wvsOdYmDaT9SQhoksZrPLG0gYqduIOCNl12L9d9t
Bookmark

Epistel Minggu 22 Juni 2025 - Mazmur 42 ayat 1-12

Epistel-Minggu-22-Juni-2025-Mazmur-42-ayat-1-12-Yesus-Menaklukkan-Roh-Jahat

Epistel Minggu 22 Juni 2025 Minggu 1 Setelah Trinitatis tertulis dalam Kitab Mazmur 42 ayat 1 - 12. Mari kita perdalam pemahaman kita terhadap Perikop Epistel ini. Sesuai dengan Almanak Gereja kita yang menjadi tema Epistel adalah "Yesus Menaklukkan Roh Jahat." Mari kita ikuti pembahasannya. 

Pendahuluan 

Setiap orang pasti pernah mengalami pergumulan dalam hidup. Pergumulan itu berbeda-beda bagi setiap orang—ada yang ringan, ada pula yang berat. Bentuknya pun beragam: persoalan keluarga, pasangan hidup, pekerjaan, ekonomi, kesehatan, relasi dengan sesama, tekanan dari orang lain, fitnah, cemoohan, bahkan kuasa roh jahat dan lain sebagainya. 

Ketika pergumulan datang, pertanyaannya adalah: apa yang Bapak/Ibu dan Saudara/i lakukan? Hari ini kita akan belajar dari para imam—yaitu Bani Korah. Bani Korah adalah kelompok imam Yahudi yang salah satu tugas utamanya adalah menyanyikan puji-pujian kepada Tuhan dalam ibadah-ibadah. 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Pembahasan 

Pergumulan yang dialami oleh Bani Korah adalah peristiwa pembuangan ke Babel. Saat itu, mereka mengalami tekanan yang sangat berat. Hal ini tergambar dari lirik nyanyian mereka: "Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: Di mana Allahmu?" Orang Babel mengolok-olok mereka, karena bangsa Yahudi telah dikalahkan dan dibuang ke negeri asing. Bani Korah adalah keturunan imam yang bertugas memimpin puji-pujian dalam peribadahan Yahudi.

Bagi orang Babel, kekalahan bangsa Yahudi dan pembuangan itu adalah tanda bahwa Allah mereka kalah dan tak berdaya.

Bagi Bani Korah, pembuangan adalah situasi keterasingan yang mendalam—secara rohani, fisik, dan sosial. Terasing secara rohani karena merasa doanya tidak dijawab Allah. Terasing secara fisik karena tidak lagi bisa menjalankan tugas pelayanan di rumah Tuhan. Terasing secara sosial karena mereka direndahkan dan diolok-olok. Pergumulan ini membuat mereka berkata: “Jiwaku tertekan.” Ini adalah bentuk pergumulan yang sangat dalam—jiwa sampai merasa tertekan.

Menariknya, dalam keadaan berat itu, Bani Korah justru mengangkat nyanyian pujian yang sarat pengajaran. Melalui nyanyian tersebut, mereka meneguhkan semangat dan mengajarkan sesuatu kepada umat. Mereka mampu memotivasi diri sendiri dan juga orang lain. 



Nyanyian pengajaran mereka menunjukkan bahwa jiwa mereka merindukan dan haus akan Allah—“seperti rusa yang merindukan sungai yang berair.” Kerinduan itu mereka nyatakan melalui keinginan datang ke rumah Allah, bersorak-sorai, menyanyikan syukur, mengadakan perayaan, dan berdoa siang malam. Mereka mengingat kasih setia dan kebaikan Allah, memohon pertolongan-Nya, dan menegaskan tekad untuk tetap setia kepada Allah, satu-satunya penolong dan gunung batu mereka. 



Nyanyian itu menyatakan bahwa hanya dekat dengan Allah, mereka memperoleh ketenangan dan damai sejahtera.

Pergumulan itu tidak memisahkan Bani Korah dari Allah, justru makin mendekatkan mereka kepada-Nya. Mereka percaya bahwa kasih Allah tidak pernah berubah, dan pertolongan-Nya pasti datang.

Bagaimana dengan Bapak/Ibu dan Saudara/i sekalian? Ketika mengalami pergumulan, apakah kita meragukan kuasa Allah? Apakah kita malah menjauh dari ibadah dan persekutuan jemaat? Seharusnya, seperti Bani Korah, kita justru semakin merindukan Allah. Kita yakin dan percaya bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang setia. Ia akan menolong dan memberi kekuatan untuk menghadapi segala pergumulan.

Kuasa Allah jauh melebihi segala pergumulan yang kita alami. Bahkan, Tuhan sering mengizinkan pergumulan untuk menguji iman dan kesetiaan kita sebagai anak-anak-Nya. 


Advertisement - Scroll untuk terus membaca postingan.

Kesimpulan dan Refleksi 

Tidak ada kuasa yang lebih besar daripada kuasa Allah. Seperti dikisahkan dalam Lukas 8:26–39, tentang Yesus yang mengusir roh jahat dari orang Gerasa. Orang itu dirasuki banyak roh jahat, tetapi semuanya tunduk kepada Yesus. Dengan kuasa-Nya, Yesus membebaskan orang Gerasa dari pergumulan dan penderitaannya.

Ketika Bapak/Ibu dan Saudara/i mengalami pergumulan—baik ringan maupun berat, bahkan hingga merasa tertekan dalam jiwa—jangan fokus pada masalahnya, tetapi arahkan hati kepada kasih dan kuasa Allah. Ingatlah segala kebaikan-Nya yang telah memelihara hidup kita.

Renungkan kasih dan pengorbanan Yesus yang menyerahkan nyawa-Nya di kayu salib untuk kita.

Yesus sendiri berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28).

Ini adalah undangan bagi semua orang yang lelah oleh persoalan hidup, kuasa roh jahat, dan beban dosa. Dengan datang kepada-Nya, berdoa, bersyukur, hidup taat, dan melakukan firman-Nya, maka Ia akan membebaskan dan memberi perhentian, kedamaian, serta Roh Kudus-Nya sebagai penuntun kita.

Segala pencobaan dan persoalan hidup dapat ditanggung dengan pertolongan dan kasih karunia Allah. Maka marilah, kita menunjukkan kerinduan jiwa kepada Allah, sebagaimana Bani Korah memotivasi diri melalui nyanyiannya:

“Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku” (Mazmur 42:6).

Bersama Allah, kita menjalani hidup dan pasti menang menghadapi segala pergumulan. Amin. 


Catatan: 
Semua iklan yang terdapat pada website dan tulisan ini tidak ada hubungannya dengan timothysaragi.com. 

Dapatkan update artikel terbaru dari timothysaragi.com. Mari bergabung di Channel WhatsApp atau "timothysaragi.com Artikel Update", caranya klik link https://whatsapp.com/channel/0029VapB7ASBVJlBihjSSW2q, kemudian join. Atau di Channel Telegram, caranya klik link https://t.me/timothysaragicomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 


0

Posting Komentar