Khotbah Minggu 15 Desember 2024 Minggu Advent Ketiga tertulis dalam Kitab Lukas 1 ayat 26 - 38. Mari kita perdalam pemahaman kita terhadap Perikop Khotbah ini. Sesuai dengan Almanak Gereja kita yang menjadi tema Khotbah adalah "Engkau Beroleh Kasih Karunia Allah." Mari kita ikuti pembahasannya.
Pendahuluan
Minggu Advent adalah minggu penantian akan kelahiran Anak Allah di dunia ini. Inilah Minggu yang Ketiga di mana kita melaksanakan ibadah penantian itu. Suatu hal yang sangat penting kita renungkan di dalam kehidupan kita bahwa melalui kelahiran Anak Allah di dunia ini, kita dipanggil untuk menerima Kasih Karunia Allah. Melalui khotbah ini Firman Allah mengatakan: "Engkau beroleh Kasih Karunia Allah."
Pembahasan
Jangan Takut
Selama hidupnya tidak pernah terpikirkan oleh Maria dia akan dikunjungi oleh malaikat Tuhan, Gabriel. Sebab Maria tahu bahwa bila Tuhan menyuruh malaikatNya mengunjungi seseorang di dunia ini, itu berarti kunjungan yang sangat spesial, sebab Tuhan akan menyampaikan rencana yang akan dilakukanNya di dunia ini. Maria menyadari bahwa dia bukanlah seorang yang spesial, melainkan seorang perempuan dara yang biasa saja. Oleh sebab itu kunjungan malaikat kepadanya pasti mengejutkannya. Memang jika kita renungkan bahwa kehadiran Tuhan di dunia ini adalah sesuatu yang sangat spesial bagi setiap orang percaya. Kita adalah orang yang spesial bagi Tuhan.
Kemudian malaikat itu mengatakan "Jangan takut hai Maria!" Malaikat Gabriel tahu bahwa berita yang akan disampaikannya, pasti bertentangan dengan yang dipikirkan oleh Maria. Hal itu sangat benar dan benar-benar menakutkan bagi seorang anak dara. Malaikat itu mengatakan bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan seorang Anak Laki-laki, hendaklah engkau menamai Dia Yesus.
Wajarlah kalau Maria takut mendengarkan berita ini, Dia seorang anak dara yang belum bersuami (ayat 34). Kalau itu benar terjadi maka dia akan dipermalukan oleh orang-orang Yahudi yang sangat mematuhi dan menjaga hukum perkawinan, dan akan menuduh Maria telah melakukan perjinahan. Di kalangan orang Yahudi jika ada dari antara mereka ketahuan melakukan perzinahan maka mereka akan memberlakukan hukuman rajam (dilempari dengan batu hingga mati bagi orang yang berzinah, bdk. Johanes 8:1-11). Di samping itu, secara moral Maria harus mempertanggungjawabkan perilakunya kepada keluarga dan tetangga, dia akan mendapat malu termasuk keluarganya. Hal inilah yang membuat Maria takut.
Di dunia ini, manusia selalu dibayang-bayangi dengan ketakutan, manusia takut dengan terjadinya bencana alam seperti banjir bandang, kebakaran, gempa bumi dan juga takut jika terjadi perang, takut jika jatuh sakit dan takut akan kematian. Secara umum manusia sangat takut jika diperhadapkan kepada kematian, walaupun itu sudah menjadi bagian yang harus diterima oleh setiap orang yang hidup.
Tidak sedikit orang yang karena mengalami ketakutan, jadi mengandalkan kekuatannya dan pikirannya sendiri dan akhirnya mereka pergi mencari jalan yang sesat yang menurutnya dapat menolong dan memberi kepuasan terhadap mereka sendiri dengan mencari kekuatan dan kuasa-kuasa dari dunia ini, melakukan praktik-praktik okultisme serta meminta pertolongan dan menyembah allah lain.
Ketika orang Israel keluar dari tanah Mesir, dalam perjalanannya melewati padang gurun mereka takut dan bersungut-sungut karena mereka merasa lapar dan haus. Kemudian mereka menyatakan ketidakpuasaan mereka kepada kepemimpinan Musa dan juga kepada Allah dan akhirnya mereka menyembah berhala, kemudian Allah pun murka terhada Israel (Keluaran 32:7-10). Ketika Allah sudah murka, maka tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan diri dari murka Tuhan. Demikian juga halnya yang terjadi atas Petrus, dia memohon kepada Tuhan supaya dia boleh datang menjumpai Tuhan dan berjalan di atas air. Tuhan izinkan permintaan Petrus, namun setelah dia melangkah di atas air, kemudian dia merasakan tiupan angin takutlah dia dan mulai tenggelam (Matius 14:22-33). Petrus lebih takut kepada tiupan angin dari pada tetap yakin kepada Tuhan sehingga dia pun mau tenggelam. Ketakutan akan membuat kita tenggelam oleh dunia ini.
