wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Epistel Minggu 25 Mei 2025 - Kisah Para Rasul 16 ayat 19-34

Epistel-Minggu-25-Mei-2025-Kisah-Para-Rasul-16-ayat-19-34-Berdoa-untuk-Kesejahteraan

Epistel Minggu 25 Mei 2025 Minggu Rogate tertulis dalam Kitab Kisah Para Rasul 16 ayat 19 - 34. Mari kita perdalam pemahaman kita terhadap Perikop Epistel ini. Sesuai dengan Almanak Gereja kita yang menjadi tema Epistel adalah "Berdoa untuk Kesejahteraan." Mari kita ikuti pembahasannya. 

Pendahuluan 

Paulus dan rekan sepelayanannya, Silas, sedang berada dalam perjalanan misi penginjilan kedua mereka, yang mencakup wilayah Asia Kecil, Yunani dan Roma. Saat itu, mereka berada di kota Filipi, sebuah koloni Romawi di timur laut Makedonia. Paulus biasa mendatangi tempat-tempat berkumpulnya orang Yahudi untuk berdoa dan memberitakan Injil di sana. Di salah satu perkumpulan itu, Paulus bertemu dengan seorang hamba perempuan yang memiliki roh tenung. Perempuan ini bekerja untuk beberapa tuan, dan dari tenungan-tenungannya, para tuannya memperoleh penghasilan besar (ayat 16).

Beberapa waktu lamanya, perempuan ini terus mengikuti Paulus (ayat 18) sambil berseru bahwa Paulus adalah hamba Allah Yang Mahatinggi yang memberitakan jalan keselamatan. Paulus akhirnya tidak tahan lagi dengan gangguan tersebut dan mengusir roh itu dari dalam diri perempuan tersebut. Setelah roh itu keluar, perempuan itu tidak dapat menenung lagi, dan sebagai akibatnya, para tuannya marah karena kehilangan sumber penghasilan mereka. Ketika mereka sadar bahwa harapan akan keuntungan lenyap, mereka menangkap Paulus dan Silas, dan menyeret mereka ke pasar untuk dihadapkan kepada para penguasa. Mereka menuduh Paulus dan Silas telah mengacaukan kota Filipi dan menyebabkan mereka dipenjara. Sebelum dimasukkan ke dalam penjara, Paulus dan Silas terlebih dahulu mengalami penderaan yang berat. Semua ini terjadi sebagai konsekuensi dari pengusiran roh tenung yang mereka lakukan. 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Pembahasan 

Karena mengusir roh tenung dari perempuan itu, Paulus dan Silas ditangkap dan digiring menghadap para pembesar kota. Mereka dituduh membawa ajaran yang mengganggu ketertiban kota, karena mereka adalah orang Yahudi yang mengajarkan adat-istiadat yang tidak sesuai dengan kebiasaan orang Roma (ayat 20). Tuduhan itu memicu kemarahan orang banyak yang kemudian ikut bangkit menentang mereka. Pembesar kota memutuskan untuk memenjarakan Paulus dan Silas. Sebelumnya, mereka menyuruh pakaian keduanya dikoyakkan dan mendera mereka berkali-kali, lalu melemparkan mereka ke dalam penjara dengan penjagaan ketat. Kepala penjara diperintahkan untuk mengawasi mereka dengan sungguh-sungguh. 

Keadaan yang dialami Paulus dan Silas sungguh berat. Mereka dipenjara bukan karena kesalahan, melainkan karena ketidaksukaan orang lain terhadap tindakan benar yang mereka lakukan. Di dalam penjara, tubuh mereka terluka, perih dan sakit karena penderaan. Mereka ditempatkan di ruangan paling tengah dan kaki mereka dibelenggu dalam pasungan yang kuat. Namun, Paulus dan Silas tidak gentar. Mereka tetap berharap kepada Tuhan. 



Kira-kira tengah malam, Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah. Para tahanan lain mendengarkan mereka. Di tengah doa dan pujian itu, terjadilah gempa bumi hebat yang mengguncangkan sendi-sendi penjara. Semua pintu terbuka dan belenggu para tahanan terlepas. Para tahanan memiliki kesempatan sempurna untuk melarikan diri karena tidak ada lagi yang mengikat mereka. Kepala penjara yang terjaga dari tidurnya melihat pintu-pintu penjara terbuka. Ia mengira para tahanan telah melarikan diri. Karena takut akan hukuman berat, ia hendak bunuh diri dengan pedangnya. 

