibuka, nyatalah bahwa kuasa dari binatang yang keempat, yaitu kerajaan Yunani (digambarkan seperti binatang yang menakutkan dan bertanduk sepuluh: Daniel 7:7) pada akhirnya dibunuh. Kerajaan-kerajaan yang lainnya pun dicabut (Daniel 7:12). Penglihatan Daniel kemudian dilanjutkan dengan kedatangan seorang anak manusia yang diberi mahkota kehormatan, kekuasaan dan kemuliaan yang kekal untuk menguasai kerajaan yang tidak akan pernah berakhir, kekal selama-lamanya, di mana semua bangsa dan manusia akan mengabdi kepadaNya. Dia sangat dihormati dan akan menerima kekuasan untuk selama-lamanya. Dialah Allah itu sendiri dalam rupa manusia, Juruselamat kita, Yesus Kristus yang datang dengan awan-awan dari langit (Daniel 7:13; Wahyu 1:78). 



Kerajaan-kerajaan yang telah disebutkan di atas: Babel, Media, Persia dan Yunani telah mendatangkan kesukaran yang hebat bagi umat Allah. Kitab Daniel, termasuk teks Firman Tuhan pada saat ini ditulis untuk menguatkan hati orang-orang Yahudi yang mengalami penganiayaan di bawah kerajaan-kerajaan dunia tersebut, terutama oleh penganiayaan yang dilakukan oleh raja Antiokhus Epifanes. Antiokhus Epifanes sendiri adalah seorang raja di kekaisaran Seleukin (Yunani) yang memerintah sekitar tahun 175-164 Sebelum Masehi. Karena cakupan pemerintahannya yang sangat luas dan beragam, Antiokhus Epifanes sangat giat melakukan upaya penyatuan kekaisaran, yaitu melalui penyembahan terhadap dewa Zeus. Sebuah mezbah bagi dewa Zeus didirikan di atas mezbah yang diperuntukkan bagi Tuhan, Allah orang Israel. la mengeluarkan sebuah larangan bagi orang-orang Yahudi untuk menjalankan hukum-hukum dan adat-istiadat mereka. Berbagai praktik ibadah orang Yahudi, misalnya pengudusan hari Sabat, pembacaan Taurat Musa, sunat, tidak boleh dilakukan dan setiap pelanggarnya akan menerima hukuman mati. Teks ini menjadi sangat penting untuk menguatkan umat Allah agar setia dan tetap menaruh iman percaya mereka kepada Allah, bahkan jika perlu menyerahkan tubuh mereka sebagai konsekuensi akan kesetiaan mereka kepada Allah yang benar (baca Daniel 3:17-18; Daniel 6:8). 



Orang-orang Kristen sejak abad mula-mula hingga saat ini tidak terlepas dari kesulitan, ketidakadilan dan penganiayaan yang begitu dahsyat. Kita mungkin sering bertanya: Bila kekuasaan dan kerajaan Allah adalah tidak terbatas, mengapa beribu-ribu orang yang tidak bersalah terbunuh di dalam peperangan? Mengapa begitu banyak anak-anak kecil meninggal karena kelaparan? Mengapa banyak orang dihina dan diperlakukan secara kejam? Mengapa Allah yang berkuasa itu tidak menghentikan semua ini? Kita mungkin berpikir bahwa peristiwa-peristiwa itu tidak seharusnya terjadi jika dunia ini diperintah olen Allah yang bersifat baik dan setia. Bagaimana kita, sebagai umat percaya menjawab persoalan ini? 

Hal pertama yang harus kita pahami adalah bahwa penderitaan adalah suatu realitas yang telah dan akan selalu menjadi bagian hidup yang dialami oleh setiap manusia tanpa kecuali, setelah manusia jatuh ke dalam dosa. Namun sebagai orang percaya, kita memiliki suatu perisai yang disebut dengan iman. Selama masa sulit dalam penderitaan, iman mendorong kita untuk membawa keragu-raguan, kemarahan dan perasaan kita yang hancur kepada Allah dan memohon pertolonganNya. 



Kedua, penderitaan dan penganiayaan serta ketidakadilan yang dialami sekarang, bukanlah akhir dari setiap orang yang percaya dan setia. Kebangkitan Yesus merupakan sebuah tanda dan jaminan bahwa penderitaan dan kematian orang percaya akan diikuti dengan kebangkitan dan kebahagiaan kekal. Allah sendiri menjadi salah seorang dari kita dalam diri Yesus Kristus. Dalam Kristus, Allah mengalami perjuangan seperti kita, hingga pada titik kematian dan dengan mengatasinya, Ia membawa keselamatan ke seluruh dunia. Kematian telah dikalahkan dan tidak lagi menjadi akhir. Kita dapat memikul penderitaan di dunia yang bersifat sementara ini sebab kita mengetahui bahwa Allah berkuasa dan kerajaanNya kekal. 