Berbeda dengan Maria, ketika ketakutan itu terjadi atas hidupnya, dia tidak mencari jalan dengan pikirannya sendiri, tetapi dia menyerahkan hidupnya seturut dengan apa yang disampaikan Allah melalui malaikat Gabriel. Dari sini kita lihat bahwa Maria ini adalah seorang perempuan dara yang sangat yakin dengan tuntunan Tuhan. Dia lebih mendengar dan mengikuti tuntunan Tuhan dari pada aturan-aturan perkawinan orang Yahudi yang menakutkan baginya, Ulangan 28:1 "Jika engkau baik-baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu dan melakukan dengan setia segala perintahNya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan Allahımıu akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.
Rancangan Tuhan selalu baik bagi orang yang mendengarkan serta melakukan perintah Nya, oleh sebab itu jangan takut mengikut Tuhan karena semua kita akan beroleh Kasih KaruniaNya. Kita tidak akan pernah tenggelam oleh dunia ini jika kita tetap yakin akan Kasih karunia Tuhan Yesus kepada kita.
Bagi Tuhan Tidak Ada yang Mustahil.
Malaikat Gabriel memberitahukan semua rencana Allah terhadap Maria, ketika Maria menjawab bagaimana hal itu mungkin terjadi karena aku belum bersuami, maka jawab malaikat itu; Roh Kudus akan turun atasmu, dan kuasa Allah akan menaungi engkau; sebab itu anak yang engkau lahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.
Ini menunjukkan bahwa Yesus yang lahir itu sesungguhnya Anak Allah yang Kudus, Dia bukan terlahir oleh karena hubungan biologis antara lelaki dengan perempuan seperti kelahiran manusia di dunia ini. Tetap sesungguhnya Maria mengandung oleh Roh Kudus yang turun atas Maria serta Allah sendiri menaunginya. Hal Ini sesungguhnya tidak akan bisa diterima logika manusia, bagi manusia adalah mustahil seorang perempuan dapat mengandung tanpa perkawinan.
Kemudian Malaikat Gabriel juga memberitahukan kepada Maria bahwa Elisabeth saudaranya yang sudah tua dan mandul telah mengandung seorang anak laki-laki inilah bulan yang ke enam. Elisabeth sendiri juga sadar akan dirinya sendiri yang mandul dan juga sudah tua dan tidak memungkinkan lagi untuk mengandung.
Tetapi kita melihat di sini Pekerjaan Allah itu jauh melampaui pengertian kita, manusia tidak akan pernah mampu memikirkan tentang Allah dan rancanganNya. Dan Allah sendiri mengatakan rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu (Jesaya 55:8). Yang pasti Tuhan melakukan sesuai dengan rencanaNya dan semua yang direncanakan Tuhan tidak pernah gagal dan juga Tuhan tidak pernah salah melaksanakan rancanganNya. Semua dilakukan Tuhan untuk kebaikan kita umat manusia.
Marilah kita, umat Tuhan melihat bagaimana Tuhan bekerja atas hidup Maria dan juga Elisabeth. Mustahil mereka berdua yang bersaudara sesungguhnya akan mengalami sebagaimana yang dikatakan malaikat Itu, namun mereka sendiri meresponinya dengan merendahkan hatinya di hadapan Tuhan dan mempersilahkan Tuhan bekerja atas mereka. Pekerjaan Tuhan memberikan kedamaian dan hati yang penuh suka cita kepada Maria dan Elisabeth.
Dalam perjalanan hidup kita sering sekali terjadi hal-hal yang tidak seiring dengan keinginan kita, yang kadang-kadang membuat kita kecewa. Namun jika kita melihat bagaimana Maria dan Elisabeth yang sudah beroleh Kasih karunia Tuhan maka kita juga perlu merendahkan hati dan mendengarkan suara Tuhan. Ketika suara Tuhan yang menjadi tuntunan bagi hidup kita maka kita pun akan beroleh kasih karunia.
Kesimpulan dan Refleksi
Kasih Karunia itu sudah datang ke dunia ini di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Yohanes 3:16 "Karena begitu besar Kasih Allah akan dunia ini sehingga la mengaruniakan AnakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal."
Peristiwa itu sudah terjadi dua ribu tahun yang silam, para Rasul dan hamba-hamba Tuhan sudah memberitakannya kepada kita, bahwa kita juga dipanggil untuk menerima Kasih Karunia itu. Kasih Karunia itulah yang menyelamatkan kita dari kematian selama-lamanya oleh karena dosa-dosa kita. Kita diampuni dan diselamatkan hanya oleh Kasih karuniaNya. Marilah kita hidup di dalam Kasih karunia itu seperti Maria dan Elisabet. Jika kita melihat kehidupan perempuan yang bersaudara itu, mereka adalah orang yang beriman dan tulus hatinya mendengar dan mengikuti kehendak Tuhan. orang yang telah menerima Kasih Karunia Tuhan, hidupnya akan mengalami perubahan dan akan tetap setia mengikut Tuhan. Amin.
Posting Komentar