Namun, Paulus dan Silas tidak berusaha melarikan diri. Mereka melihat apa yang hendak dilakukan kepala penjara dan segera mencegahnya. Dengan suara nyaring Paulus berseru, “Jangan celakakan dirimu, kami semua ada di sini” (ayat 28). Kepala penjara segera mengambil suluh dan masuk ke dalam penjara. Ia melihat Paulus dan Silas masih di tempatnya. Gemetar, ia tersungkur di hadapan mereka. Ia membawa mereka keluar dan berkata, “Tuan-tuan, apa yang harus aku perbuat supaya aku selamat?” Pertanyaan ini menunjukkan betapa pentingnya keselamatan bagi kepala penjara, terlebih karena ia bertanggung jawab atas para tahanan. Terbukanya pintu-pintu penjara membuatnya merasa bersalah dan takut menerima hukuman. 

“Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu” (ayat 31). Inilah jawaban yang diberikan Paulus dan Silas. Mereka lalu memberitakan firman Tuhan kepada kepala penjara dan semua orang di rumahnya. Pada malam itu juga, kepala penjara membasuh luka-luka Paulus dan Silas. Ia dan seisi rumahnya memberi diri dibaptis. Kemudian ia menjamu mereka di rumahnya. Ia sangat bersukacita karena ia dan keluarganya telah menjadi percaya kepada Allah. Firman yang diberitakan Paulus telah mengubah hidupnya. Ia menunjukkan kasih dengan merawat luka mereka, dan dengan penuh iman meminta agar dirinya dan keluarganya dibaptis. 

Paulus dan Silas menunjukkan ketaatan dan kesetiaan mereka kepada Allah, bahkan di tengah penderitaan. Mereka memuliakan Kristus bukan hanya melalui pemberitaan, tetapi juga melalui sikap hidup dan pengalaman mereka sehari-hari. Fisik mereka memang dipenjarakan dan dipasung, namun iman mereka tetap merdeka. Doa dan pujian mereka kepada Tuhan memunculkan mukjizat besar. 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Kesimpulan dan Refleksi 

Melalui kisah Paulus dan Silas ini, kita belajar bahwa situasi dan kondisi yang tidak menyenangkan, bahkan dalam keadaan terpenjara, tidak menghalangi kita untuk tetap bersukacita dan berpengharapan kepada Tuhan. Doa dan pujian kepada Tuhan memiliki kuasa untuk menghadirkan mukjizat. Ini seringkali nyata juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Doa dan pujian menjadi kekuatan dan harapan di segala waktu. Inilah cara kita berkomunikasi dengan Tuhan dan mengakui kuasa-Nya untuk menolong. Teladan ini menginspirasi kita dalam menghadapi tantangan, penderitaan dan kesulitan hidup. Melalui doa dan pujian, kita bersaksi bahwa Tuhan mendengar setiap seruan umat-Nya. Dalam kesulitan, kita tidak pernah sendirian. Tuhan senantiasa menyertai. Sukacita orang percaya tidak tergantung pada keadaan lahiriah; bahkan penganiayaan tidak dapat menghapus damai sejahtera dan sukacita yang dari Tuhan. 

Paulus hidup dalam kasih karunia Yesus Kristus. Perjalanan pelayanannya tidak selalu mudah. Ia menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan, namun ketekunannya dalam memberitakan Injil menjadi teladan. Dalam situasi terburuk pun, kasih karunia Allah tetap tersedia bagi mereka yang setia dan hidup dalam kehendak-Nya. Penjara tidak membuat Paulus takut ataupun berhenti memberitakan Injil. Justru peristiwa itu menguatkannya untuk semakin giat melayani. Ia sadar bahwa penderitaan yang ia alami bukan karena kesalahan pribadi, melainkan sebagai bagian dari karya Kristus dalam hidupnya. Penjara tidak dapat membatasi karya Kristus. Penganiayaan dan penjara menjadi sarana bagi Tuhan untuk menyelamatkan kepala penjara dan keluarganya. Paulus dan Silas tidak gentar, tetapi semakin bersemangat memberitakan Injil. Mereka yakin akan pimpinan dan kuasa Tuhan dalam pelayanan mereka. Dalam menghadapi tantangan, mereka tidak menyalahkan Tuhan, tetapi percaya bahwa Tuhan mampu membuka jalan yang tampaknya sudah tertutup. Paulus dan Silas mungkin punya rencana yang baik, tetapi Tuhan memiliki rencana yang jauh lebih baik. 

Keteguhan hati Paulus dan Silas untuk senantiasa berpegang pada kebenaran dan kehendak Tuhan hendaknya juga menjadi perjuangan kita dalam kehidupan sehari-hari. Kiranya hidup kita pun menjadi kesaksian yang hidup, yang dapat dilihat dan menguatkan banyak orang. Amin. 


Catatan: 
Semua iklan yang terdapat pada website dan tulisan ini tidak ada hubungannya dengan timothysaragi.com. 

Dapatkan update artikel terbaru dari timothysaragi.com. Mari bergabung di Channel WhatsApp atau "timothysaragi.com Artikel Update", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VapB7ASBVJlBihjSSW2q, kemudian join. Atau di Channel Telegram, caranya klik link https://t.me/timothysaragicomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 


Posting Komentar

Posting Komentar