Allah juga mengizinkan terjadinya penderitaan untuk meningkatkan perasaan belas kasihan kita dan kemampuan kita untuk peduli terhadap orang-orang lain yang sedang menderita. Ketika kita berdoa: "Datanglah KerajaanMu," dengan demikian, kita menanti-nantikan kedatangan kerajaan Allah di masa yang akan datang, sekaligus percaya bahwa sejak kedatangan Yesus Kristus, Kerajaan Allah sesungguhnya sudah ada di antara manusia kini dan di sini (Lukas 11:20; 17:21). Kerajaan dunia ini belum berakhir. Pencobaan serta dosa masih berpengaruh kuat, tetapi orang Kristen harus turut mengambil bagian untuk menghadirkan Kerajaan Allah di dunia ini. 



Sifat dasar Kerajaan Allah adalah segala sesuatu yang baik, kedamaian, keadilan dan kasih. Karakter-karakter ini hendaknya dibagikan oleh orang yang percaya kepada orang lain dan menjangkau sebanyak mungkin orang. Dengan demikian, semakin banyak orang yang merasakan kehadiran kerajaan Allah di dalam dirinya. Sayangnya, manusia dalam tabiat dosa memiliki kecenderungan untuk memperbesar kuasa dan kerajaannya sendiri dan cenderung mengakibatkan kerugian bagi orang lain. 

Kecenderungan ini merupakan kebalikan dari rencana kerajaan Allah. Kesalahan Nebukadnezar dan raja-raja dunia di dalam kitab Daniel adalah bahwa mereka congkak dan tidak mengakui bahwa kekuasaannya terbatas. Mereka merasa puas dengan dirinya sendiri dan berkata: "Bukankah ini Babel yang besar itu, yang dengan kekuatan kuasaku dan untuk kemuliaan kebesaranku telah kubangun menjadi kota kerajaan?" (Daniel 4:29-30). Pencobaan yang sering datang ke dalam diri setiap orang adalah keinginan untuk memiliki kuasa yang tidak terbatas. Sama seperti manusia pertama dalam Kejadian 3:5, kita cenderung untuk "menjadi seperti Allah." Kesombongan dan kecongkakan sering dianggap sebagai akar semua dosa dan Daniel 7:9-14 merupakan peringatan tentang hal itu bagi kita. Firman Tuhan bagi kita saat ini ingin melawan orang yang berkuasa yang tidak mengakui bahwa kuasanya lebih rendah dari pada kuasa Allah. Hal ini membawa kita kepada pemahaman bahwa kemampuan dan kuasa kita datangnya dari Allah. Dengan demikian, kita tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Kesimpulan dan Refleksi 

Ada dua hal yang dapat kita terima dari Firman Tuhan ini. Pertama, Kekuasaan dan Kerajaan Allah tidak akan lenyap. Sejak kedatangan Yesus Kristus, kita menyadari bahwa kerajaan Allah sesungguhnya sudah ada di antara kita (Lukas 11:20; 17:21). Selama masih hidup di dunia ini, penderitaan dan ketidakadlian akan terus ada. Namun kita meyakini bahwa Allah senantiasa memberikan kekuatan bagi orang percaya di tengah-tengah penganiayaan dan kesulitan-kesulitan. Akan ada suatu masa di masa depan di saat Allah akan menegakkan kerajaanNya secara sempurna. la akan menghapus segala air mata, maut, perkabungan, ratap tangis dan dukacita sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu (Wahyu 21:4). 

Kedua, Allahlah yang mempunyai kuasa untuk memerintah segala sesuatu. Meskipun seorang manusia memiliki kuasa yang sangat besar, kekuasaan serta kemuliaannya bersifat terbatas. Manusia adalah ciptaan yang fana. Kehadirannya di dunia ini ada di bawah kekuasaan serta kedaulatan Allah. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk memegahkan diri. 


Catatan: 
Semua iklan yang terdapat pada website dan tulisan ini tidak ada hubungannya dengan timothysaragi.com. 

Dapatkan update artikel terbaru dari timothysaragi.com. Mari bergabung di Channel WhatsApp atau "timothysaragi.com Artikel Update", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VapB7ASBVJlBihjSSW2q, kemudian join. Atau di Channel Telegram, caranya klik link https://t.me/timothysaragicomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 


0

Posting Komentar